Senin, Februari 10, 2014
9
MERAUKE-(IDB) : Para nelayan asal Merauke yang menjadi korban tentara Papua Nugini (PNG Defence Force/PNG DF), saat ini ikut melaut guna mencari kelima rekannya yang belum diketahui nasibnya.

Informasi yang diperoleh Antara dari Merauke mengungkapkan, lima dari sepuluh nelayan warga Lampu Satu, Merauke, ikut melaut bersama tim SAR guna mencari kelima rekannya.

Sebelumnya tanggal 6 Februari lalu, 10 nelayan asal Merauke ditangkap tentara PNG saat mereka berada di gugusan karang perbatasan RI-PNG untuk menangkap teripang.

Tentara PNG dengan bersenjata lengkap itu menangkap para nelayan kemudian membakar kapal dan berbagai barang milik mereka. Tentara dari negara tetangga itu kemudian menyuruh para nelayan berenang hingga ke pos TNI-AL yang berjarak sekitar lima kilometer. Dari 10 orang, lima di antaranya hingga saat ini belum diketahui nasibnya.

Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Marinir) Buyung Lalana yang dihubungi Antara dari Jayapura mengakui, keikutsertaan kelima nelayan yang berhasil tiba dengan selamat di pos TNI-AL di Torasi bergabung dengan tim SAR.

Mereka ingin ikut mencari kelima rekannya dan karena kondisi mereka (nelayan) bagus makanya diperbolehkan.

Komandan Pangkalan Utama TNI-AL yang membawahi perairan selatan Papua itu mengatakan, saat ini tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI-AL dan warga masih terus mencari kelima nelayan.

"Belum diketahui dengan pasti nasib kelima nelayan," kata Brigjen TNI Buyung Lalana.

Kelima nelayan yang belum diketahui nasibnya itu adalah Alexander Coa, Ferdinando Coa, Roby Rahail, Joni Kaize dan Zulfikar Saleh.

Sedangkan yang berhasil berenang hingga ke pos TNI-AL di Torasi yakni Anton Kanez Bazik-bazik, Yakobus G.Mahuze, Silvester Ku Basik-Basik, Marselinus Maya Gebze dan Andreas Mahuze.

Tentara Papua Nugini Bakar Kapal Nelayan Indonesia dan Rampas Rp 750 Juta

Lima nelayan asal Marauke, Papua, tenggelam di Perairan Muara Kali Torasi.

Mereka tenggelam, setelah speed boat yang ditumpangi dibakar tentara Papua New Guinea (PNG), Kamis (6/2/2014).

Hingga Minggu (9/2/2014), aparat TNI dan Polri dibantu warga setempat masih melakukan pencarian terhadap kelimanya.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Kombes Sulistio Pudjo mengatakan, pembakaran speed boat yang ditumpangi 10 orang nelayan asal Merauke, Papua, terjadi pada Kamis pukul 10.00 WIT.

Pudjo menjelaskan, insiden tersebut berawal ketika perahu motor itu kedapatan memasuki wilayah perairan PNG oleh tentara PNG yang sedang melakukan patroli.

"24 orang tentara PNG yang bersenjata lengkap, menggunakan tiga buah speed boat kemudian mengejar speed boat nelayan Indonesia. Ketika speed boat nelayan kandas di delta muara Kali Torasi, tentara PNG kemudian menurunkan para nelayan lalu, membakar speed boat mereka," kata Pudjo melalui telepon selulernya, Minggu (9/2/2014).

Renang 8 kilometer


Kasus ini kemudian diketahui pada pukul 20.00 WIT, setelah 5 dari 10 orang berhasil berenang sejauh delapan kilometer dan melapor ke Pos Pengamanan Perbatasan TNI-AL Kali Torasi.

"Upaya pencarian yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri dan rekan-rekannya sesama nelayan hingga kini belum membuahkan hasil," kata Pudjo lagi.

