JAKARTA-(IDB) : Komisi Pertahanan DPR menyatakan Indonesia batal membeli delapan unit
helikopter serbu canggih dari Amerika Serikat, Apache Longbow. DPR
beralasan harga Apache terlalu mahal.
"Bukannya tidak mendukung TNI, tapi kami memprioritaskan anggaran," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, saat dihubungi Tempo, Kamis, 18 April 2013.
Untuk pembelian alat sistem pertahanan Angkatan Darat, dia menambahkan, diprioritaskan tank tempur utama Leopard. "Lagi pula tank ini kan baru, diprioritaskan."
Batalnya pembelian Apache bukan berarti Indonesia tak jadi membeli helikopter serbu. Indonesia kini mengalihkan pandangan kepada 16 helikopter Bell buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Menurut Hasanuddin, ini karena harga Bell lebih murah ketimbang Apache. "Memang Bell tidak sehebat Apache, tapi kita belum mendesak untuk beli Apache," kata dia.
Saat ditanya apakah pembelian Apache dibatalkan karena ada kontrak dengan PT DI, politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menjawab tidak. Dia bersikeras masalah utamanya adalah harga yang kemahalan.
"Lagi pula kalau beli produk PT DI, kita ikut mengembangkan industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.
Pemerintah Amerika Serikat pernah menawarkan untuk menjual delapan helikopter AH-64 D Longbow Apache kepada Indonesia. Produk tempur bikinan Boeing ini memang sudah termasyhur di dunia lantaran sukses dalam banyak misi Angkatan Darat Amerika Serikat.
"Bukannya tidak mendukung TNI, tapi kami memprioritaskan anggaran," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, saat dihubungi Tempo, Kamis, 18 April 2013.
Untuk pembelian alat sistem pertahanan Angkatan Darat, dia menambahkan, diprioritaskan tank tempur utama Leopard. "Lagi pula tank ini kan baru, diprioritaskan."
Batalnya pembelian Apache bukan berarti Indonesia tak jadi membeli helikopter serbu. Indonesia kini mengalihkan pandangan kepada 16 helikopter Bell buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Menurut Hasanuddin, ini karena harga Bell lebih murah ketimbang Apache. "Memang Bell tidak sehebat Apache, tapi kita belum mendesak untuk beli Apache," kata dia.
Saat ditanya apakah pembelian Apache dibatalkan karena ada kontrak dengan PT DI, politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menjawab tidak. Dia bersikeras masalah utamanya adalah harga yang kemahalan.
"Lagi pula kalau beli produk PT DI, kita ikut mengembangkan industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.
Pemerintah Amerika Serikat pernah menawarkan untuk menjual delapan helikopter AH-64 D Longbow Apache kepada Indonesia. Produk tempur bikinan Boeing ini memang sudah termasyhur di dunia lantaran sukses dalam banyak misi Angkatan Darat Amerika Serikat.
Sumber : Tempo
gak apa2 lah itu juga hasil karya anak bangsa...
BalasHapusitung2 membuka lapangan pekerjaan dalam negeri....
Bell 412 bisa ngangkut pasukan.coba di dandani kayak d Film Rambo di pasang roket FFAR n machine Gun+yg nyetir bisa kayak rambo.gak kalah sama Apache......
batal donk liat Film Black Hawk down versi Indonesia
BalasHapusKalo mahal beli heli serang Russia atau Italia kan lebih murahhh...
BalasHapusYang sabar aja ya TNI..., nggak apa2 kita beli dulu buatan anak negeri, Seperti yang Bapak TB bilang "LAGI PULA INI BELUM MENDESAK"...
saya rasa bell bisa didandanin untuk mengangkut 4 ATAKA,4 R-han 122 versi HEAT, 16 FFAR dan 1 gatling 12,7, gak kalah sangar dibanding Apache, cuman perlu menambah radar dan pembidik saja, pindad pasti bisa
BalasHapusApache 2 biji aja ga pa2, pak!...
BalasHapusboros!, mendingan untuk riset attack helikopternya lalu buat produksi dalam negeri pinter berstrategi dong
BalasHapuslangkah yang cerdas jika beli produk PTDI sekaligus beri nafas panjang buat PTDI. tapi waspada ada pihak2 yang mengkebiri alokasi dana tsb. cek dulu.. 1 unit apache kalo dituker bell 412 dapet brp? bell tsb dilengkapi roket gk? kalo dapat kosongan 16 unit blm paket snjata dan amunisi saya rasa gak bener juga.. harusnya bisa lebih dari itu.. mohon temen2 ikut menganalisa kebenaranya..dan silahkan ditambahkan. ^_^
BalasHapusLongbouw dibatalkan tapi diganti Bell PTDI, kedua heli ini memakai material yang harus didatangkan dari amrik.
