Super Tocano |
JAKARTA-(IDB): Angkatan Udara Indonesia memproyeksikan untuk meningkatkan kekuatan militernya pada tahun 2025, namun rencana ini terhambat oleh masalah anggaran. Meskipun telah berusaha untuk meningkatkan anggaran, peningkatan belum signifikan.
Staf ahli Angkatan Udara Marshall Parulian Simamora, mengatakan targetnya sampai tahun 2025 adalah untuk memiliki 10 skuadron tempur, dengan rincian sebagai berikut : 7 skuadron angkut (carrier), 1 skuadron VIP / VVIP, 3 skuadron mata-mata strategis, 6 skuadron helikopter, 4 skuadron latih, 1 skuadron kapal tanker, dan 1 skuadron PTTA dan peralatan militer.
Pesawat tempur F-16 |
Pada 2011, Angkatan Bersenjata Indonesia diberi anggaran Rp.44 miliar, sedangkan Angkatan Udara diberi Rp7.4 triliun, dimana Rp 4,2 triliun yang digunakan untuk meningkatkan peralatan militer yang ada.
Dengan anggaran tersebut, militer berharap industri nasional dapat memaksimalkan pengembangan industri alutsista militer.
Kepala Staf TNI AU Marshall Imam Sufaat mengatakan industri pertahanan lokal yang kuat dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan asing.
Imam mengatakan industri lokal yang dimaksud adalah tidak hanya pesawat, roket, satelit dan industri manufaktur balon udara, tetapi juga industri sistem penerbangan atau komponen industri pesawat terbang.
Selain sektor industri, pertahanan udara juga harus didukung oleh layanan penerbangan, seperti transportasi udara, jasa telekomunikasi, keselamatan penerbangan, dan pemeliharaan.
Direktur PT Dirgantara Indonesia Andi Alisjahbana, mengatakan perlunya untuk mengurangi ketergantungan terhadap alutsista produsen asing. Pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan untuk menghasilkan industri komponen.
Helikopter Mi-35P TNI Angkatan Darat |
PT. DI telah mengembangkan sebuah helikopter khusus untuk dua tahun terakhir. Tahun ini PT. DI berencana untuk mengirim empat helikopter ke Korea Selatan. Empat helikopter, senilai US $ 100 juta, diperintahkan oleh Coast Guard Korea.
Sumber: Tempo
0 komentar:
Posting Komentar