Rabu, Maret 05, 2014
26
JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Kapal Negara Pacitan dan Kapal Negara Purworejo di Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (4/3/2014). Penamaan kedua kapal milik Badan SAR Nasional itu mirip dengan kota asal SBY dan Ani.


Seperti diketahui, SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. Adapun Ani lahir di Yogyakarta. Namun, ayah Ani, Sarwo Edhie Wibowo berasal dari Purworejo, Jawa Tengah.


"Dengan ridho Allah, dan bismillahirrahmanirrahim, dua kapal SAR secara resmi saya nyatakan dimulai operasinya," ucap Presiden.


Dua jenis kapal baru Basarnas itu berjenis catarman dengan panjang 59 meter. Kapal tersebut memperkuat alat utama SAR yang dimiliki Basarnas. Kapal tersebut akan mendukung pelaksanaan operasi SAR di wilayah laut. Alat utama yang sebelumnya telah dimiliki seperti pesawat CASA, Helikopter Dauphin, helikopter BO-105, rescue boat catarman 59 meter, rescue boat 40 meter, rubber boat, hovercraft, paramotor, ambulance, amfibi, dan multipurpose vehiclem hagglund.


KN Pacitan dan KN Purworejo merupakan tipe kapal cepat yang mampu bergerak dengan kecepatan maksimal mencapai 29 knot. Selain mempunyai stabilitas yang tinggi dan mampu beroperasi dalam kondisi cuaca buruk, kapal berbahan aluminium ini juga dilengkapi helideck untuk landasan helikopter.


Setelah meresmikan penamaan kedua kapal ini, Presiden SBY yang ditemani Ibu Negara langsung melihat kondisi kapal. Presiden sempat menyaksikan aksi simulasi evakuasi yang dilakukan tim dari Basarnas.


Di dalam sambutannya, Presiden SBY memuji kerja Basarnas selama ini yang terkesan nyata. Presiden pun meminta agar bangsa Indonesia harus siap menerima bencana. Presiden berharap agar jajaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, serta Basarnas untuk selalu siap sedia menghadapi bencana alam.

2 Kapal Baru Guna Meningkatkan Kemampuan SAR

Letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan didominasi wilayah perairan serta terletak diantara dua samudra yaitu samudra Hindia dan Pasifik mempunyai karakteristik laut dengan gelombang yang tinggi dan kondisi cuaca yang buruk terutama pada musim-musim tertentu menjadikan Basarnas harus selalu siaga mengantisipasi kemungkinan musibah yang terjadi dalam pelayaran. 

Grafik musibah pelayaran menunjukkan garis yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Data yang didapat dari Direktorat Operasi dan Latihan Basarnas, untuk musibah pelayaran yang terjadi pada tahun 2009 sebanyak 89 kejadian dan  tahun 2010 meningkat menjadi 153 kejadian. Tahun 2011 meningkat lagi lebih dari dua kali lipat mencapai 322 kejadian, dan pada tahun 2012 sebanyak 460 kejadian. Sedangkan data musibah pelayaran tahun 2013 meningkat lagi menjadi 617 kejadian.

Musibah pelayaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun menuntut Basarnas untuk meningkatkan kemampuan baik sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana. Dalam bidang sarana dan prasarana SAR, Pada Tahun 2013 Basarnas telah menambah dua unit rescue boat/ kapal penyelamatan dengan tipe catamaran. Kedua kapal tersebut merupakan tipe kapal cepat yang mampu bergerak dengan kecepatan maksimal mencapai 29 knot dan memiliki panjang 59 Meter. Kapal berbahan dasar alumunium ini mempunyai stabilitas yang baik sehingga mampu beroperasi dengan kondisi cuaca yang buruk dan juga dilengkapi helideek untuk landasan helikopter sejenis BO-105.

Kapal baru Basarnas tersebut diberi nama KN SAR Lumba-lumba 01 dan KN SAR Lumba-lumba 02. Kapal yang telah diterima pada bulan Desember 2013 dibuat oleh dua perusahaan dalam negeri yaitu PT Citra Shipyard dan PT Palindo Marine. Saat ini Basarnas mempunyai rescue boat yang ditempatkan dalam wilayah kerja Kantor-kantor SAR seluruh Indonesia dengan tipe 12 Meter sebanyak 5 unit, tipe 28 Meter 7 unit, tipe 22 Meter 1 unit, tipe 20 Meter 2 unit, tipe 36 Meter 20 unit, tipe 40 Meter 5 Unit dan 2 unit tipe catamaran. Untuk tipe catamaran ini ditempatkan didua wilayah kerja UPT Kantor SAR Kendari untuk wilayah Timur dan UPT Kantor SAR Tanjung Pinang untuk wilayah Barat Indonesia. Dengan penambahan 2 unit kapal catamaran ini diharapkan mampu menangani musibah pelayaran pada kondisi cuaca yang buruk sehingga mampu mengurangi jumlah korban.




