JAKARTA-(IDB) : TNI AD akan meningkatkan dana riset untuk tahun-tahun ke depan. Demikian
juga tentang SDM, TNI AD akan memprioritaskan intelektual daripada
menekankan fisik.
KSAD Jenderal TNI Budiman mengatakan untuk menyelenggarakan riset yang membuat alat-alat pertahanan dengan Universitas Surya yang didirikan Prof Yohanes Surya, anggaran yang dikeluarkan adalah Rp 31 miliar dari APBN untuk sekitar 15 riset. Tahun depan dia akan melipatgandakan dana riset ini.
"Ah mumpung belum disahkan, saya bilang dinaikkan 50 kali lipat saja. Per tahunnya 10 kali lipat," tutur KSAD dalam peluncuran alat pertahanan hasil riset kerja sama dengan Universitas Surya di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
KSAD menambahkan perhatian pemerintah pada riset alat pertahanan ini makin bertambah. "Riset kapal selam KFX dan lain-lain proyeknya triliun. Dana yang digunakan dari APBN untuk riset ini hanya dasarnya saja, kecil (Rp 31 miliar). Bahkan periset tidak dibayar,hanya niatnya yang mampu menyelesaikan," imbuhnya.
Dia juga percaya pada potensi ilmuwan-ilmuwan muda yang hebat dan keinginan untuk membuat karya teknologi pada bangsanya. KSAD juga melihat perubahan pola pikir pada para perwiranya untuk maju.
"Saya percaya pada anak muda yang hebat, keinginan untuk berbuat seperti ini besar. Saya percaya pada perwira-perwira saya, kita ingin kemandirian. Kalau mindsetnya sudah seperti ini, nggak perlu takut. Sudah 89 persen di tingkat perwira mindset sudah berubah seperti itu. Untuk tingkat bawah sudah 95 persen," jelas dia.
Ke depan TNI AD juga akan memprioritaskan personel yang memiliki intelektualitas dibandingkan menekankan pada fisik. Prioritas intelektual ini juga akan menjadi saringan masuk ke TNI AD.
KSAD Jenderal TNI Budiman mengatakan untuk menyelenggarakan riset yang membuat alat-alat pertahanan dengan Universitas Surya yang didirikan Prof Yohanes Surya, anggaran yang dikeluarkan adalah Rp 31 miliar dari APBN untuk sekitar 15 riset. Tahun depan dia akan melipatgandakan dana riset ini.
"Ah mumpung belum disahkan, saya bilang dinaikkan 50 kali lipat saja. Per tahunnya 10 kali lipat," tutur KSAD dalam peluncuran alat pertahanan hasil riset kerja sama dengan Universitas Surya di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
KSAD menambahkan perhatian pemerintah pada riset alat pertahanan ini makin bertambah. "Riset kapal selam KFX dan lain-lain proyeknya triliun. Dana yang digunakan dari APBN untuk riset ini hanya dasarnya saja, kecil (Rp 31 miliar). Bahkan periset tidak dibayar,hanya niatnya yang mampu menyelesaikan," imbuhnya.
Dia juga percaya pada potensi ilmuwan-ilmuwan muda yang hebat dan keinginan untuk membuat karya teknologi pada bangsanya. KSAD juga melihat perubahan pola pikir pada para perwiranya untuk maju.
"Saya percaya pada anak muda yang hebat, keinginan untuk berbuat seperti ini besar. Saya percaya pada perwira-perwira saya, kita ingin kemandirian. Kalau mindsetnya sudah seperti ini, nggak perlu takut. Sudah 89 persen di tingkat perwira mindset sudah berubah seperti itu. Untuk tingkat bawah sudah 95 persen," jelas dia.
Ke depan TNI AD juga akan memprioritaskan personel yang memiliki intelektualitas dibandingkan menekankan pada fisik. Prioritas intelektual ini juga akan menjadi saringan masuk ke TNI AD.
"Setelah evaluasi ternyata masih kebobolan karena banyak yang dipecat.
Artinya ada yang salah dalam rekruitmen. Sehingga kita perbaiki sehingga
tidak ada kenakalan-kenakalan lagi. Saat ini fisik tidak prioritas.
Namun prioritas pada intektual dan tubuh sehat yang bisa dibina," tegas
dia.
TNI AD juga sangat menghargai latar belakang pendidikan personelnya. "AD menghargai background pendidikan, kaitannya dengan jabatan. Makin tinggi background, makin tinggi jabatan yang akan diberikan," imbuhnya.
Mengenai hak cipta dan royalti alat-alat pertahanan hasil riset ini akan dibagi bersama antara TNI AD dengan Universitas Surya. "Royalti untuk riset peningkatan selanjutnya," jelas KSAD.
Ide awal riset alat pertahanan ini awalnya dari Prof Yohanes Surya, pendiri Universitas Surya yang melihat banyaknya ilmuwan-ilmuwan Indonesia hebat yang bekerja di luar negeri. Para ilmuwan itu dipanggil pulang untuk membangun negara.
"Saya cari partner, dan ketemu Pak Budiman. Orangnya jujur, nggak minta apa-apa. Beliau support, dan terus menerus mendukung. Proses riset ini baru dimulai 6 bulan lalu. Ada 30-50 peneliti yang terlibat dalam penelitian ini," ujar Yohanes Surya di tempat yang sama.
TNI AD juga sangat menghargai latar belakang pendidikan personelnya. "AD menghargai background pendidikan, kaitannya dengan jabatan. Makin tinggi background, makin tinggi jabatan yang akan diberikan," imbuhnya.
Mengenai hak cipta dan royalti alat-alat pertahanan hasil riset ini akan dibagi bersama antara TNI AD dengan Universitas Surya. "Royalti untuk riset peningkatan selanjutnya," jelas KSAD.
Ide awal riset alat pertahanan ini awalnya dari Prof Yohanes Surya, pendiri Universitas Surya yang melihat banyaknya ilmuwan-ilmuwan Indonesia hebat yang bekerja di luar negeri. Para ilmuwan itu dipanggil pulang untuk membangun negara.
"Saya cari partner, dan ketemu Pak Budiman. Orangnya jujur, nggak minta apa-apa. Beliau support, dan terus menerus mendukung. Proses riset ini baru dimulai 6 bulan lalu. Ada 30-50 peneliti yang terlibat dalam penelitian ini," ujar Yohanes Surya di tempat yang sama.
Sumber : Detik
maju terus pemuda-pemudi Indonesia....maju terus TNI......Jayalah Negeriku...Amin.
BalasHapustinggal cari investor trus produksi masal buat dalam negri kemudian eksport jual keluar buat pemasukan negara maanntaapp..
BalasHapus