JKGR-(IDB) : Antara
midget, seal carrier, human torpedo, sotong dan sea ghost, saling
melengkapi atau saling meniadakan ?. Perbandingan midget, seal carrier,
human torpedo, sotong dan sea ghost akan didasari pada misi yang bisa
dan tidak bisa dilakukan.
Midget,
sotong dan sea ghost memiliki kapabilitas yang sama dalam melaksanan
misi: patroli bawah air di perairan dangkal, underwater litoral patrol.
Kelebihan Midget ketimbang Sotong dan Sea ghost.
Faktor wawasan fikir pengawak midget membuat wahana ini dapat langsung
mengantisipasi tiap ancaman yang terjadi tanpa harus berkoordinasi
dengan pusat komando, selama paremeter operasional telah ditetapkan
terlebih dahulu. Dalam skenario pusat komando tidak dapat melakukan
komunikasi dengan pengawak midget, maka pengawak midget dapat mengambil
keputusan sendiri.
Sotong dan sea
ghost sudah pasti akan dilengkapi dengan pendeteksi kawan atau lawan,
IFF – identify friend of foe, parameter ini berlaku 0 atau 1, tidak ada
parameter diantara kedua pilihan tadi. Ketika sotong atau sea ghost
tidak dapat terkoneksi dengan pusat komando, maka secara otomatis sotong
atau sea ghost akan mengeksekusi program yang telah dibenamkan dalam
memorinya, yaitu 0 atau 1. Pilihan yang akan diambil sotong maupun sea
ghost adalah kuntit, kemudian hancurkan atau lepaskan.
Suatu
kebolehjadian, eksekusi yang ingin diambil kantor pusat adalah sekedar
menguntit atau bahkan menggertak, seperti kejadian kapal selam kita
menyundul kapal selam aggressor. Langkah cerdas ‘menyundul’ ini hanya
bisa diambil oleh perwira yang telah memiliki jam menyelam tinggi dan
kemampuan berfikir yang matang dalam mensikapi parameter yang diberikan
oleh pusat komando.
Untuk misi
patroli perairan dangkal, maka saya berpendapat bahwa kemampuan patrol
litoral midget akan saling melengkapi dengan kemampuan patroli sotong
maupun sea ghost. Terlalu beresiko jika sotong maupun sea ghost
menggantikan fungsi midget.
Wahana Infiltrasi Pasukan Khusus
Kegiatan infiltrasi pasukan khusus hanya dapat dilakukan oleh midget
dan seal carrier dan tidak dapat dilakukan oleh sotong maupun sea ghost.
Jumlah
personel yang dapat diangkut midget dibandingkan dengan seal carrier
relative sama, mengingat sekarang kita telah mengakuisisi seal carrier
yang dapat membawah lebih dari 6 personel.
Kelebihan
midget dibandingkan seal carrier adalah faktor jarak tempuh. Karena
dilengkapi dengan mesin penggerak dan baterai yang memiliki kemampuan
yang lebih besar dan atau bahan bakar yang lebih banyak dari seal
carrier, maka midget dapat mulai diturunkan dari jarak yang cukup jauh
dari target misi tersebut.
Seal
carrier memiliki radius tempuh terbatas, biasanya ditumpangkan di atas
kapal selam berukuran normal atau kapal perang tertentu, kapal
selam/kapal perang pengangkut ini, atau lebih sering disebut kapal selam
induk/kapal perang induk harus relatif berada dalam jarak yang dekat
dengan target misi agar seal carrier dapat mencapai posisi target tanpa
kehabisan bahan bakar (beberapa seal carrier mengandalkan baterai
sebagai sumber tenaga gerak).
Arsenal dalam Misi Penyerangan Pelabuhan.
Midget, seal carrier, sotong dan sea ghost memiliki kapabilitas yang
relatif sama dalam menunaikan misi penyerangan pelabuhan, port raid.
