Kamis, April 18, 2013
5
PENGHU-(IDB) : Taiwan melakukan pelatihan militer terbesar menggunakan peluru tajam sejak 2008, melibatkan lebih dari 7.000 tentara yang menyimulasikan ada serangan dari China.

Operasi itu, bagian dari satu pelatihan militer tahunan selama lima hari itu bersandi Han Kuang 29 diselenggarakan di Kepulauan Penghu di tengah dari selat sepanjang 180 km yang memisahkan Taiwan dari China daratan.

Pada saat sama, Amerika Serikat menggelar latihan perang terpadu dengan Korea Selatan dan Filipina. Kerja sama militer di Asia Pasifik dan Asia Timur oleh Amerika Serikat dikritik China; sementara di sisi lain China sejak awal sangat ekspansif dan tidak malu-malu lagi mengklaim sepihak banyak perairan kawasan.

Hal ini jelas mengusik kenyamanan dan kepentingan negara-negara di kawasan, di antaranya di Laut China Selatan, dan ASEAN.

Skenario latihan perang Taiwan itu, satu pasukan gabungan angkatan darat, laut, dan udara negara itu mempersiapkan satu pertahanan dari pulau-pulau penting yang strategis dari satu serangan mendadak China.

Para pejabat Taiwan mengatakan operasi itu melibatkan satu uji coba sistem roket multi peluncur Ray Ting 200 atau Thunderbolt 2000 yang dirancang untuk mencegah musuh melakukan satu pendaratan ampibi.

Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, yang memprakarsai pendekatan Taipei dengan Beijing, mengatakan, latihan militer menggunakan peluru tajam itu satu peringatan serius kepada China.

"Dalam beberapa tahun lalu, China yang komunis meningkatkan jumlah dan kualitas senjatanya setelah pembangunan ekonominya yang mengalami kemajuan yang cepat," katanya.

"Menghadapi ancaman itu, kita harus bersiap jika kita ingin perdamaian tetap berkesinambungan di Selat Taiwan," kata Ma. 

Pihak lainnya mengatakan tindakan itu menegaskan sikap keras Taiwan terhadap Beijing sementara satu kepemimpinan baru China mendorong bagi dialog lebih lanjut.

China sangat ambisius dan ekspansif; berkeras mengklaim secara sepihak banyak wilayah strategis kawasan dan kerap menunjukkan otot militernya sebagai bagian dari propaganda luar negeri bangsa itu. 

Dengan ASEAN, China mengklaim hampir semua Laut China Selatan, yang bersinggungan dengan kepentingan Viet Nahm, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sebelum China "masuk gelanggang" dengan klaim sepihaknya tentang Laut China Selatan, potensi konflik internal di kawasan ASEAN bisa dijaga bersama.

Keadaan berubah sejak China dengan kekuatan dan propaganda militernya --di antaranya peluncuran kapal induk Liaoning dan lain-lain-- "masuk gelanggang".

"Enough is enough," kata Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, di Brunei Darussalam, beberapa waktu lalu, tentang sikap China yang dinilai ASEAN tidak mau menjunjung kesepakatan menjaga Kode Perilaku Bersama di Laut China Selatan. Indonesia aktif mengajak semua pihak bertikai untuk memedomani Kode Perilaku Bersama di ASEAN dan kawasan.






Sumber : Antara

5 komentar:

  1. Taiwan kalo di kentut sm china,pasti jd linglung.


    BalasHapus
  2. Jangan remehkan negara kecil atau miskin sekalipun kekuatan militernya,kawan... Belum tentu. Sudah terbukti dimana2. Perang vietnam,perang afghanistan,bahkan perang somalia antara farah aidid vs us. Betul tidak...??!!

    BalasHapus
  3. Cuma bicara kekuatan ,"kayak aku berhadapan anak 5 tahun ,bisa di tenteng mau di bawak ke mana anak 5 tahun .antara china vs taiwan .
    "Gimana indonesia lautnya di kuasai azing diam sajaaa ancaman sriuss di depan mata,singapore belli kapal selam 10 buah mau di pakek di mana ????? Alaa china bagus indonesia .nkri lebih terjamin ke utuhan nya
    Bicara jujur ke depan bukan jadi babu asing hanya buat kroni semata.!!!!!

    BalasHapus
  4. Taiwan harus antisipasi pendaratan pasukan RRT

    BalasHapus
  5. kerja di taiwan mayan gajinya

    BalasHapus