BalasHapusberarti dari semula kita memakai dana FMS atau mendapat pinjaman lunak dari Amrik?
Sayang, biar bgaimana, kemampuan teknologi Longbow tak bisa diganti seratus Bell. ini kan sama saja tentara tak jadi diberi SS-2 tapi diberi seribu bambu runcing.
Bell itu tak memiliki FireControlRadar, tak mungkin bisa menenteng Hellfire 16 biji, mesinnya juga memiliki Infrared signature yang berbeda, mesil Longbow jauh lebih bandel.
Ya, akhirnya para Tetangga kita berhasil meredam efek gentar yang TNI inginkan dan lagi-2 yang di-inginkan tak terbeli, dan yang dibeli tak diinginkan. Nantinya dipakainya malas-2an, wong nggak ada faktor teknologi baru yang harus dipelajari/dicerna.
TB hasanuddin kayaknya perlu dikritisi...kebijakannya selalu melemahkan TNI...jangan2 agen malaysia atau aussie bercokol di dpr...
BalasHapusmanusia kalau goblok kebanyakan korupsi ya gini...kalau gak ada apache...ya ganti yg lain asal heli penyerang..mi35,super cobra,havoc,tiger....ini malah dibeli heli buat kejar layang layang...mending uang buat sewa pelacur aja sekalian...goblok..goblok..emang bisa apa heli gituan buat perang????
BalasHapusjangan hanya apache toh kemampuannya sama atau beda sedikit sama yg lain..ka 50/51 jugq boleh..atau yg lebih lincah dari apache heli serang buatan jerman -france AH 665 TIGER .....monggo di perhatikan atau atau tonton you tubenya ..asyiik bangat.
BalasHapusGak jadi apache beli bell wkwkwkwkwk dpr katrok.... Harusnya beli mi-35, gak nyambung apache ama bell wkwkwkwkwkwkw, dungu
BalasHapuskayanya kalau beli bell DPR dapat komisi tuh... biasaaa korupsi kerja'an sampingan.. wkwkwkwk
BalasHapus"Sudah saya duga dari awal, proyek apache hanya koar² doank nyenengin rakyat. Tp implementasinya NOL. Paraaaaah... Ga jelas...
BalasHapusTNI PUSING, PENONTON PUSING, YANG PALING PUSING MAKELAR APACHE, SOGOKAN UDAH BANYAK KELUAR, EEEH.. BATAL, SUKURIN LUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUH...
BalasHapusMangkanya nyari untung jangan kebangetan,
BalasHapusmasa 1,4m usd cuma 8 AH64 D jadul, lhaaa..,korsel 1,5m usd bisa dapet 36 AH64 seri E lagiih..
KAN APE ANE BILANG KITA ITU BIASA DG SESUATU YG NOMER 2&3,KITA AKAN BANGGA DG KEKALAHAN KARENA ITU DIDIKAN LONDO YG TERUS DIWARISKAN... ...MENGENAI MAKELAR APACHE KITA GANTUNG DIMONAS.
BalasHapusHalaaaah komen nya kaya pernah nyobain naik apache aja!!! Jgn2 indo hanya korban iklan!!!
BalasHapustemen makelarnye kesinggung tuh!
BalasHapusGantinya PANTSYR & S400.. kalau tidak mau kehilangan air superiority.. TB Hasanudin tu bukan eks tentara masa kini, dia eks tentara VOC, taunya meriam sundut...
BalasHapusterus nasib 20 blekok gimana?
BalasHapusSudahlah yang penting kita bersyukur karena ngga jadi beli Apache yg tentu saja marjin penjualanny yg cukup besar dipajaki sm pemerintah US dan akhirnya pajaknya buat biaya perang njajah negara lain ato buat bekingin zionis...
BalasHapuskalo beli terus kapan bisa bikin heli serang di pt.di, padahal pt.di komitmen bisa membuat heli serang.
