JAKARTA-(IDB) : Kedatangan Presiden Turki Abdulah Gul ke Indonesia pada 5 April 2011 lalu, sebagai timbal balik kunjungan Presiden Indonesia ke Turki pada 28 Juni 2010, menjadikan hubungan diplomatik kedua Negara memasuki era baru. Demikian dikatakan
Ketua Komisi I DPR RI (bidang Luar Negeri, Pertahanan, Intelijen, Komunikasi & Informasi), Mahfudz Siddiq. "Sebelumnya, sekitar 20 tahun tidak ada kunjungan kenegaraan Presiden kedua negara, dan atase pertahanan kedua negara baru diaktifkan kembali pada dua tahun terakhir. Karena telah disepakati sejumlah naskah kerjasama di berbagai bidang, termasuk bidang industri pertahanan," ungkapnya melalui hubungan komunikasi internasional, Senin pagi.
Mahfudz, yang saat ini sedang berada di Turki untuk melakukan kunjungan kerja bersama Komisi I DPR menjelaskan, agenda pertama Timnya ke Turki, Minggu malam tadi, adalah menggelar pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) RI, Nahari Agustini beserta jajarannya, dilanjutkan ramah-tamah bersama WNI yang tinggal di Turki.
Saat ini, volume Perdagangan kedua negara kian membesar, kata Mahfudz, dan kinerja KBRI di Ankara meningkat tajam, seiring membesarnya volume perdagangan kedua negara. "Volumenya akan didorong bisa capai US$5 milyar pada tahun depan. Karena itu KBRI Ankara sedang siapkan rencana pembukaan Konsul Jenderal (Konjen) di Istanbul," paparnya.
Komisi I DPR RI, menutnya, mendukung rencana pembukaan Konjen, dan akan upayakan anggaran pada APBNP 2011. "Hari Senin (18/4) ini, agenda Tim Komisi I akan bertemu dengan Menteri Pertahanan (Menhan), Wakil Parlemen, Kepala Intelijen dan kunjungan ke industri pertahanan, yaitu MKEK dan TAI. Kegiatan akan berlangsung dari jam 08.00 hingga 17.00 waktu setempat," ungkapnya.
Mengenai Kunker Anggota DPR RI ke LN, ia berpedoman pada Undang Undang dan Tata Tertib yang berlaku. "Bahwa khusus Komisi I, tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)-nya sesuai amanat rakyat, ialah, melaksanakan berbagai tugas Legislasi, Pengawasan, 'Budgeting' berkaitan dengan urusan Luar Negeri, Pertahanan, Intelijen, Komunikasi dan Informasi," pungkas Mahfudz Siddiq.
Ketua Komisi I DPR RI (bidang Luar Negeri, Pertahanan, Intelijen, Komunikasi & Informasi), Mahfudz Siddiq. "Sebelumnya, sekitar 20 tahun tidak ada kunjungan kenegaraan Presiden kedua negara, dan atase pertahanan kedua negara baru diaktifkan kembali pada dua tahun terakhir. Karena telah disepakati sejumlah naskah kerjasama di berbagai bidang, termasuk bidang industri pertahanan," ungkapnya melalui hubungan komunikasi internasional, Senin pagi.
Mahfudz, yang saat ini sedang berada di Turki untuk melakukan kunjungan kerja bersama Komisi I DPR menjelaskan, agenda pertama Timnya ke Turki, Minggu malam tadi, adalah menggelar pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) RI, Nahari Agustini beserta jajarannya, dilanjutkan ramah-tamah bersama WNI yang tinggal di Turki.
Saat ini, volume Perdagangan kedua negara kian membesar, kata Mahfudz, dan kinerja KBRI di Ankara meningkat tajam, seiring membesarnya volume perdagangan kedua negara. "Volumenya akan didorong bisa capai US$5 milyar pada tahun depan. Karena itu KBRI Ankara sedang siapkan rencana pembukaan Konsul Jenderal (Konjen) di Istanbul," paparnya.
Komisi I DPR RI, menutnya, mendukung rencana pembukaan Konjen, dan akan upayakan anggaran pada APBNP 2011. "Hari Senin (18/4) ini, agenda Tim Komisi I akan bertemu dengan Menteri Pertahanan (Menhan), Wakil Parlemen, Kepala Intelijen dan kunjungan ke industri pertahanan, yaitu MKEK dan TAI. Kegiatan akan berlangsung dari jam 08.00 hingga 17.00 waktu setempat," ungkapnya.
Mengenai Kunker Anggota DPR RI ke LN, ia berpedoman pada Undang Undang dan Tata Tertib yang berlaku. "Bahwa khusus Komisi I, tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)-nya sesuai amanat rakyat, ialah, melaksanakan berbagai tugas Legislasi, Pengawasan, 'Budgeting' berkaitan dengan urusan Luar Negeri, Pertahanan, Intelijen, Komunikasi dan Informasi," pungkas Mahfudz Siddiq.
Sumber: Jurnas
0 komentar:
Posting Komentar