Rabu, November 27, 2013
8
JAKARTA-(IDB) : Presiden SBY pada Selasa, 26 November 2013 memaparkan enam langkah Indonesia dalam menindaklanjuti surat yang dikirimkan oleh Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, pada Sabtu, 23 November kemarin.
 
Inti dari keenam langkah yang disampaikan Presiden SBY yaitu, dibentuknya kode etik dan protokol yang mengatur kesepakatan hubungan kedua negara paska dilanda ketegangan hubungan diplomatik akibat skandal penyadapan oleh Badan Intelijen Australia (DSD).

Kendati sebelumnya Juru Bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha, sempat mengatakan kepada media bahwa isi surat itu sudah sesuai dengan keinginan pihak Indonesia, namun SBY berpendapat, masih ada sejumlah hal yang perlu diklarifikasi oleh Australia.


Pertama, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa atau utusan khusus akan membicarakan isu-isu yang sensitif untuk membicarakan kerjasama dengan Negeri Kanguru paska krisis diplomatik ini.


"Ini merupakan pra syarat bagi pembentukan protokol yang telah disetujui oleh Australia," ujar SBY.


Kedua, Pemahaman bersama maka ditindaklanjuti dengan pembahasan mengenai protokol dan kode etik secara mendalam. 


Ketiga, SBY akan memeriksa sendiri isi protokol dan kode etik yang akan diteken oleh kedua negara.

"Saya akan memeriksa apakah isi protokol dan kode etik sudah sesuai dengan keinginan Indonesia," kata dia.


Keempat, Setelah kode etik dan protokol disiapkan, maka pengesahan dokumen tersebut akan disaksikan oleh pemimpin kedua negara dalam hal itu Presiden SBY dan Perdana Menteri Tony Abbott.


"Tugas kedua negara selanjutnya yaitu memastikan protokol tersebut akan dijalankan," kata SBY.


Kelima, Kedua Negara berkomitmen untuk menjalankan protokol dan kode etik.


Keenam, Kerjasama yang sempat dibekukan akan kembali dilaksanakan setelah kepercayaan dan kode etik dijalankan secara konsisten.

Kerjasama yang dimaksud, yaitu di bidang militer, pertukaran informasi di bidang intelijen, pencegahan aksi teror, penanggulangan isu penyelundupan manusia dan kerjasama polisi.


"Kerjasama bilateral yang bermanfaat bagi kedua negara dapat segera dijalankan kembali," kata SBY.


Kode etik dan protokol ini merupakan niat baik untuk berkomitmen dalam membangun kehidupan bertetangga dan saling menguntungkan.


SBY menyebut setelah aksi ini dilakukan, masih akan ada proses lebih lanjut. "Kami akan terus melakukan pembicaraan yang komprehensif dan diplomatis," kata dia.


Dalam kesempatan itu, SBY turut meminta kepada rakyat Indonesia agar tidak gegabah dan emosional dalam menanggapi skandal spionase dan ketegangan hubungan di antara kedua negara.


"Kami akan bertanggung jawab dan bekerja keras dalam menyelesaikan masalah ini bersama Pemerintah Australia," ujarnya.


SBY berharap setelah memberikan respon secara resmi, hal itu akan ditanggapi secara positif oleh Pemerintah Negeri Kanguru dan rakyatnya. 



Sumber : Irib

8 komentar:

  1. Australia tidak minta maaf dan berjanji tidak mengganggu Indonesia lagi ,,, iya tapi Australia akan mengganggu Indonesia lewat PBB dan lewat agen-agen BARAT bangsa Indonesia sendiri ,,, akakakakakakakak

    BalasHapus
  2. Negara kepalanya sdh diinjak2 dan ausie kekeh tidak mau minta maaf, dan presiden sikapnya malah menyedihkan.. Minimal kerjasama militer hibah diputus semua, kasih mrk pelajaran, klo lain kali bikin salah lagi, konsekwensi tetap ada...

    BalasHapus
  3. YANG PENTING TETAP WASPADA TERHADAP NEGARA MUNAFIQ AUSIE YG NDAK KENAL BUDI PEKERTI........TEGAS LAGI DONG PAK SBY, BUBARKAN SEMUA KERANGKA KERJASAMA YG SUDAH BERJALAN DAN ULANGI DARI NOL SOAL KERJASAMA DG PERJANJIAN YG MENDETAIL

    BalasHapus
  4. Mudah2an pilpres mendatang cepat terlaksana,,,,,duh gusti uda gak nahan pengen punyaa presiden yg garang...

    BalasHapus
  5. Apa sih pak...??
    Rasa2 ga berguna itu protes2 keras masyarakat. Toh cuma kasih surat doank, semuanya beres. Masa bisa2 semuanya berjalan lagi kerjasamanya! Klo mau cukup bidang ekonomi dan budaya aja! Yang lain udah stop!
    Presiden kok gini....:@

    BalasHapus
  6. Komen kayak anak smp semua...

    BalasHapus