BalasHapusKabarnya heli serang akan mengadopsi basic dari heli bell 412 (gandiwa), nah kalo memang kita berniat untuk maju dan mau berusaha keras, maka anggaran yang besar itu boleh juga untuk mengembangkan heli serang versi pt.di. toh nantinya kita bisa beli dengan tot dari negara lain selain usa kan.
maju terus pt.di
Jangan takut sm amrik kalo belanja senjata ke china mau pun rusia.....di sana banyak model helikopter tempur yg lbh murah dan berkwalitas ....dapat kredit lg!
BalasHapusbetol..betol..betol..., pt.di sudah mampu membuat heli bell 412 ep yang mampu mengangkut 10 personel dan 3 ton beban lainnya. Ini sebagai modal untuk mengembangkan heli serang buatan pt.di.
BalasHapusBila beban 3 ton saja bisa diangkat, dan body heli disempitkan(pipih) maka kemampuan daya angkutnya semakin besar(nambah). Ini tinggal diberi payload maka sudah bisa gendong berbagai jenis rudal dan atgm.
Saya setuju bila untuk saat ini anggaran apache masuk ke pt.di buat heli serang GANDIWA dengan basic dari Heli Bell 412 EP.
Apalagi PT.DI sekarang bekerjasama dengan Eurocopter untuk membuat Heli EC725 Cougar Multi-Mission yang juga bisa gendong berbagai jenis Rudal, Roket termasuk ATGM. Dengan demikian maka teknologi Heli EC725 bisa diadopsi ke Heli serang PT.DI nantinya.
Aku Dukung terus buat PT.DI...maju terus pantang mundur.
Kok Kayaknya gak Nyambung, dari "Apache" ke "Bell 412"
BalasHapusDesign Development
Helikopter tempur GANDIWA adalah helikopter dengan konfigurasi 2 orang crew (1 orang pilot dan 1 orang co-pilot/gunner) dengan posisi tandem. Helikopter ini memiliki dua buah engine dan satu buah dengan empat bilah composite bearingless rotor utama (main rotor) dan satu buah rotor ekor (tail rotor). Helikopter ini dilengkapi juga dengan wing pylon untuk mensupport persenjataan yang dibawanya.
Dirgantara Combat Helicopter GANDIWA dikembangkan dengan memakai base helicopter Bell412. Modifikasi utama dilakukan dengan merubah konfigurasi dari konfigurasi side-by-side, menjadi konfigurasi tandem. Selain itu dilakukan desain support untuk senjata-senjata yang akan dibawa.
Main rotor, tail rotor, engine dan juga gearbox diusahakan tidak dilakukan perubahan besar dari basis helikopter. Avionik dan sistem diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan utama dari helikopter ini. Glass cockpit avionic system akan dipakai untuk memudahkan pilot dalam menjalankan misinya. Penambahan sistem senjata dan firing control juga menjadi hal utama yang dilakukan di dalam pengembangan helikopter ini.
Berat dan distribusi berat diusahakan tidak berubah banyak dari basis helikopter. Penumpang dan payload yang biasa dibawa oleh basis helikopter, diganti menjadi senjata dan amunisi pada helikopter tempur GANDIWA.
Dirgantara Combat Helicopter GANDIWA merupakan helikopter militer dengan peran utama sebagai helikopter tempur, dengan kemampuan menyergap target di darat, seperti musuh infanteri dan kendaraan lapis baja. Dikarenakan helikopter ini dilengkapi dengan persenjataan berat, kadang disebut juga sebagai gunship helicopter. Karena helikopter ini juga dapat dipakai untuk melakukan penyerangan, maka biasa disebut juga sebagai helikopter serang (attackt helicopter).
Senjata yang digunakan pada helikopter tempur ini dapat mencakup autocannons, machine-guns, roket, dan peluru kendali seperti Hellfire. Selain itu helikopter ini juga mampu membawa rudal udara ke udara, meskipun sebagian besar untuk tujuan pertahanan diri.
Secara umum, Dirgantara Combat Helicopter memiliki dua tugas utama:
Pertama, untuk memberikan dukungan udara secara langsung dan tepat bagi pasukan darat.
Dan kedua, sebagai anti-tank, dimana tugasnya adalah menghancurkan kendaraan lapis baja miilik musuh.
Nah kalau memang dialihkan keproduk PT.DI, seharusnya pengembangan Helikopter Serang "GANDIWA" dilakukan agar kemampuan PT.DI memproduksi guna memenuhi kebutuhan TNI dapat terrealisasi. Betul tidak..?????
yg jelas beda kelas dan kemampuan, masa apache dibanding bell, ganti aja pake heli rc bikinan china dikasih granat satu satu, jadi dapat ribuan heli , disamping ringan, lincah, gesit, mempunyai efek gentar yg mematikan........
