SITUBONDO-(IDB) : Dalam rangka melaksanakan kampanye militer Latihan Gabungan (Latgab) TNI
2014, puluhan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dari jajaran Satuan
Kapal Koarmatim
membombardir Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6/2014).
Ratusan butir amunisi meriam artileri dari kapal perang berterbangan,
menghancurkan target sasaran-sasaran strategis pertahanan musuh yang ada
di sekitar pantai.
Bantuan Tembakan Kapal (BTK) oleh unsur kapal perang Komando Tugas Gabungan Laut (Kogaslagab) bertujuan untuk membuka jalur unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) guna mendukung operasi pendaratan amfibi, di pantai Banongan. Beberapa kapal Koarmatim yang menggempur pantai musuh itu di antaranya, KRI Yos Sudarso-353, KRI Halim Perdana Kusuma-355, KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Sultan Hasanuddin-366.
Dentuman meriam kaliber 76 mm dari kapal perang fregat dan korvet memecah keheningan dini hari dan berhasil mengejutkan pasukan musuh yang berada di garis pertahanan pantai. Pendadakan itu membuat pasukan musuh tercerai berai, mundur, dan semakin lemah sehingga Unsur Tugas (UT) Angkut Kogasgabfib secara berangsur-angsur dapat mendaratkan pasukan Marinir.
Dalam skenario latihan, operasi pendaratan amfibi diawali dengan pembacaan Taklimat oleh Pangkogasgabfib Laksamana Pertama TNI Didik Setiyono dari kapal Markas KRI Makassar-590. Dalam taklimatnya, Pangkogasgabfib memerintahkan kepada seluruh unsur Kogasgabfib untuk mendaratkan pasukan pendarat Marinir dan merebut kembali wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dikuasai musuh.
Serbuan amfibi diawali dengan demolisi atau aksi sabotase dan peledakan obyek vital serta pertahanan musuh di pantai oleh tim Pasukan Khusus TNI AL Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Para Amfibi (Taifib). Aksi sabotase ini menandakan bahwa tim Kopaska dan Taifib telah berhasil menghancurkan jantung pertahanan musuh disusul dengan BTK dari kapal-kapal perang.
Pasukan khusus TNI AL tersebut beberapa waktu sebelumnya telah menyusup ke daerah lawan dan memberikan informasi tentang jumlah kekuatan dan persenjataan musuh. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada Pangkogasgabfib guna melaksanakan operasi pendaratan amfibi.
Dalam waktu serentak puluhan tank amfibi yang keluar dari lambung kapal angkut turut memberikan tembakan dari laut untuk melindungi Kendaran Pendarat Amfibi (Ranratfib) yang mengangkut pasukan Marinir. Dalam waktu serentak juga dilaksanakan Bantuan Tembakan Udara (BTU) oleh beberapa pesawat tempur TNI AU.
Berangsur-angsur pasukan Marinir dan persenjataanya berhasil mencapai garis pantai, disusul dengan pendaratan Marinir lintas heli dari kapal Markas KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591. Operasi amfibi diakhiri dengan tembakan penghancuran dengan meriam Howitzer-105mm dan roket multi laras RM-70 Grad. Pertempuran dilanjutkan dengan operasi darat lanjutan, oleh pasukan Batalyon Lintas Udara (Linud) TNI AD.
Latgab TNI tahun 2014 TNI AL mengerahkan 35 kapal perang dari berbagai jenis dan tipe, yaitu 1 Kapal Selam, 6 Perusak Kawal (PK), 12 Perusak Kawal Rudal (4 kelas AMY, 2 kelas DPN, 6 kelas PTM), 4 Kapal Cepat Rudal (KCR), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT), 2 Landing Platfrom Dock (LPD), 4 Landing Ship Tank (LST), 2 Fast Patrol Boat (FPB), dan 1 Buru Ranjau serta 2 BTD. Unsur laut juga didukung 3 (tiga) Heli Bell yaitu HU-419, HU-410, HU-417, satu unit Bo-105 yaitu NV-411, satu Casa U-617, serta satu Angkutan Udara VIP CN 235 P-860.
Selain itu juga didukung dengan satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) atau kurang lebih 2.000 personel pasukan Marinir serta diperkuat dengan 81 Unit kendaraan tempur terdiri dari 29 BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P, dan 6 KAPA, serta senjata berat 16 buah terdiri atas 8 Pucuk Howitzer, dan 8 pucuk roket multi laras RM 70 Grad.
