SUNGAI RAYA-(IDB) : Pangkalan Udara (Lanud)
Supadio mendapat tambahan kekuatan satu skuadron pesawat tanpa awak,
yang diharapkan tiba pada akhir tahun ini. Pesawat itu akan menjalankan
tugas pemantauan wilayah, termasuk kawasan perbatasan Indonesia dan
Malaysia di Kalimantan Barat.
Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb
Novyan Samyoga menjelaskan, pesawat tanpa awak itu akan membantu
skuadron pesawat tempur Hawk yang juga berpangkalan di Supadio.
"Rencananya,
pesawat tanpa awak akan tiba di Supadio sebelum akhir tahun 2013 atau
paling lambat tahun 2014," kata Novyan, Kamis (18/4/2013).
Pesawat
tanpa awak akan bekerja lebih efisien sehingga Skuadron Hawk akan fokus
pada patroli udara. Menurut Novyan, ini adalah rencana strategis
Indonesia untuk meningkatkan kekuatan pertahanan udara. Terlebih lagi,
Kalimantan Barat berbatasan di darat dengan Malaysia dan berbatasan di
laut dengan beberapa negara.
Sumber : Kompas
Pesawat nir awak yg akan di operasika akhir tahun ini sebagaimana di lansir pada artikel ini adalah pesawat nir awak buatan Israel Aircraft Industries bukan buatan Philipina.
BalasHapusMenurut saya, pesawat ini sudah masuk kelas medium kemampuan survaillancenya baik peralatan sensor, kamera, maupun siskomnya. Demikian pula durasi terbangnya juga cukup lama dan luas cakupan wilayah yang harus di intai atau di awasi. Asal jangan mengintai gadis-gadis yang sedang mandi di kali atau telaga atau mengintai kegiatan lain.
Israel sebenarnya termasuk negara yang tidak pelit memberi TOT kpd pembeli system yg dijualnya, di banding dengan negara-negara produsen system senjata yang lain. Mereka dengan mudah memberi apa yg di perlukan karena mereka sudah mempunyai kunci yang lebih advance terhadap systim yg dijual, dg demikian secara nyata Israel sebenarnya sangat kompromistis terhadap pola ToT.
Masalahnya kita terikat dg erat pada stigma Yahudi saja.
Ya, kita kembalikan kpd yg membuat kebijakan saja, monggo diatur.
Sekalian dipersenjatai ya ndan ..biar bisa melakukan penyerangan secara mandiri,jangan cuma untuk mengintai...tanggung!!!
BalasHapusAno 18.06 ente lebay, UAV untuk Survaillance alias pengintaian bukan UAV untuk penyerang, kalau untuk penyerang UAV kelas lain bukan UAV yg dibeli Indonesia.
BalasHapusKepengin ya kepengin tapi di pertimbangkan dulu dong jangan koment asal asalan saja.
Agar tahu dan paham masalah UAV banyak membaca dan bertanya Ano 18.06. ya ano-ano yg lucu lucu nggemesin komentnya.
kalo dibandingkan dg punya tetangga gimana yaa....??? mohon pencerahannya
BalasHapusTetangga mana? Yg jelas agar membuat perbandingannya enak dan tdk asal saja. Ngerti !!!
BalasHapusPinginnya kaya punya amrik yg bisa mendeteksi kemudian menyerang target yg sembunyi dilobang semut sekalipun..
BalasHapuslah UAV rancangan BPPT yg kapan hari sudah terbang gimana kelanjutan nasibnya....
BalasHapuskatanya mau di produksi massal....
yg benar bukan dari israel, tapi kerjasama dengan china,, saat ini pesawatnya sedang dirakit di "glodok" ada yg berbentuk sayap tetap dan sayap putar...ngak percaya pergi aja lue lue pade ke glodok.....
BalasHapusWANI PIROO...HAYO
BalasHapus