BalasHapusAno atas ni super...hehe
BalasHapusUNTUNG GA JADI BELI APACHE...KLO JADI BISA RUGI BESAR..GPP BATAL YG PENTING KLO DA DAPET PESANAN PTDI KEMBANGIN GANDIWANYA..
BalasHapusLha kalo cuma beli bell mah percuma Kan bahannya dari amrik juga, mending beli heli dari beruang merah.
BalasHapusKecuali Kalo mau ngucurin dana buat gandiwa baru bagus.
Tapi ada satu kalimat yang gak enak "Belum mendesak"
Apa harus ada gejolak dulu baru beli???
kalau apache tdk jadi kenapa tidak pilih Kamov buatan rusia atau Mangusta buatan italia yg hargamya lebih murah
BalasHapus....Menurut Hasanuddin, ini karena harga Bell lebih murah ketimbang Apache. "Memang Bell tidak sehebat Apache, tapi kita belum mendesak untuk beli Apache," kata dia....
BalasHapusBeeuuhhh.... ntar giliran lagi butuh gara2x tetangga utara rese' malah ga di izinin sama kongres amrik...
hah... yang ade mah sakit ati di bully terus sama negri serumpun....
anggota dEpE'Er yang ngurusin Alutsista itu lulusan mana aza sih? mohon maaf sebelumnya saya pernah baca di koran X ada salah satu mantan artis yang duduk dikomisi X yang ngurusin tentang Alutsista.
BalasHapusSumpah saya sampe ngelus DADA laah ko bisaaa????
mbo' yoooooo yang duduk disana itu yang Ahli di bidangnya, biar tahu-ngerti-paham.
(maaf sekedar saran saja)
vena melinda yg jago goyang sex salsa...pernah lho duduk di komisi I...wakakakaka,inilah kalau dpr kalau belum disepak kepalanya pada ngelantur...katanya ketua komisi I jadi target incaran kpk
Hapusbuat apa heli?????layang2 dikasih air cabe juga bisa....mending kalau beneran beli gandiwa gak papa......tapi pertanyaannya..sejak kapan pt di pernah dikasih dana riset pengembangan????
BalasHapusmakin aneh..kalau konsepnya bell dikasih sayap....masih mending cougar modif sayap...kekuatan mesin lebih besar..jadi lebih mampu bawa rudal banyak...inilah kalau dpr kerjanya cuma ngemplang duit rakyat
BalasHapusKaya'nya jauh sekali bedanya antara Apache dengan Bell. Alasan logisnya apa kok langsung turun grade beli Bell
BalasHapusBatal beli Apache, mestix ganti Mi-35 aja. sekalian ngelengkapin yg udah ada. knp malah beli Bell..!!?? Goblok..goblok..
BalasHapusKalo Mikir anggaran, kan bisa ya beli heli dari rusia Aja. Selain murah toh bahan bajanya tebel banget.
BalasHapusOrang tentara kita aja pada demen heli buatan rusia.
Toh kalopun niatnya anggota DPR mau ngembangin industri pertahanan dalam negeri knapa gak support aja bantuan dana ke proyek gandiwa
jangan beli bell yg notabene kan juga bahan"nya dari amrik
HaH.... Tubagus Hasanuddin dari Wakil Ketua Komisi I DPR lagi ??
BalasHapusApache tipe D ??
Kenapa gak nanya sama kemenhan atau wamenhan ??
Wartawan bodrexkah ??
Bell over kill 1 awak megang ATGM 1 awak megang MG riibeeedd.. 1 awak pilot 1 awak copilot 1 awak tamu.. Huahahaha kom.1 DPR gak punya otak ??
Klo ingin membantu PT.DI kenapa gak gandiwa aja untuk kekuranganya bisa di cicil, tuh baru membantu PT.DI sedikit demi sedikit memjadi bukit...
KAGA MAU MAMPUS TUH ORANG, dpr klo lagi perang mungkin bisa pergi keluar negri atau bersembunyi dgn orang bayarannya. Lalu Bagaimana dengan rakyat Klo situasi sdg perang ??
Tanpa penderitaan Anda tidak punya kekuatan, tanpa kekuatan Anda tidak dapat memiliki apa-apa. (Donald Trump)
gagal maning...gagal maning....
