Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah meninjau dua kapal yang akan diluncurkan Oktober nanti sekaligus rapat di DKB. Salah satu kapal dengan nama BCM sudah dilakukan uji coba operasi di laut dan hasilnya disimpulkan tidak ada kendala.
"Di taruh di dok lagi untuk pasang kelengkapannya. Alat belum datang, karena mau pasang alat komunikasi dan alat helipad," kata Dahlan di Kantornya, Jakarta, Selasa (3/6).

Biar pesanan segera datang, Dahlan minta alat dikirim melalui penerbangan cargo ke Indonesia. Sebab, pemasangan alat tersebut membutuhkan waktu 1 bulan,kemudian dilakukan uji coba 1 bulan dan Agustus sudah selesai pengerjaan. "Maka TNI AL di Surabaya bisa latihan dulu biar bisa 5 Oktober ready,"katanya.
Dahlan mengaku kapal pengangkut tank memiliki permasalahan yang sama dengan kapal BCM, yakni pemasangan alat. Namun, dia memastikan pembuatan dua jenis kapal dari anggaran Kementerian Pertahanan tersebut ditargetkan dalam waktu 9 bulan 9 jam dapat memberangkatkan 9 kapal tersebut di Surabaya.
Order pembuatan kapal dari TNI AL tersebut sejak tahun 2012, kemudian PT DKB minta agar segera dibangun dan mencarikan dan bridging dari Mandiri dan BRI. "Kalau nunggu APBN maka kapal tidak jadi tepat waktu. Tadinya, APBN yang mau keluar bisa untuk proyek tersebut."
Dahlan mengaku bangga dengan produksi kapal tersebut. Sehingga, Tahun depan, DKB dipercaya untuk membuat kapal perang TNI AL. "Tahun depan, kapal TNI AL dipercayakan kepada DKB. Supaya orang yang sudah berpengalaman (teknisi kapal) jangan terbuang lagi," ungkapnya.
Adapun 2 kapal perang yang dipesan adalah tipe Bantu Cair Minyak dan Landing Ship Tank.
"Target saya tetapkan tadi. Saat rapat di atas kapal tanggal 9, bulan 9, jam 9. Kapal bisa diberangkatkan ke Surabaya karena nanti home based di pangkalan Surabaya. Kapal satu kurang lebih problem sama. Dua kapal ini, tangga 9, bulan 9, jam 9 bisa berangkat ke Surabaya. AL di Surabaya bisa mencoba untuk latihan sebelum 5 Oktober," kata Dahlan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Penegasan ini muncul karena Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) menyebutkan, 2 unit kapal perang pesanan TNI AL kemungkinan tidak bisa selesai tepat waktu atau sebelum HUT TNI 5 Oktober 2014.
Hasil pertemuan Dahlan dengan manajemen DKB menyebutkan, persoalan muncul karena dana talangan untuk membeli peralatan kapal perang belum turun. Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terlambat turun, sehingga proses pemasangan peralatan yang didatangkan dari luar negeri kemungkinan terlambat.
Pembangunan fisik kapal saat ini telah rampung, tinggal memasang peralatan elektronik. Untuk menyelesaikan hal tersebut, Dahlan telah menugaskan bank BUMN melakukan talangan, sehingga DKB bisa melakukan pembayaran peralatan dari luar negeri.
"Itu sudah dicoba diluncurkan ke laut, kemudian sekarang dimasukkan ke Dok untuk dipasangi alat kelengkapannya. Namun beberapa alat kelengkapan belum tiba, misal alat komunikasi. Alat itu sudah siap sebagian ada di Korea, Jerman, dan Belanda. Nah itu tinggal tunggu pembayaran," terangnya.
Pasca peninjauan tadi, dipastikan paling lambat pukul 09.00 WIB tanggal 9 September 2014, kapal bisa dikirim ke maskas TNI AL di Surabaya, Jawa Timur.
Dahlan mengaku bangga kepada BUMN Indonesia karena memiliki kemampuan membuat kapal perang canggih.
"Saya bangga, dalam negeri bisa buat kapal dengan fungsi seperti itu. Tadi satgas dari TNI AL yang ditugaskan surpervisi kapal ini. Mengaku sangat bangga tenaga ahli di dalam pembuatan kapal untuk kepentingan TNI AL," paparnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.