Kami miskin daerah latihan. Semakin banyak daerah latihan dihuni masyarakat
SITUBONDO-(IDB) : Latihan gabungan (latgab) TNI kemarin (3/6) menjadi kesempatan TNI-AL unjuk gigi. Unsur armada memamerkan keandalan kapal perang dalam berbagai formasi.
Mulai pengawalan kapal protokol sejak bertolak dari dermaga Ujung, Mako Armatim, kemudian melewati medan ranjau, pertempuran laut melawan kapal selam dan kapal atas air, hingga menenggelamkan eks KRI Karang Banteng yang disimulasikan sebagai kapal musuh.
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro yang menyaksikan langsung dari KRI Makassar menyatakan dukungan penuh dalam Latgab 2014 yang menyedot anggaran Rp 40 miliar.
“Pemerintah mendukung penuh sejak renstra (rencana strategis) pertama berupa pengadaan alutsista terbaru,” ujar Purnomo didampingi Panglima TNI Jendral TNI Moeldoko ketika iring-iringan KRI melintas di Laut Jawa utara Kabupaten Sampang, Pulau Madura.
Latihan perang laut digambarkan berlangsung sengit ketika beberapa KRI mendeteksi keberadaan kapal dan pesawat perang asing yang diidentifikasi negara bernama musang.
Sebanyak 23 KRI berbagai tipe dan formasi tempur menembakkan berbagai senjata. Antara lain rudal antikapal permukaan, roket antiserangan udara, meriam penangkis serangan udara, dan bom laut.
Tidak ketinggalan roket multilaras antikapal selam dan meriam artileri. Moeldoko mengakui, lokasi latgab TNI tahun ini hampir sama seperti latgab tahun lalu.
Kondisi itu akibat sulitnya TNI menentukan tempat yang aman dalam meluncurkan rudal jarak jauh. Saat empat KRI meluncurkan rudal exocet MM-40 dan rudal C-802 ke sasaran tembak KRI Karang Banteng, dilakukan dari jarak sekitar 100 kilometer.
“Kami miskin daerah latihan. Semakin banyak daerah latihan dihuni masyarakat,” keluh perwira tinggi bintang empat itu. Direktur Latgab Letjen TNI Lodewijk F Paulus menegaskan bahwa perang laut yang diperankan TNI-AL terintegrasi dengan kekuatan dari TNI-AU.
Beberapa pesawat tempur seperti Sukhoi, F-16, dan T-50i menggelegar di atas Laut Jawa bersliweran di atas iring-iringan KRI.
Manuver pesawat tempur melindungi formasi laut dari serangan udara dan kapal perang musuh. “Latgab tri matra bagian dari kampanye militer mempertahankan kedaulatan,” ujarnya.
Turut hadir anggota DPR Komisi I yang membidangi Pertahanan Keamanan. Di antaranya Ramadan Pohan dan Susaningtyas Nefo H Kertopati. “Kami dukung latgab TNI ini untuk mencapai minimum esential force,” terang Ramadan.
Susaningtyas menyatakan hal senada bahwa anggaran pertahanan untuk peremajaan dan pengadaan alutsista baru agar ditingkatkan. “Kami selalu rapatkan untuk memenuhi kebutuhan hankam,” tuturnya.
KSAL Marsetio sebagai tuan rumah kekuatan unsur laut melengkapi penjelasan Moeldoko dan Lodewijk. Dijadwalkan latgab pada hari ini kombinasi kekuatan laut berupa pendaratan pasukan amfibi Marinir TNI-AL dilanjutkan penyerangan pasukan TNI-AD dari Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo sampai Karangtekok, Baluran, Situbondo.
Mulai pengawalan kapal protokol sejak bertolak dari dermaga Ujung, Mako Armatim, kemudian melewati medan ranjau, pertempuran laut melawan kapal selam dan kapal atas air, hingga menenggelamkan eks KRI Karang Banteng yang disimulasikan sebagai kapal musuh.
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro yang menyaksikan langsung dari KRI Makassar menyatakan dukungan penuh dalam Latgab 2014 yang menyedot anggaran Rp 40 miliar.
“Pemerintah mendukung penuh sejak renstra (rencana strategis) pertama berupa pengadaan alutsista terbaru,” ujar Purnomo didampingi Panglima TNI Jendral TNI Moeldoko ketika iring-iringan KRI melintas di Laut Jawa utara Kabupaten Sampang, Pulau Madura.
Latihan perang laut digambarkan berlangsung sengit ketika beberapa KRI mendeteksi keberadaan kapal dan pesawat perang asing yang diidentifikasi negara bernama musang.
Sebanyak 23 KRI berbagai tipe dan formasi tempur menembakkan berbagai senjata. Antara lain rudal antikapal permukaan, roket antiserangan udara, meriam penangkis serangan udara, dan bom laut.
Tidak ketinggalan roket multilaras antikapal selam dan meriam artileri. Moeldoko mengakui, lokasi latgab TNI tahun ini hampir sama seperti latgab tahun lalu.
Kondisi itu akibat sulitnya TNI menentukan tempat yang aman dalam meluncurkan rudal jarak jauh. Saat empat KRI meluncurkan rudal exocet MM-40 dan rudal C-802 ke sasaran tembak KRI Karang Banteng, dilakukan dari jarak sekitar 100 kilometer.
“Kami miskin daerah latihan. Semakin banyak daerah latihan dihuni masyarakat,” keluh perwira tinggi bintang empat itu. Direktur Latgab Letjen TNI Lodewijk F Paulus menegaskan bahwa perang laut yang diperankan TNI-AL terintegrasi dengan kekuatan dari TNI-AU.
Beberapa pesawat tempur seperti Sukhoi, F-16, dan T-50i menggelegar di atas Laut Jawa bersliweran di atas iring-iringan KRI.
Manuver pesawat tempur melindungi formasi laut dari serangan udara dan kapal perang musuh. “Latgab tri matra bagian dari kampanye militer mempertahankan kedaulatan,” ujarnya.
Turut hadir anggota DPR Komisi I yang membidangi Pertahanan Keamanan. Di antaranya Ramadan Pohan dan Susaningtyas Nefo H Kertopati. “Kami dukung latgab TNI ini untuk mencapai minimum esential force,” terang Ramadan.
Susaningtyas menyatakan hal senada bahwa anggaran pertahanan untuk peremajaan dan pengadaan alutsista baru agar ditingkatkan. “Kami selalu rapatkan untuk memenuhi kebutuhan hankam,” tuturnya.
KSAL Marsetio sebagai tuan rumah kekuatan unsur laut melengkapi penjelasan Moeldoko dan Lodewijk. Dijadwalkan latgab pada hari ini kombinasi kekuatan laut berupa pendaratan pasukan amfibi Marinir TNI-AL dilanjutkan penyerangan pasukan TNI-AD dari Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo sampai Karangtekok, Baluran, Situbondo.
Sumber : Sumeks
0 komentar:
Posting Komentar