BalasHapuspaling gak Cobra lah kalo apache gagal,
Omdo emang DPR.
dulu aku bayar pajak bisa di tarik balik ngak ya duitnya. dulu aku mau bayar pajak seneng bnget buat gedein alutsista tni. laaaahhhh.... ternyata buat gedein anggota DPR aja... kapan TNI bisa punya senjata yg super canggih. kita TKI bisa bangga kalau TNI kita gagah. karna ngak mngkin lgi kta di lecehkan seperti sekarang ini. mkin tmen2 kalau tau cara mereka melecehkan TNI. pasti temen semua pada ngak enak makan. intinya. masak mau jadi macan ngak punya gigi.....
BalasHapusklo gue boleh ngomong nih.. Udalah jangan beli alutsista buatan amrik, selain harganya mahal arogansinya amrik jg bs jd hal yang merpotkan kalo mengembargo lagi, beli ke rusia aja ato china, ato ke eropa timur, klo menhan bilang pmblian aphace ''belum mendesak'' kasih aja dananya ke PTDI buat ngembangin GANDIWA..
BalasHapusbelum mendesak KATA TBH ??
BalasHapusPentagon telah menyatakan Perang Dunia III dan Presiden Barack Obama dan Kongres bahkan tidak pernah melaksanakan tugas konstitusionalnya untuk menyetujui penggunaan kekuatan militer Amerika untuk perang. Satu mungkin cukup menyimpulkan bahwa Amerika Serikat memiliki perang outsourcing. Saat ini, Perang Dunia III sedang dilakukan di dua benua - Asia dan Afrika - dengan dua orang lain - Eropa dan Amerika Selatan - menjulang di cakrawala. Hari ini, perang yang dibuat oleh atas satu persen dari kaum elit kaya yang menggunakan organisasi non- pemerintah, jaringan televisi, non - profit "think tank," dan hubungan masyarakat perusahaan, dapat menyatakan perang terhadap negara tanpa rengekan dari pejabat publik terpilih. Perang Symmetric tidak lagi pilihan bagi elit global. Perang Dunia I dan II sangat mempengaruhi investasi dari banyak keluarga elit global sebagai akibat dari penghancuran kota-kota, pabrik, kereta api, pelabuhan, dan infrastruktur lainnya. Korea, Vietnam, Arab-Israel, dan Irak adalah urusan berantakan yang juga terpengaruh pasar dan menghancurkan infrastruktur yang berharga. Perang Dingin tidak pernah berkembang menjadi perang nuklir panas karena doktrin Saling Tertanggung Destruction (MAD), yang memastikan bahwa pertama serangan nuklir baik oleh Barat atau Timur akan mengakibatkan kehancuran total dari kedua belah pihak, bersama dengan sisa dunia. Bahkan serangan militer Barat di China akan memiliki hasil bencana bagi penyerang, terutama karena China bisa membalas dengan serangan nuklir dan menghapus Armada Ketujuh AS dan pangkalan angkatan laut Asia Timur, termasuk Okinawa dan Guam. Sebuah jenis baru dari peperangan diperlukan oleh elit: perang asimetris - penggunaan taktik perang konvensional, termasuk perang informasi, oleh proxy, aktor non-negara, agen provokator, dan kolom kelima...??.....
ILLUMINATI strooong TBH masih belum sadar juga??
TBH,,,,mungkin kena sarap kali ya.atau mungkin dia ini atek asing ?....
BalasHapussabar..sabar..sabar, kita sebagai rakyat kecil harus tenang menghadapi ocehan anggota dhewan ini, kayaknya ada kejanggalan atas pembatalan ini, apalagi pembatalan langsung dialihkan ke pembelian Heli Bell PT.DI.
BalasHapusApa itu yang janggal???????
Janggalnya apa iya TNI AD setuju atas pembatan dan pengalihan pembelian Heli Serang ke area Heli Serbu Bell ini. Jelas beda fungsi dan kemampuan. Terus apakah pembatalan ini TNI AD diam saja??? kok gak ada reaksi protes kah, atau menyatakan usulan lainlah...., ini kesannya ada sandiwara politik atau semacam mengkaburkan pengadaan alutsista yang tergolong sangat sangat super canggih ini.
Sekarang coba kita lihat beberapa kasus yang sudah pernah terjadi, seperti ini..., nyatanya tanpa gembar-gembor mereka sudah ada pilihan alutsista yang sengaja dirahasiakan dari media.