Sementara itu, menurut sumber Kompas.com di Merauke, 10 orang nelayan asal Kampung Nasem, Distrik Merauke awal hendak berangkat ke Kandawa, PNG untuk membeli teripang. Namun, mereka justru dihadang patroli tentara PNG.

Sumber itu mengatakan, selain membakar speed boat, tentara PNG juga merampas uang milik nelayan senilai 160.000 Kina atau setara dengan Rp 720 juta dan rokok satu karton.

Nama nelayan yang selamat:
1. Yakobus Mahuze (28)
2. Antonius Basik Basik (26)
3. Silvester Basik Basik (27)  
4. Marselinus Maya Gebze (17)
5. Andreas Mahuze (26)
 
Nama nelayan yang hilang:  
1. Alexander Tjoa (38)
2. Ferdinando Tjoa (24)  
3. Roby Rahail (39)
4. Jhon Kaize (41)  
5. Zulfikar Saleh (17)

Sumber : BeritaSatu

9 komentar:

  1. negara ini seperti tidak punya presiden, ini rakyat kecil di bkar diem aja, mana mana jangan sibuk buat buku, buat lagu, hai dimana dirimuuuuu????

    BalasHapus
    Balasan
    1. presiden hari ini sedang rapat tentang pengungsi sinabung. saya nggak tau kamu dari daerah mana, tapi rakyat Karo juga rakyat kecil bung! Kalo mau minta perhatian presiden, antri dulu. Sesama rakyat kecil yang sedang kena musibah dilarang saling mendahului.

      Hapus
    2. Wah komen diatas koq gak nyambung dng fungsi kepemimpionan seorang Presiden ...masing2 memetingkan diri sendiri dengan curiga yg gak jelas... Yg jelas masalah pembakaran kapal nelayan ini sangat URGENT Bung karena berkaitan dengan negara lain ! Dan masalah Sinabung bisa ditangani oleh tingkat Menteri... Jadi alasan seperti Bung Ano 14.49 ucapkan itu yang akan disampaikan oleh Presiden SBY... mungkin Bung Ano 14.49 sudah menjadi jubir tidak resmi Presiden SBY ya ???

      Hapus
  2. Kenapa kasus ini, singaporn,sama aushit gak jadi hot news di tv, kalah sama kasusnya ayu tingting,,

    BalasHapus
  3. Papua New Guinea sama halnya dengan Singapura sedang memanfaatkan situasi yang tidak menguntungkan Indonesia yaitu memburuknya hubungan kita dengan australia, agak renggangnya hubungan kita dengan AS karena kebijakan minerba kita mempengaruhi Freeport, banyaknya bencana alam saat ini dan memanasnya politik menjelang Pemilu,,, jadi negara-negara kecil tersebut menggunakan kesempatan ini untuk NUMPANG TENAR karena mengira Indonesia gak akan terlalu terpengaruh !
    Mereka sekaligus secara tidak langsung mau menarik perhatian dunia BARAT bahwa mereka itu berada dikubu Asutralia,,, dikubu Barat !!! jadi istilahnya mereka seolah berkata HEY,,, MY WESTERN MASTERS,,, DON'T FORGET WE ARE ONE OF YOU !! WE SUPPORT YOU AGAINST THIS DANGEROUS INDONESIA !!! akakakakakakakakakakakakkkk

    Panglima TNI harus ngirim snipers lalu satu persatu itu tentara PNG di petik dari jauh ,,, akakakakakakakakkkk

    BalasHapus
  4. PNG mau ikut2an nih? OK ... Hajar balik ! Permalukan secara Diplomatik!

    BalasHapus
  5. Eyaaa, senggol kanan-senggol kiri, bawah juga.. Tinggal yg diatas(malingshit) belum nih*lagi sibuk upgrade canon
    Huahahahaha

    BalasHapus
  6. Curiga nih... CIA ada di balik semua... mgkn gara2 Freeport...

    BalasHapus