Misi penyerangan pelabuhan dapat dilakukan dengan melibatkan pasukan
khusus atau dapat dilakukan tanpa melibatkan pasukan khusus.
Jika
melibatkan pasukan khusus, maka seal carrier dapat memberikan bantuan
perlindungan tembakan bagi para anggota pasukan khusus, terlepas kita
sudah mengakuisisi varian ini atau belum, sudah tersedia wahana seal
carrier yang dilengkapi dengan senapan mesin ringan.
Jika
tidak melibatkan pasukan khusus, maka midget dapat lebih memainkan
peranan karena jumlah torpedo yang dibawa midget lebih banyak dari
jumlah torpedo yang dibawa sotong maupun sea ghost.
Dalam
misi port raid yang melibatkan pasukan khusus, seal carrier dapat
saling melengkapi dengan midget. Dalam misi port raid yang tidak
melibatkan pasukan khusus, midget dapat meniadakan fungsi sotong maupun
sea ghost.
Tapi jika parameter nyawa
prajurit yang jadi pertimbangan, maka pilihannya jatuh pada sotong dan
sea ghost. Kerugian tenggelamnya sotong maupun sea ghost hanya berdampak
pada kerugian finansial dan kemungkinan bocornya teknologi kedua wahana
tadi (dapat diantisipasi dengan kemampuan self destruct). Jika midget
yang tenggelam, maka selain keluarga prajurit kehilangan anggotanya
keluarganya, negara kita kehilangan asset berharga dan mahal, belum
tentu gampang mencetak prajurit baru dengan kemampuan yang setara. Untuk
pertimbangan ini, sotong dan sea ghost dapat meniadakan fungsi midget.
Misi Bunuh Diri
Misi ini mutlak hanya dapat dieksekusi dengan baik oleh human torpedo
dan sotong. Human torpedo merupakan teknologi usang, teknologi ini
ditiadakan dengan hadirnya sotong. Dengan kemampuan yang sama sama
mematikan, kerugian sisi manusia dari human torpedo tidak lagi dapat
diterima.
Sotong juga dapat
meniadakan sea ghost dalam mengeksekusi misi ini, kemampuan menyelam
sotong yang jauh lebih baik dari kemampuan menyelam sea ghost merupakan
faktor mutlak yang dimiliki sotong.
Wahana Angkut Logistik
Ketika pasukan khusus berhasil disusupkan ke dalam daerah target,
suplai material dan tentunya bahan makanan menjadi faktor penting. Bukan
saja untuk mempertahankan hidup, tapi juga berfungsi sebagai pendorong
moral bagi pasukan khusus.
Atau
mengacu pada pengepungan Dunkirk, midget dapat difungsikan sebagai
wahana angkut penarikan mundur pasukan. Misi infiltrasi ini hanya dapat
dilaksanakan midget karena ruang kargo yang dimilikinya tidak didapati
pada wahana sotong maupun sea ghost.
Unsur Pencegat, Interceptor Kapal Aggressor
Berdasarkan tayangan yang dapat diunduh via youtube, ditampilkan bahwa
sea ghost dibebankan tugas sebagai interceptor, pencegat. Sebuah pilihan
yang bijak. Kehilangan 10 sea ghost sebagai konsekuensi atas upaya
mencegat dan menenggelamkan kapal perang aggressor dapat diterima akal
sehat, ketimbang kehilangan yang timbul atas tenggelamnya kapal perang
permukaan dalam melakukan misi pencegatan.
Berdasarkan
tayangan tersebut, sepertinya sea ghost lebih diposisikan sebagai
sebuah kapal perang mini dengan kemampuan serang terbatas yang bergerak
berdasarkan panduan pusat komando. Sesudah sea ghost diturunkan, barulah
kemudian armada kapal perang atas air maupun bawah air kita bergerak ke
lokasi kejadian.