Apakah ini bener-bener BATAL atau sengaja ditutupi agar tercipta keadaan yang stabil dikawasan.
Lihat Korsel, dengan anggaran 1,5M USD mereka bisa memperoleh 36 unit dengan seri E. masak anggaran yang kita keluarkan 1,4M USD hanya dapat 8 unit.
Pernyataan batal setelah berita pembelian Apache 36 unit senilai 11 - 12 dengan pagu anggaran kita.
Jadi jelas ada yang gak beres alias gelap.
Lha...cari helikopter tempur kok sampe ke amrik....yach jelas mahal dong....coba lht heli tempur nya china dan rusia.....jauh lbh murah...lagipula kwalitas tdk jauh beda....kalo ada yg murah ngapain yg mahal....jgn keasikan belanja peralatan militer amrik....apa sudah lupa kejadian masa lalu....kalo terperosok 2 x itu boleh di bilang goblok
BalasHapusHelikopter ini ingatin aku zaman perang vietnam dulu.....cocok juga buat survei kebun sawit
BalasHapussetuju klo untuk mnutup jlur akses media ttg prthanan ngara...
BalasHapusKarna yg sy kthui bnyak yg trjebak di dlm Rekaysa Demokrasi buatan g.s? ini yg lebih brhaya dri lsm dan pejabt negara...
Cnth mudah yg sy ambil korupsi, hukum, p.politik, finance, liputan media yg kian hri kian melemah...
Dunia masuk kdlm Percaturan yg mengerikan akhir2 ini..
I love indonesia pusaka
TBH emang Katro . IQnya brp itu orang ??? Jaman uda maju begini. negara Tetangga aja uda pny bnyk Helikopter Serang yg canggih. kalo perang g usah pake Helikopter aja. Pakenya Odong-odong atau kereta Kelinci aja. hwk...hwkk..hwkk
BalasHapusq mndukung kalo belinya Mi-35 dr Rusia.
skalian borong S 300nya. biar pswat tempur negara yg mau mncaplok wilayah negera kita , merasa deg-degan saat mlintasi wilayah udara negara kita.
TUH DI BLOG "GARUDA MILITER" DIKATAKAN MENHAN BANTAH PEMBATALAN PEMBELIAN APACHE.
BalasHapusNIH CUILAN BERITANYA :
Jakarta • Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah batal membeli delapan helikopter serbu canggih AH-64 D Apache Longbow dari Amerika Serikat. Purnomo menyebut pihaknya masih memperhitungkan dan mempertimbangkan pembelian itu.
"Kami berupaya renegosiasi lagi masalah harga," kata Purnomo saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin malam, Kamis, 18 April 2013.
Purnomo mengaku harga yang ditawarkan Amerika Serikat sangat mahal. Satu heli dihargai US$ 40 juta atau sekitar Rp 388 miliar per unit. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini ingin Amerika Serikat menurunkan harga Apache. "Kami maunya dengan harga itu dapat tiga helikopter," kata Purnomo sambil tertawa.
Kemarin, Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin menyatakan Indonesia batal membeli Apache dengan alasan harga terlalu mahal. Untuk pembelian alat sistem pertahanan bagi TNI Angkatan Darat, dia melanjutkan, diprioritaskan pada tank tempur utama Leopard.
Batalnya Apache bukan berarti Indonesia tak jadi beli helikopter serbu. Sebab, Indonesia mengalihkan pandangan ke 16 helikopter Bell buatan PT Dirgantara Indonesia yang harganya sekitar Rp 160 miliar. Hasanuddin beralasan harga Bell lebih murah ketimbang Apache. "Tapi, memang Bell tidak sehebat Apache," kata dia.
udah percaya yang mana sekarang, mulut si TB atau pak Menhan..??
wow Garuda Militer lebih Uptodate...,
BalasHapusdi blog "Jihad Defence" juga sudah diberitakan "Bantahan Pak Menhan tentang Pembatalan Pembelian Apache"....
BalasHapusTapi saran gw, bandingkan dengan pembelian dari korsel, msak kita cuma dapet 8 biji. Hadow miris nasib bangsa ini.
uda saatnya Indonesia mlaksanakan progran Wajib Militer kayak di Korsel . jd WNInya terlalih kalo trjadi perang. Tentara Sniper alias penembak jitu dibanyakin. jumlah Pilot ditambah lg. pesawat tempur canggih diperbanyak. kapal selam jg diperbanyak. dan jgn lupa mmbeli Pertahana Udara semacam S 300 dari Rusia . padahal q berharap pmerintah jd beli helikopter serang, eh trnyata malah beli heli angkut. buang2 Anggaran aja. Penonton pd KECEWA sama DPR. mohon DPR jgn pikirannya Komisi alias Uang doang.
