Selasa, April 12, 2011
0
BANGKOK-(IDB): Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva pada Ahad mengatakan, peninjau Indonesia tidak dapat ditempatkan di wilayah sengketa dekat candi Preah Vihear, yang diperebutkan antara Thailand Dan Kamboja.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong menyampaikan kekecewaaannya pada Sabtu di Jakarta. Pasalnya, pemerintah Bangkok menolak untuk menempatkan peninjau Indonesia di wilayah sengketa dengan mengatakan, bahwa Thailand harus menghargai peran Indonesia dalam perundingan karena pemerintah Indonesia telah mendapat dukungan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Thailand dan Kamboja hingga saat ini belum memiliki pandangan yang sejalan tentang pengiriman peninjau Indonesia ke wilayah sengketa yang menjadi keinginan Indonesia sebagai ketua Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk menjadi penengah atas pertikaian tersebut sementara Thailand menyiapkan penawaran fasilitas sehingga perundingan dapat berlanjut," kata Abhisit.
PM Thailand ini mengatakan, "peninjau asal Indonesia tak bersenjata bisa dikirim" namun perlu perundingan lebih lanjut mengenai wilayah penempatan mereka.
"Sebelumnya kedua negara setuju bahwa 15 peninjau asal Indonesia dapat ditempatkan di Thailand dan 15 lagi ditempatkan di wilayah Kamboja, namun perundingan yang baru diperlukan jika Kamboja menginginkan para peninjau ditempatkan di kawasan sengketa seluas 4,6 kilometer persegi itu dan Indonesia juga harus memperhitungkan masalah tersebut," tambah Abhisit.
Abhisit menyatakan optimismenya bahwa penyelesaian sengketa dapat dituntaskan oleh kedua negara, Abhisit mengatakan bahwa Thailand juga "tulus" dalam menyelesaikan masalah yang berkepanjangan tersebut.
Dikatakannya bahwa perundingan dua hari di Bogor, Indonesia, yang berakhir pada Jumat menyimpulkan Thailand dan Kamboja mengingini pengambilan foto kawasan perbatasan yang dipersengketakan dalam menyelesaikan pertikaian.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Thailand saat pertemuan di Bogor mengatakan, kedua pihak menyepakati pengikutsertaan pihak ketiga guna memperoleh foto kawasan tersebut.
Pada awalnya salah satu perusahaan asal Jepang, Australia dan Denmark akan dipilih untuk melakukan pemotretan tersebut sementara kedua pihak akan memutuskan perusahaan mana yang memiliki teknologi yang paling sesuai, kata Kemlu Thailand.
Pertikaian antara tentara Kamboja dan Thailand terjadi di sekitar candi Preah Vihear dan kawasan sekitarnya dengan sengit.
Seperti diketahui, pada 1962, Mahkamah Internasional menetapkan bahwa candi abad ke-11 itu milik Kamboja. Selain itu pada 2008, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya PBB (UNESCO) mengakuinya sebagai situs Warisan Dunia setelah Kamboja mendaftarkan statusnya.
Kamboja mengajukan rencana pengelolaan bagi candi tersebut pada 2010 kepada Dewan Warisan Dunia UNESCO yang telah menangguhkan keputusannya hingga pertemuan mereka di Bahrain dilaksanakan pada Juni 2011.

Sumber: Global

0 komentar:

Posting Komentar