Sumber : Basarnas 

26 komentar:

  1. Mantab deh ! Selamat pada badan SAR kita,,, selanjutnya badan SAR harus juga memiliki kapal-kapal ocean tug untuk Salvage (Rescue and salvage) ya pak ,,, karena kita negara Maritim terbesar nih,,, harus punya kapal salvage.

    BalasHapus
  2. Wah keren nih kapalnya yang catamaran... perlu diperbanyak lagi nih... bangga dengan buatan dalam negeri....

    BalasHapus
  3. Tipe catamaran ini masih butuh 4 atau 6 unit lagi. Untuk pulau" besar dan yang rawan bencana.

    BalasHapus
  4. Kapal nya bagus buatan nrrdin swedia ...hehe...gimana yaa...fulus fulus selip...selip...berapa % ?...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ni orang curigaaaaaaaaa,,, melulu ! udah gak percaya kebangsa sendiri ya???
      pikiran yang positip doong!

      Hapus
    2. Otak kotor ..... selalu memandang dgn korupsi. Jd kl ente jd presiden sdh pasti minta duit segabrek. Tuuuh cb jd rt aja luuuh biar di gebukin ama warga. Kl setiap surat minta persen.

      Hapus
    3. Goblok bener nih orang

      Hapus
  5. Perasaan beberapa musibah yg menimpa kapal2 yg tenggelam baru di evakuasi. Tapi udah terlambat...,belum pernah dengar salvage indonesia pake armada helikopter yg langsung di kirim pada saat menerima sinyal distress ke tempat kejadian... Mungkin cuma di luar negeri atau di film saja ya..??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ...maunya ke sana indonesia team sar evakuasi peralatan heli ..kapal lumayan memadai ,cuma sekarang sudah lebih baik di banding negara asean , qda pembaharuan di matra laut .

      Hapus
  6. Kayaknya type Catamaran sangat cocok untuk laut Indonesia yang punya karakteristik gelombang laut kecil kecil beda dangan laut kaspia,eropa dan amerika.Harusnya pengadaan kapal laut untul tni AL juga menyesuaikan dengan laut Indonesia.Kelemahan type katamaran adalah radius putar yang jauh bisa di atasi dengan memasang alat untuk merubah arah baling baling .Tehnologi itu sudah tersedia di pasaran sekarang.

    BalasHapus
  7. Perlahan namun pasti.... dan konsep yang sudah terencana dan jelas... hanya tinggal waktu saja... semoga pemerintahan yang akan dapat dapat mempertahankan dan meningkatkan pergelaran alutsista dan alat penndukung lainnya yang sudah ada sekarang...

    BalasHapus
  8. Sudah saatnya merubah paradigma menjadi "blue water navy" di asia tenggara...

    BalasHapus
  9. Semoga suatu saat bisa mengadopsi teknologi yang ada pada USS Independence (LCS-2)... amin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ano 11.53 mungkin bisa juga sekaligus mengakuisisi USS Independence untuk ditempatkan dihalaman belakang...

      Hapus
    2. uss independence ini seperti KRI Klewang yang dulu... namun sayangnya sudah terbakar... namun saya yakin pasti KRI Klewang yang baru akan lebih baik lagi...

      Hapus
  10. F-16 hibah mungkin akan segera masuk arsenal ibu pertiwi... semoga saja kapal selam USS Albany ini juga bisa dihibahkan ke ibu pertiwi... mengingat kapal selam ini umurnya juga sudah lumayan tua... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekalian juga mungkin USS Alabama juga bisa dihibahkan mengingat umurnya juga sudah tua...

      Hapus
  11. Bungkus langsung USS Alabama kalau ditawarkan... 8-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju ano 12.52

      Hapus
    2. Super sekali... ini kapal sudah ada teknologi nuklirnya gan... bungkuslah kalo seumpama dihibahkan... hahaha...

      Hapus
  12. Kita tak bisa meng adopsi kapal dari US karena umumnya berpenggerak turbofan ,biaya perawatan mahal dan boros bahan bakar.Ausit aja yang coba pakai kapal bekas US keteteran untuk merawat dan membiayainya.kita cukuplah punya kapal berpenggerak disel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dulluuu...sekarang beda sudah di temukan tehnologi baru turbofan , geer jet di tegah di perbesar fan pendingin doble jadi irit bahan bakar dan terbuat komposit matrial aluminium kuat dan tahan di segala cuaca dan simple perbaikan fan depan jet gampang di replace ...bahan nya dari indonesia kita kirim mentah nya ke sana lalu di kirim lagi ke indo sudah di bungkus rapi harga sudah beda pat..gulipat udah jadi misin enggine turbofan .

      Hapus
  13. Om.. Tolong di update donk blog nya..

    BalasHapus
  14. mau nanya,indonesia udh bisa buat camera NV buat TNI gak.

    BalasHapus
  15. Utk kecelakaan pesat/kapal Indonesia sdh bagus mengirimkan basarnas, bukan lagi TNI AL dan kalau bisa ditambah 10 buah lagi kapal Catamaran yg lebih besar lagi utk laut2 yg ombaknya besar. Salam............

    BalasHapus