BalasHapusDg pengadaan heli Bell 412 EP sebagai pengganti heli Apache yg dibatalkan pengadaannya merupakan hal yg positip.
BalasHapusDg tambahan 16 heli Bell 412 EP tsb, maka cita-cita penambahan Skuadron Helikopter yg akan difungsikan sebagai helikopter angkut Divisi Lintas Udara dan Divisi Mobil Udara yg baru terbentuk akan terealisir.
Sesuai dg renstra TNI -AD untuk skuadron Helikopter akan tumbuh kembang menjadi beberapa Skuadron, diantaranya akan di tempatkan di Baturaja, Sumsel, Kaltim, dan Timika Papua, disamping pusat pendidikan dan home base Puspenerbad di Semarang.
Jumlah helikopter yg akan diperlukan adalah hampir 200 Unit Helikopter Serbu dimana di dalamnya ada Helikopter Medivac, dan Helikopter VVIP.
Sedangkan Helikopter Serang sementara ini memakai Helikopter MI-35 dan Helikopter NBO -105 dan akan ditumbuhkan sampai 1,5 Skuadron
1(satu) Helikopter adalah 32 unit bukan 16 unit seperti pada Skuadron di TNI -AU.
Perihal batalnya pengadaan Helikopter Apache sebenarnya tidak usah di jadikan masalah besar karena TNI tetap akan merencanakan pengadaan helikopter serang di masa yang akan datang.
PT DI sesuai dg press realease Dirut PT DI, sudah menegaskan tidak akan memproduksi pesawat atau helikopter yg pangsa pasarnya kurang di minati oleh user.
Jadi jangan berandai andai bahwa PT DI akan atau menerima pesanan pesawat atau helikopter apalagi helikopter serang.
Mari kita memberi komen yang realistis, dan berbobot.
Pak MenHan & Pak WaMenHan, kenapa tidak dialihkan untuk membeli lengkap dengan ToT-nya dan persenjataannya helikopter dari Rusia yaitu: Ka - 52 .....
BalasHapusDah gw bilang tak smuanya yg terdengar seperti kedengarannya yg terlihat tak selalu seperti kelihatannya
BalasHapus@ mas Belores,
BalasHapusentah si TBH atau wartawannya yang suka memelintir berita, tapi kan gak genah tuh kalau Heli serbu diganti Bell, ini kan perubahan strategi perang?
Sedang keberadaan apache di Arsenal TNI saya kira lebih mengutamakan mengejar teknologi. Dari teknologi kita bisa memintarkan para Pilot dan crewnya.
bila apache didampingkan dengan Mi-35, konsepnyapun berbeda. Mi-35 itu lebih genah kalau disejajarkan dengan blekok, sedang apache lebih bisa disejajarkan dengan havoc.
Mungkin mulutnya si TBH mesti diplester biar tak selalu mengelaurkan statement yang bikin orang gaduh.
Setahu saya si TB hasanudin tu ex tni ad kalo ga salah lo... Jadi harap maklum sobat2 ano,karena dia sendiri hanya taunya pistol dan senapan serbu aja,lebih dari itu dia ga tau dan gak mau tau alutsista laennya. Contoh komennya si TBH: presiden RI harus pake CN235 sebagai pesawat kepresidenan (pernyataan KOPLAK 1),tank leopard gak cocok buat tanah RI dan TNI AD(pernyataan KOPLAK 2),heli apache lebih baik diganti bell (pernyataan KOPLAK 3),dll. Ni orang emang ga paham alutsista mendingan kalian sob2 ano. KOPLAK (BETAWI/JAKARTA O'ON/BEGO),JAWA TIMUR CONGOK/KOPLAK)....xixixixix
BalasHapusINDO DEFENCE BLOG MEMANG TOP BANGETSS...DAH...!!! Aku seneng hal2 yang berbau militer dan alutsistanya. Berhubung aku ni kere...jadinya bisa konek lewat hp jadoel... Ga kayak blok militer yang laen,komen ga banyak/bebas,ga bisa masuk kalo pake hp jadoel...So buat nambah wawasan,sharing ma temen sob2 ano disini
BalasHapusBlog China Indonesia Information lebih mantap....bro....biar tambah wawasan kita
BalasHapusSebaiknya para Ano tidak membuat komentar kasar apalgi menyangkut pribadi orang. Ano sendiri saya yakini belum pernah jadi tentara kan?,.
