Setelah berangkat dari Vigo, Spanyol, pada bulan Desember 2013,
lambung Landing Helicopter Dock (LHD) Canberra Class yang kedua
(Adelaide LHD), tiba di Melbourne Australia diangkut oleh kapal Blue
Marlin.
Modul Amphibious Assault Ship atau yang disebut juga Landing Helicopter Dock (LHD) Canberra Class ini, akan dilayarkan ke galangan kapal Williamstown Australia menggunakan tug boat dalam beberapa hari mendatang, untuk mulai dirakit oleh BAE System Australia.
BAE System Australia merupakan kontraktor utama dari pembangunan dua
kapal LHD Canberra Class, bekerja sama dengan Navantia, Spanyol.
Pembangunan LHD Canberra Class menggunakan pendekatan modular, dimana
kapal dibagi ke sejumlah modul yang dibangun secara terpisah di
beberapa tempat, sebelum akhirnya disatukan sebagai sebuah kapal yang
utuh.
Direktur maritim BAE Systems Australia, Bill Saltzer, mengatakan:
“Dalam beberapa bulan terakhir, pekerjaan telah berjalan dengan pesat
dalam persiapan kedatangan lambung ini. Konstruksi, konsolidasi dan
perlengkapan dari empat superstructure/ module telah dilakukan di
Galangan Williamstown serta galangan kapal Henderson Australia Barat.
LHD pertama yang modul hull-nya dikirim tahun 2012, sedang
dipersiapkan untuk percobaan laut, yang dijadwalkan mulai beberapa
minggu mendatang. Penerimaan kapal oleh RAN ini, diharapkan berlangsung
tahun 2014.
Saltzer mengatakan: ‘Output berkualitas tinggi dari Galangan
Kapal Williamstown dan Henderson mencerminkan upaya yang signifikan dan
investasi BAE Systems Australia terhadap pekerjanya, fasilitas dan
proses untuk memastikan kinerja yang solid.
“Kapal ini adalah lebih dari sekedar memiliki pekerja terampil yang
mampu membangun struktur baja besar. Anda membutuhkan tenaga kerja yang
berpengalaman di bidang teknik, konsolidasi, integrasi dan pengujian
sistem yang kompleks dan membawa mereka semua bersama-sama ke dalam
perspektif ‘kapal secara keseluruhan’.
“Ini kegiatan yang kompleks yang membawa kapal perang ini untuk mampu
melakukan misinya.Kami melakukan ini sekarang di Williamstown pada
program LHD ini dan di galangan kapal Henderson pada frigat ANZAC.’
Mr Saltzer mengatakan kemajuan yang dicapai pada proyek LHD sampai
saat ini telah menjadi hasil dari upaya kedua tim lokal dan global dari
sejumlah organisasi termasuk Navantia, L3, SAAB dan perusahaan material
pertahanan lainnya.
LHD Pertama Australia Canberra LHD yang berbobot 27.000 ton, mulai
digarap pada tahun 2012. Tiga modul Canberra LHD dikirim dari Spanyol ke
Melbourne Australia. Tiga modul itu memiliki berat 19 hingga 36 ton.
Ketiga modul yang dikirim dari Spanyol merupakan bagian dari superstructure LHD yang menjadi rumah dari sistem: komunikasi,
combat systems, navigation, air traffic control radars dan infrared search and track sensors.
combat systems, navigation, air traffic control radars dan infrared search and track sensors.
Ketiga module digabungkan dengan superstruktur yang dibuat di BAE
Systems Williamstown, Australia. Superstruktur bersama dengan tiang
kapal serta semua control, combat and communications system, diinstal,
diintegrasikan dan diuji oleh BAE Systems Williamstown shipyard
Australia.
Amphibious Assault Ship / Landing Helicopter Dock Canberra Class,
mampu mendaratkan lebih dari 2000 prajurit, dengan helicopter dan kapal
laut, beserta seluruh persenjataan mereka, amunisi, kendaraan tempur
serta logistik.
LHD pertama dinamai HMAS Canberra, dan akan bertugas pada kuater
pertama 2014. Sementara LHD kedua bernama HMAS Adelaide akan bertugas
tahun 2015.
LHD ini memiliki empat deck utama: Well Dock and Heavy Vehicle Deck
untuk kendaraan berat/ cargo; Main Accommodation Deck, termasuk Primary
Casualty Reception Facility (PCRF); Hangar dan Light Vehicle Deck untuk
kendaraan kelas ringan dan Kargo, serta Flight Deck.
HMAS Canberra didisain dengan draft yang sedangkal mungkin, sehingga
bisa beroperasi di pelabuhan kelas dua dan juga bisa berlayar di laut
dangkal, di wilayah pantai.
Canberra Class memiliki kecepatan maksimum 20 knot dengan daya
jelajah 6,000 autical mile. JIka berlayar dengan kecepatan 15 knot daya
jelajahnya bertambah menjadi 9,000nm.
Well dock LHD Canberra Class memiliki panjang 69.3 meter dengan lebar
16.8 meter. Dek utama terletak di atas well dock dan heavy
vehicle/cargo deck, yang meliputi:crew accommodation, mess decks,
medical spaces, galley facilities, office spaces, dan ruang rekreasi.
Akomodasi disiapkan untuk 1400 personil, dengan perhitungan 400 untuk
kru kapal, serta 1000 untuk pasukan yang akan bergabung. LHD ini
didisain Australia untuk menggabungkan Angkatan Laut, Darat dan Udara.