Dalam latihan ini melibatkan 15.108 personel dan alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan, yaitu TNI AD sebanyak 49 Ranpur yang terdiri atas 1 Tank Rec, 18 Tank Scorpion (Canon), 6 Tank Stormer APC, 2 Tank Stormer Komando, 2 Panser Saladin (canon), 2 Panser Saracen (AP), 2 Pancer Ferret (pengintai), dan 12 Panser Anoa (AP). Selain itu, juga melibatkan satu Panser Anoa (Komando), 1 Panser AMB, 1 Panser REC dan 1 AVLB. 24 Helly yaitu 4 Unit MI-35P, 4 Unit MI-17V5, 4 Unit BO-105, 10 Unit Bell-412, 2 Unit bell-205A-1 (Senjata Munisi Rocket FFAR, Rocket S 8 Com dan Canon 30 MM). 30 Senjata Berat dan 6 set PRS 77 (Zeni) terdiri dari 18 Pucuk 105 KH 178, 4 Pucuk 155 KH 179, 2 Pucuk 76/GN, dan 6 Pucuk Giant Bow 23 MM.
Dari TNI AU sebanyak 40 Pesawat tempur, 32 Pesawat angkut 16 C130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212 dan 11 Helly terdiri dari 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50, 2 EMB-314, serta 11 Heli Nas/332/330.
Tema Latihan Gabungan TNI 2014 yakni “Komando Gabungan (Kogab) TNI melaksanakan Kampanye Militer di wilayah Mandala Perang dalam rangka OMP guna menjaga kedaulatan NKRI”. Latgab TNI 2014 bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas Prajurit TNI dan satuan dalam Operasi Gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan operasional satuan jajaran TNI yang tinggi dalam rangka menghadapi setiap bentuk ancaman dan gangguan yang mungkin timbul di wilayah.
Bantuan Tembakan Kapal (BTK) oleh unsur kapal perang Komando Tugas Gabungan Laut (Kogaslagab) bertujuan untuk membuka jalur unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) guna mendukung operasi pendaratan amfibi, di pantai Banongan. Beberapa kapal Koarmatim yang menggempur pantai musuh itu di antaranya, KRI Yos Sudarso-353, KRI Halim Perdana Kusuma-355, KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Sultan Hasanuddin-366.
Dentuman meriam kaliber 76 mm dari kapal perang fregat dan korvet memecah keheningan dini hari dan berhasil mengejutkan pasukan musuh yang berada di garis pertahanan pantai. Pendadakan itu membuat pasukan musuh tercerai berai, mundur, dan semakin lemah sehingga Unsur Tugas (UT) Angkut Kogasgabfib secara berangsur-angsur dapat mendaratkan pasukan Marinir.
Dalam skenario latihan, operasi pendaratan amfibi diawali dengan pembacaan Taklimat oleh Pangkogasgabfib Laksamana Pertama TNI Didik Setiyono dari kapal Markas KRI Makassar-590. Dalam taklimatnya, Pangkogasgabfib memerintahkan kepada seluruh unsur Kogasgabfib untuk mendaratkan pasukan pendarat Marinir dan merebut kembali wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dikuasai musuh.
Serbuan amfibi diawali dengan demolisi atau aksi sabotase dan peledakan obyek vital serta pertahanan musuh di pantai oleh tim Pasukan Khusus TNI AL Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Para Amfibi (Taifib). Aksi sabotase ini menandakan bahwa tim Kopaska dan Taifib telah berhasil menghancurkan jantung pertahanan musuh disusul dengan BTK dari kapal-kapal perang.
Pasukan khusus TNI AL tersebut beberapa waktu sebelumnya telah menyusup ke daerah lawan dan memberikan informasi tentang jumlah kekuatan dan persenjataan musuh. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada Pangkogasgabfib guna melaksanakan operasi pendaratan amfibi.
Dalam waktu serentak puluhan tank amfibi yang keluar dari lambung kapal angkut turut memberikan tembakan dari laut untuk melindungi Kendaran Pendarat Amfibi (Ranratfib) yang mengangkut pasukan Marinir. Dalam waktu serentak juga dilaksanakan Bantuan Tembakan Udara (BTU) oleh beberapa pesawat tempur TNI AU.
Berangsur-angsur pasukan Marinir dan persenjataanya berhasil mencapai garis pantai, disusul dengan pendaratan Marinir lintas heli dari kapal Markas KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591. Operasi amfibi diakhiri dengan tembakan penghancuran dengan meriam Howitzer-105mm dan roket multi laras RM-70 Grad. Pertempuran dilanjutkan dengan operasi darat lanjutan, oleh pasukan Batalyon Lintas Udara (Linud) TNI AD.
Latgab TNI tahun 2014 TNI AL mengerahkan 35 kapal perang dari berbagai jenis dan tipe, yaitu 1 Kapal Selam, 6 Perusak Kawal (PK), 12 Perusak Kawal Rudal (4 kelas AMY, 2 kelas DPN, 6 kelas PTM), 4 Kapal Cepat Rudal (KCR), 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT), 2 Landing Platfrom Dock (LPD), 4 Landing Ship Tank (LST), 2 Fast Patrol Boat (FPB), dan 1 Buru Ranjau serta 2 BTD. Unsur laut juga didukung 3 (tiga) Heli Bell yaitu HU-419, HU-410, HU-417, satu unit Bo-105 yaitu NV-411, satu Casa U-617, serta satu Angkutan Udara VIP CN 235 P-860.
