Kamis, April 18, 2013
9
CN 235 MPA
JKGR-(IDB) : PT. Dirgantara Indonesia telah  melakukan uji terbang CN-235 MPA pesanan TNI-AL pada Jumat 5 April 2013 lalu. Uji terbang dilangsungkan dengan rute dari Bandung hingga Kawasan Pangandaran dengan waktu tempuh 1,5 jam. Uji terbang berlangsung sukses dan pesawat mendarat dengan selamat.

Berbeda dengan CN-235, pesawat patroli pesanan TNI-AL ini menggunakan desain winglet pada ujung sayap. Winglet dipercaya mampu mengefisienkan gaya hambat, yang juga penghematan bahan bakar. Dengan penghematan bahan bakar ini, CN 235 MPA bisa lebih lama di udara sehingga cocok untuk operasi maritim.

Dari foto-foto terlihat radar pesawat akan ditempatkan pada perut pesawat, seperti konfigurasi CN-235 milik Coast Guard Korsel. Selain itu terdapat pula bubble window pada bagian belakang pesawat. Jendela gembung ini berfungsi sebagai tempat awak pesawat melakukan pengamatan secara visual. Namun isi serta peralatan yang dipasang kedalam tubuh CN-235 ini belum diketahui secara pasti.

CN 235 MPA (arc.web.id)
CN 235 MPA produksi PT DI merupakan pesawat medium-range twin-engined yang bisa dipasang: Radar  Seaspray 4000 dari BAE Systems, Radar AN/APS-134 produksi Raytheon atau Ocean Master 100 buatan Thales.

Menurut airforce-technology.com , perusahaan elektronik pesawat dan defence system Thales, telah menandatangani MoU  dengan PT DI pada Mei 2000 untuk menyuplai piranti AMASCOS yakni, Airborne Maritime Situation Control System, termasuk juga Ocean Master search radar produksi Thales dan EADS. MoU itu juga meliputi pengadaan piranti: Elettronica ALR 733 radar warning receiver, The Chlio thermal imager buatan Thales Optronique, Gemini navigation computer  dari Thales  Avionics  serta  AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection (MAD) system dari CAE.

Lebih jauh lagi, CN 235 MPA ini akan dilengkapi tiga hardpoints di bawah masing-masing sayapnya yang mampu membawa Rudal Anti kapal Harpoon. Menurut airforce-technology.com CN 235 MPA Indonesia  mampu membawa dua torpedo mk46 atau exocet M-39 air-launch anti-ship missiles.  Hardpoint sisanya kemungkinan ditujukan untuk mengangkut rudal anti pesawat, sebagai pertahanan diri.

Departemen Pertahanan memesan 24 CN 235 ke PT DI, termasuk 6 pesawat untuk maritime reconnaissance TNI AL serta tiga untuk TNI AU.





Sumber : JKGR

9 komentar:

  1. wow....luar biasa...
    lebih hebat dari Boeing 737 punya TNI-AU....
    Lanjutkan....
    semoga cepat bisa di operasikan

    BalasHapus
  2. weleh weleh beda fungsi bro kalo dibandingin boeing 737 surveylance.. TNI AU.. TNI AU nanti juga bakal diperkuat CN 295 versi AEW. Cn 235 MPA ni unggul di sonar untul deteksi kapal selam dan kapal perang musuh.

    BalasHapus
  3. six hardpoints dengan kemampuan menenteng Exocet dan SUT? inimah hanya sales talk. cn235 hanya beroperasi dari pangkalan, ini yang membuat kurang efektip dibandingkan exocet yang bisa ditenteng helicopter.

    BalasHapus
  4. progres awal yang bagus.... bravo PT.DI

    BalasHapus
  5. alhamdulilah ada kemajuan juga....

    BalasHapus
  6. mantaps,,, apa lagi klo cn 235 tandem sama seasprite.. Ato heli aks

    BalasHapus
  7. Seasprite heli gagal,gak mutu....
    liat aja populasinya dikit....

    BalasHapus
  8. Saingan berat CN-235 adalah ATR buatan prancis itali, ttp CN-235 bisa sesuai permintaan oleh si pembeli dan harga melawan diklasnya. Bravo...CN-235

    BalasHapus
  9. semoga TNI AL bisa nambah 3 lagi jumlah CN 235 MPA

    BalasHapus