Sotong maupun sea
ghost dapat meniadakan fungsi midget dalam misi ini. Karena sotong
maupun sea ghost diturunkan setelah kapal aggressor diberi peringatan
untuk segera keluar dari wilayak NKRI, jadi unsur dadakan, surprise
attack tidak lagi begitu berperan. Ukuran sotong dan sea ghost yang
lebih kecil dari midget sekalipun memberikan nilai lebih tersendiri
disamping kemampuan stealth tentunya. (ukuran midget aja lebih kecil
dari kapal selam berukuran normal).
Lalu
manakah yang lebih unggul, kemampuan sotong atau sea ghost ? Hehehe…
karena saya bukan operator kedua wahana tadi, agak bingung saya
menjawabnya. Salah Mas Narayana sih… nggak paripurna memberikan
kisi-kisinya…peace mas…bercanda doang.
Sotong
punya kelebihan kemampuan menyelam yang lebih baik. Sea ghost tentunya
bebas dari ancaman depth charges tapi rentan atas tembakan senapan mesin
maupun rudal. Ampun deh… Untuk menjawab pertanyaan ini, kita kembalikan
kepada user…
Penilaian di atas didasari pada :
1. Tidak terjadi penurunan semangat juang dan penurunan loyalitas pada pengawak midget dalam situasi perang.
2. Sotong dan midget diasumsikan dapat secara rutin muncul ke permukaan untuk mengisi ulang baterai tiap wahana.
3. Midget dilengkapi dengan AIP mini seperti layaknya sebuah kapal selam standar.
2. Sotong dan midget diasumsikan dapat secara rutin muncul ke permukaan untuk mengisi ulang baterai tiap wahana.
3. Midget dilengkapi dengan AIP mini seperti layaknya sebuah kapal selam standar.
Tapi
satu yang jadi imajinasi saya yang awam ini, penggunaan sotong maupun
sea ghost dapat dijadikan sebagai cara menguras cadangan rudal yang
dibawa kapal aggressor. Jadi ketika kapal aggressor telah kehabisan
rudal pertahanan diri karena telah menenggelamkan 10 atau lebih sea
ghost dengan menembakkan rudal-rudal pertahanan dirinya, otomatis mereka
jadi sasaran empuk kapal permukaan kita.
Seperti
singa yang menerkam banteng yang kelelahan setelah dikeroyok sekumpulan
serigala. Ibarat pesawat tempur, flare mereka sudah keburu habis duluan
untuk mengantisipasi rudal susulan yang ditembakkan pesawat tempur
kita.
Kesimpulannya, midget, seal
carrier, sotong dan sea ghost dapat saling melengkapi. Kita harus
membangun armada tersendiri dengan kesatuan tugas tersendiri untuk tiap
arsenal ini. Tidak ada wahana yang dapat melakukan semua misi, tiap
wahana ada sisi plus dan minusnya.
Harga
yang murah dalam memproduksi midget, sotong maupun sea ghost ketimbang
membuat kapal selam berukuran normal maupun memproduksi kapal perang
permukaan merupakan alasan yang tidak dapat dibantahkan untuk
memperbanyak jumlah armada midget, sotong maupun sea ghost. Mengutip
ucapan Stalin, “jumlah merupakan kekuatan tersendiri”.
Sumber : JKGR
Human terpedo.???.negara lain meniadakan human terpedo dan sejenisnya seperti pesawat kamikaze.Sebagai gantinya di ciptakan tehnologi kendali masak kita harus set back ke belakang pake misi bunuh diri.Jadi opsi human terpedo agar dihilangkan saja,kita tak akan pernah maju dalam tehnologi jika masih mengandalkan human terpedo.Dari paparan alutsista diatas cuma bisa memenangkan pertempuran bukan memenangkan perang.Yang bisa memenangkan perang tetap kapal selam besar dan canggih bukan midget.Kapal permukaan yang banyak baik tempur maupun pendukungnya.Di dukung oleh perpur yang mutakhir.
BalasHapus