Selain itu juga didukung dengan satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) atau kurang lebih 2.000 personel pasukan Marinir serta diperkuat dengan 81 Unit kendaraan tempur terdiri dari 29 BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P, dan 6 KAPA, serta senjata berat 16 buah terdiri atas 8 Pucuk Howitzer, dan 8 pucuk roket multi laras RM 70 Grad.
Dalam latihan ini melibatkan 15.108 personel dan alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan, yaitu TNI AD sebanyak 49 Ranpur yang terdiri atas 1 Tank Rec, 18 Tank Scorpion (Canon), 6 Tank Stormer APC, 2 Tank Stormer Komando, 2 Panser Saladin (canon), 2 Panser Saracen (AP), 2 Pancer Ferret (pengintai), dan 12 Panser Anoa (AP). Selain itu, juga melibatkan satu Panser Anoa (Komando), 1 Panser AMB, 1 Panser REC dan 1 AVLB. 24 Helly yaitu 4 Unit MI-35P, 4 Unit MI-17V5, 4 Unit BO-105, 10 Unit Bell-412, 2 Unit bell-205A-1 (Senjata Munisi Rocket FFAR, Rocket S 8 Com dan Canon 30 MM). 30 Senjata Berat dan 6 set PRS 77 (Zeni) terdiri dari 18 Pucuk 105 KH 178, 4 Pucuk 155 KH 179, 2 Pucuk 76/GN, dan 6 Pucuk Giant Bow 23 MM.
Dari TNI AU sebanyak 40 Pesawat tempur, 32 Pesawat angkut 16 C130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212 dan 11 Helly terdiri dari 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50, 2 EMB-314, serta 11 Heli Nas/332/330.
Tema Latihan Gabungan TNI 2014 yakni “Komando Gabungan (Kogab) TNI melaksanakan Kampanye Militer di wilayah Mandala Perang dalam rangka OMP guna menjaga kedaulatan NKRI”. Latgab TNI 2014 bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas Prajurit TNI dan satuan dalam Operasi Gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan operasional satuan jajaran TNI yang tinggi dalam rangka menghadapi setiap bentuk ancaman dan gangguan yang mungkin timbul di wilayah.
Unsur Kogaslagab `Tembak Jatuh Pesawat Musuh`
Sebanyak 11 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada dalam
formasi Divisi 1 dan Divisi 2 Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab)
Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014, berhasil “menembak dua pesawat intai
musuh”, disekitar perairan Laut Jawa.
Aksi pertempuran laut malam hari atau dikenal dengan istilah Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex), diskenariokan dua roket flare yang ditembakkan dari KRI Abdul Halim Perdana Kususma-355 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367 sebagai pesawat intai musuh.
Saat perjalanan lintas laut menuju daerah sasaran sekitar pukul 20.00 WIB, Radar udara KRI Sultan Iskandar Muda serta kapal lainnya mendeteksi adanya obyek yang mendekati formasi tempur Kogaslagab. Seketika itu juga suara sirine meraung-raung dari seluruh kapal perang. Seluruh personel dan persenjataan Penangkis Serangan Udara (PSU) siap menyambut serangan udara dari pesawat musuh.
Dua kapal perang korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) tersebut berhasil mengunci sasaran udara melalui radar senjata LIROD Mk2. Radar tersebut memandu senjata meriam anti serangan udara kaliber 2×20 mm mengikuti setiap pergerakan target yang telah terkunci.
Berjajar dalam formasi Divisi 2 Kogaslagab paling depan KRI Ahmad Yani-352 kemudian KRI Oswald Siahaan-354, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355, KRI Sutanto-377, KRI Tjiptadi-381 dan KRI Patiunus-386, mebidik sasaran roket flare yang diluncurkan dari KRI Abdul Halim Perdana Kusuma. Selanjutnya berjajar dalam formasi Divisi 1 KRI Yos Sudarso-353, KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Kerapu-812 dan KRI Pandrong-802 membidik target sasaran udara roket flare dari KRI Sultan Iskandar Muda.
Dalam waktu sekejap ribuan butir amunisi ditembakkan dari meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) kaliber 12,7 mm sampai meriam kaliber 40 mm dan berhasil menembak jatuh dua target sasaran udara tersebut. Pertempuran ini bertujuan untuk melindungi kapal markas yakni KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-590 yang mengangkut pasukan dan pejabat Kogab dan VVIP. Operasi tempur laut tersebut merupakan salah satu rangkaian kampanye militer Latgab TNI tahun 2014 di Perairan Laut Jawa.
Sumber : Tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar