JAKARTA-(IDB) : Pemerintah China menginginkan Indonesia memiliki peran yang semakin baik
untuk ikut berkontribusi di dalam menjaga stabilitas keamanan di
wilayah Laut China Selatan.
"Keinginan Pemerintah China tersebut ditujunkkan ketika kunjungan saya
ke China. Pemerintah China, dan Panglima AB China, saya diterima dengan
baik dan mereka menginginkan Indonesia memiliki peran untuk ikut
berkontribusi menjaga stabilitas keamanan Laut China Selatan," kata
Panglima TNI Jenderal Moeldoko, usai meresmikan Group D Paspampres di
Mako Paspampres Tanah Abang II, Jakarta Pusat, Senin, 3 Maret 2014.
Menurut Moeldoko, pihaknya menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara
yang memiliki kepedulian atas perkembangan Laut China Selatan akan
memberikan kontribusi yang sangat positif, agar Laut China Selatan
menjadi pendorong. "Pemerintah China memberikan apresiasi yang sangat
tinggi kepada TNI," katanya.
Panglima TNI juga menjelaskan, dalam kunjungan ke China tersebut sejumlah kesepakatan kerjasama untuk meningkatkan kerjasama Navy to Navy kedua negara yang sudah berjalan. Kemudian TNI juga merintis lagi kerjasama Army to Army, dan Airforce to Airforce. "Ini kita sedang jajaki untuk ditindaklanjuti," ungkap Moeldoko.
Pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai kunjungan Panglima
TNI Jendral Moeldoko ke China sebagai perkenalan pejabat baru sekaligus
dalam rangka upaya penguatan kerjasama militer sebagai langkah tepat.
Supra strategic position Indonesia menurut Connie seharusnya memang
dapat memainkan posisinya sebagai penyeimbang kawasan. "Inisiatif dari
Panglima seharusnya juga secara politik dimainkan oleh Presiden beserta
Kemlu dan Kemhan mengingat ditetapkan Air Defense Identification Zone
(ADIZ) China di Laut Cina Timur yang pasti akan diikuti juga dengan
penerapan ADIZ di Laut China Selatan," kata Connie, Senin, 3 Maret 2013.
Menurut dia, Indonesia seharusnya mengambil momentum ini juga dengan
secara unilateral menetapkan zona ADIZ nya dan bersikap menjadi penengah
di masalah ADIZ laut China selatan yang dipastikan akan lebih kompleks
dibandingkan laut China Timur, sambungnya.
Connie menambahkan, sikap antisipatif dan mendorong terciptanya
stabilitas kawasan memang sudah waktunya dimainkan Indonesia dengan
lebih berani dan tegas utamanya terhadap negara tetangga yang seringkali
secara unilateral menerapkan dan memainkan aturannya. Seperti Australia
dicontohkannya, dengan Australian Maritime Identification Zone (AMIZ)
yang mengkover sepertiga Indonesia.
TNI Tambah Satu Batalyon AD di Pulau Natuna
TNI akan melakukan penguatan personel di Natuna berupa penambahan satu
batalyon angkatan darat, peningkatan kapabilitas pangkalan TNI Angkatan
Laut dan Lapangan Udara TNI AU.
"Mereka berada di pos terdepan yang menjaga kedaulatan ini sehingga
wajib memiliki kekuatan yang lebih baik. Pesawat tempur juga ditempatkan
di Natuna," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, usai meresmikan
Group D Paspampres di Mako Paspampres, Jakarta, Senin, 3 Maret 2013.
Menurut Moeldoko penguatan personel di Pulau Natuna ini sesuai evaluasi
dilakukan bersama para Kepala Staf Angkatan, terkait eksistensi
pasukan-pasukan TNI di wilayah perbatasan seperti Pulau Natuna. Selain
itu mengantisipasi perkembangan di Laut China Selatan dengan penuh
kewaspadaaan.
"Apabila terjadi sesuatu dilaut China Selatan maka akan terjadi skill over, dan ada perembesan pengaruh itu kepada wilayah Indonesia," katanya.
Sumber : Kominfo
Cina sudah meperlihatkan keperduliannya kepada Indonesia dengan mengirimkan kapal-kapal perangnya melewati Pulau Christmas dan mendekati Australia agar pihak Barat mengerti bukan mereka saja yang punya Angkatan Laut,,,,, sekarang Cina meminta Indonesia untuk juga menjaga LCS di Natuna ,,, OK brother !!! biar ngerti tuh kutu-kutu kecil yang ribut melulu ,,, akakakakakakakakakakakakak
BalasHapusDukung....
BalasHapusDah bikin pos belum di timor leste?
BalasHapusOh jellas chino ....LCS tampa indonesia lepas jatoh ke tangan sekutu , cuma ... imbal balik rudal c805 produksi bersama jangan di persulit supaya indo and chino berteman dekat lebih ketara bukan berakhir hampa .
BalasHapusJudulnya salah!
BalasHapusYg benar gak ada "peran di"nya.
Sangat setuju dengan pendapat Connie,Indonesia harus segera mempresentasikan dirinya di perbatasan yang rawan di ganggu dengan menerapkan Air Defence Identification Zone.Dengan demikian setiap pesawat yang lewat harus memberitahu pergerakannya juga kalau perlu kita tambah untuk kapal yang lewat.Dengan demikian kita akan dihargai di kawasan.Tapi untuk itu tentu butuh pangkalan ,sarana dan prasarana yang memadai seperti dukungan pesawat patroli tempur dan kapal tempur untuk mengawal agar semua itu dipatuhi oleh pesawat/kapal yang lewat. Dan kita harus mampu untuk itu kalau tidak ingin wilayah kita derebut jiran.
BalasHapus