Kamis, April 18, 2013
10
JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (17/4), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar India untuk Indonesia HE Gurjit Singh di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya menemui Wamenhan ini adalah untuk membicarakan kemajuan hubungan kerjasama pertahanan antara kedua negara dan upaya untuk meningkatkannya, hal ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menhan India menemui Menhan RI pada Oktober tahun lalu. 

Wamenhan dalam pertemuan ini menjelaskan, dalam rangka peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara Indonesia ingin melakukan transfer teknologi dengan industri pertahanan India karena saat ini industry pertahanan India telah sampai pada taraf advance. Sedangkan dalam hal kerjasamamiliter, Wamenhan berharap kedua negara dapat lebih bekerjasama dalam bidang peningkatan capacity building personelnya. 
 
Dalam pertemuan ini Dubes India untuk Indonesia juga, menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara, India menyadari saat ini Indonesia sedang berupaya meningkatkan kemampuan alutsista dan industri pertahanan dalam negerinya. Karena itu India menawarkan joint production dan alih teknologi dari beberapa alutsista yang diproduksinya.

Selain itu. dengan disadari pentingnya bekerjasama dalam pengamanan perdagangan di perairan yang sangat penting saat ini, dirinya juga menyambut baik rencana diadakannya pembicaraan trilateral antara Indonesia, Australia dan India mengenai Samudra India.





Sumber : DMC

10 komentar:

  1. Hilang C705, datang BRAHMOS.. Welcome.

    BalasHapus
  2. sekalian aja AGNI di borong,,!!!!!!!!1

    BalasHapus
  3. Ya mudah2an bisa dikasih Transfer Of Tehnology dg India jangan kaya yg sdh2 syaratnya terlalu berat,tapi ane juga rada pesimis karena India juga terkenal pelit atau cap jahe merengkel...

    BalasHapus
  4. Dlm konteks hubungan militer India - Indonesia sebenarnya sudah lama berlangsung terutama personil TNI -AU yg banyak belajar mengenai teknik senjata dan amunisi di Bangalore disamping radio telegraphis udara RTU.
    Sampai nama KSAU India terkenal di kalangan personil TNI -AU yakni Marsekal Mukerjhee.
    India dapat mencapai tingkat advance di bidang industri pertahanan karena beberapa faktor, banyaknya SDM India yg mempunyai kesempatan untuk belajar dari Inggris, India juga sudah mempunyai dukungan industri dasar berupa pabrik Baja, pabrik Chemical, pabrik mesin perkakas, dan pabrik mesin yg diadopsi dari Inggris.
    Walau awalnya merupakan pabrik tidak terlalu tinggi teknologynya namun berkat semangat Swadhesi India bangkit menjadi negara Industri maju sekarang, bahkan di ramalkan menjadi negara terpandang dari aspek teknologi sejajar dengan China di Asia nanti.
    Dengan populasi masyarakat yg hampir menyamai China yakni hampir 1 Milyard tanpa dibekali karakter bangsa yg tertanam kuat di masing-masing sanubari rakyat India dipastikan tidak akan menjadi India seperti sekarang.
    Jadi semuanya kembali kepada karakter dari suatu bangsa, sayang kita ini termasuk negara dg populasi tinggi tapi tidak kelihatan karakter sebagai bangsa yang besar, hanya korupsi yg besar.
    Menyangkut kerjasama teknologi militer, harus diakui bahwa India sudah berhasil menyerap teknologi yang bersifat advance, terbukti India telah berhasil memproduksi secara massal senjata - senjata dg sistim teknologi tinggi, berupa rudal, siskom dg satelit, radar, peralatan survaillance, dan senjata konvesional dari mulai ringan sampai berat plus amunisinya.
    Begitu pula dg teknologi aviasinya sangat maju, tengok Hindustan Aircraft Industries di Bangalore walau untuk proses industri mesin turbin jetnya tetap terganjal ToT dari negara sumber.
    Naval Industriesnya juga sudah mampu membuat kapal perang modern kelas Destroyer, Cruiser bahkan kapal indukpun mampu apalgi kapal perang kelas Frigatte atau Patroli. Dan semua peralatan pendukungnya di buat di India, seperti mesin pendorong pokok, Combat Manajemen sistimnya, maupun senjat meriam, kanon dan amunisi semua di dukung oleh industri di India sendiri.
    Saya pernah di tawari Radar early warning untuk mengganti Radar Early Warning yg terpasang di beberapa kapal perang TNI - AL dg harga sangat bersaing alias murah namun beliau pembuat kebijakan tidak memberi respons apapun. Demikian juga dengan bebrapa jenis amunisi besar dan sulit untuk mendapatkan karena suasana embargo waktu itu juga tidak mendapat respons positip dari kalangan pembuat kebijakan.
    Demikian sekilas komen saya perihal industri militer India yg pernah saya ikuti informasinya, bagaimana dengan Indonesia?

    BalasHapus
  5. Sukhoi pakfa t 50..yes

    BalasHapus
  6. wakakakaka ngimpi aja kerjanya..tat tet tot gombal....lihat tuh nasib kfx..terancam bubar...sigma abal2...itu tot apaan ya???wakakaka bosan dg yg namanya tat tet tot...kalau kagak gablek dan siap..beli ya beli aja lah,jangan sok2an mampu mandiri

    BalasHapus
  7. Atas ane (17.56) mental inlander... wkwkwk

    BalasHapus
  8. Wahaha.. inlander = jongos in holland, jongos forever.. ada2 aj, mental ky gini yg bikin Indonesia tulalit ga bisa apa-apa :D

    BalasHapus
  9. India tetangga Cina ya pastinya pelitnya gak kalah sama Cina....
    ujung2nya pasti ada embel2nya....

    BalasHapus