Flight Deck kapal 202 meter dengan lebar 32 meter , memungkinkan HMAS Canberra mengangkut berbagai rotary wing aircraft:
MRH90 helicopter
CH-47 Chinook helicopter
Blackhawk helicopter
S-70B-2 Seahawk
Armed Reconnaisance Helicopter
Romeo Seahawk
CH-47 Chinook helicopter
Blackhawk helicopter
S-70B-2 Seahawk
Armed Reconnaisance Helicopter
Romeo Seahawk
HMAS Canberra mencontoh model LHD Spanyol, SPS Juan Carlos I. Flight deck HMAS Canberra memiliki konfigurasi 6 spot untuk medium sized aircraft seperti NRH 90 atau Blackhawk, yang memungkinkan secara simultan melakukan take off dan landing; alternatif lainnya, bisa melakukan take off dan landing secara simultan terhadap 4 CH-47 Chinooks.
LHD Canberra Class memiliki dua aircraft elevators yang masing masing
mampu mengangkut helikopter ukuran besar dan sedang. Hanggar kapal
mampu mengangkut 8 helikopter ukuran medium atau bisa juga mengangkut 18
helikopter medium, jika light vehicle deck digunakan.
Command and Control (C2) and Combat Systems terdiri dari:
1). Combat Management System
2). Extensive ICT infrastructure to support the ADF’s Command Support Systems and provide C2 capability for the embarked force
3). 3D Air Search Radar
Helicopter Control and Surface Radar
4). Navigation Radar
5). IFF capability, including Mode S
6). ESM/ECM Suite
7). Integrated communications system (internal and external), including a Message Handling System, Link 11 and 16, civil and military Satellite Communications
8).Electro Optical and IR surveillance systems
9). Integrated Navigation System, including an integrated bridge, navigation sensors, AIS and WECDIS.
Persenjataan meliputi:
Anti-Torpedo Towed Defense System (Nixie)
Four 20 mm automated guns
6 x 12.7 mm machine guns
Active missile decoy system – Nulka (weight and space reserve)
Statistik Kapal:
Panjang 230 meter
Lebar 32 meter
Tinggi (hingga ke Flight Deck ) 27, 5 meter
Berat Kapal (Penuh muatan): 27.500 ton
Command and Control (C2) and Combat Systems terdiri dari:
1). Combat Management System
2). Extensive ICT infrastructure to support the ADF’s Command Support Systems and provide C2 capability for the embarked force
3). 3D Air Search Radar
Helicopter Control and Surface Radar
4). Navigation Radar
5). IFF capability, including Mode S
6). ESM/ECM Suite
7). Integrated communications system (internal and external), including a Message Handling System, Link 11 and 16, civil and military Satellite Communications
8).Electro Optical and IR surveillance systems
9). Integrated Navigation System, including an integrated bridge, navigation sensors, AIS and WECDIS.
Persenjataan meliputi:
Anti-Torpedo Towed Defense System (Nixie)
Four 20 mm automated guns
6 x 12.7 mm machine guns
Active missile decoy system – Nulka (weight and space reserve)
Statistik Kapal:
Panjang 230 meter
Lebar 32 meter
Tinggi (hingga ke Flight Deck ) 27, 5 meter
Berat Kapal (Penuh muatan): 27.500 ton
Walaupun bernama Landing Helicopter Dock, Namun kapal Canberra Class memiliki runway model ski-jump. Belum diketahui apakah LHD ini bisa mengoperasikan pesawat siluman F-35 B (stovl) atau F-35 C -CATOBAR (Catapult Assisted Take-Off But (or Barrier) Arrested Recovery). Yang jelas rencananya tahun 2014, Australia mulai menerima pesawat tempur generasi F-35 pesanan mereka.
Pertanyaan yang sama sempat dilemparkan terhadap destroyer
helicopter/ Helicopter carrier Izumo yang dibangun Jepang. Beberapa
pengamat menilai destroyer Izumo bisa saja dijadikan sebagai carrier
dari F-35, dengan menambah pelapis khusus tahan panas di flight deck.
Jepang dan Australia sama-sama tergabung dalam JSX F-35.
LHD Canberra Class kedua/ LHD Adelaide ditargetkan rampung tahun
2015. Sementara Destroyer Hobart Class pertama Australia ditargetkan
selesai tahun 2016. Dengan demikian pada tahun 2016, Australia akan
memiliki Destroyer Hobart Class, yang mengawal pergerakan LHD Canberra
Class, serta pesawat tempur siluman F-35.
Sumber : JKGR
Indonesia kapan realisasikan LHD-nya PT. PAL ???
BalasHapusPasti terealisasi. Saya kira LHD juga penting buat TNI-AL. Tapi TNI-AL sekarang prioritas butuh kapal LST sama kapal BCM buatan dalam negeri. Karena kapal2x LST dan BCM yang ada sekarang sudah tua2x banget.
HapusIndonesia tidak terlalu perlu kapal-kapal seperti itu,,,, pulau-pulau kita yang tersebar sudah dengan sendirinya berfungsi sebagai pangkalan,,, yang kita perlukan adalah LST lebih banyak lagi.
BalasHapusKata siapa gak perlu ?... indonesian navy perlu kapal angkut yg kayak cambera class selain berfungsi mini kapal induk biyaya perawatan gak beda jauh dengan kapal angkut kri makassar class
BalasHapusBluu print australian navy jellas dan terrukur fungsi cambera class berlipat lipat dengan biayaya minim . Bagus tni al langsung memesan kapal angkut se class cambera , kan indonesia punya hubungan histeris dengan spayol tunggu apa lagi demi ke majuan bangsa !!!!