BalasHapusHeli serbu sebutan heli pengangkut pasukan untuk me"nyerbu"sasaran sedang heli serang berfungsi sebagai heli tempur dg dilengkapi senjata pilihan seperti roket atau rudal, senapan mesin berat sudah mendekati kanon dan dilengkapi dg avionik lengkap seperti radar survaillance, FLIR, atau kamera resolusi tinggi dan glass cockpit serta diperkuat dg lapisan kevlar untuk airframenya.
Untuk sementara TNI -AD fokus pada penambahan heli serbu dimana paling cocok ya heli serbu produk Bell.
Sedang heli serbu Mi-17 dipakai sebagai skadron heli serbaguna saja karena badannya bongsor dan kecepatan terbangnya kalah gesit dg heli Bell.
Untuk MI -35 SP dipakai sebagai heli serang dan heli serbu, sedangkan heli NBo -105 digunakan sebagai heli serang.
Dg adanya arsenal heli di Puspenerbad tsb, tentu taktik dan strategi ops heli sudah di pertimbangkan matang dan disesuaikan dg kebutuhan. Sebaiknya tidak perlu membandingkan atau mempunyai grand strategi lebay sendiri.
Orang beli pun hrs pintar2. Biasanya kalau pembeli itu menunjukkan gelagat tidak jadi membeli, maka penjual akan menurunkan harganya, namanya juga politikus.
BalasHapusklo gak jadi beli apache jgn ganti dgn bell dong..kedua heli itu klasifikasinya beda jauh,emang kemhan bodoh?klo TB hasanuddin itu dari partai oposisi..ya jelaslah arahnya kemana.sekarang kenapa sih indonesia takut lagi ke amrik klo beli alutsista ke rusia dan jerman?jgn2 ada perjanjian dgn obama waktu diberi hibah 24 F16 itu?klo benar gitu yaaaahh...bakalan jadi kambing congek lagi dah.nasib...nasib!
BalasHapusoposisi sih boleh2 aja,gak haram hukumnya tapi ya gak harus semua di oposisi donk,mosok yg menyangkut integritas bangsa mau di oposisi juga.tapi ya maklum lah PDI=Partai Dancuk Indonesia,makanya punya kader ya Dancuk juga nie kayak si TB=Tai babi.
BalasHapusBaguss lah dari pada black hawk harga sudah tidak normal .keburu kebongkar patgulipat harga juataan dolar "kami punya datanya.!! Bicara pemerintahan jujur dan pro rakyat ,"demokrat paling buruk gagal total krupsi meraja rala hukum di perlemmah demi ambisi kroni pribadi ,
BalasHapusDuplomasion internasional babu asing !!!!
Tingal tunggu kepeminpinan harus di pertanggung jawapkan di muka hukum .
Kita gak usah emosi dan marahh .kalau hanya black hawk mendingan produksi pt di gak beda jauh dan serba terselamatkan.
Bung Boler. Kejelasan dari heli Gandiwa bagaimana? Punya info? Apakah bocoran selama ini yg mengatakan bahwa ilmuan di PT.DI sedang berusaha keras mengadopsi teknologi helikopter serang terbaru itu benar sehingga agak lama untuk mewujudkan GANDIWA tsb. Dan ada kabar juga bahwa ilmuwan PT.DI mengalami kesulitan dalam pembuatan sistem AVIONIC dan Air Commbat Management System (ACMS-nya. Bocorannya Bung Boler kalo ada info biar gak penasaran nih.
BalasHapusBubarkan saja DPR DAN MPR BEGITU AJA KOK REPOT
BalasHapusBubarkan saja DPR DAN MPR BEGITU AJA KOK REPOT
BalasHapusGandiwa cuma ada dalam gambar....
BalasHapusGa jadi Apache gantinya Bell... agak mirip dengan Ga jadi beli RX King diganti Becak...
BalasHapussetuju sungguh pemikiran yg sueper2 cerdas heli serbu di ganti heli angkut mantapp lanjutkan doa saya mudah2 an bapak tidak terpilih lagi selama lama nya di masa yg akan datang amieen...
BalasHapus