Rabu, Oktober 09, 2013
7
SURABAYA-(IDB) : Sebanyak 189 orang prajurit menjalani proses seleksi perekrutan masuk pendidikan pasukan elite TNI Angkatan Laut, masing-masing sebagai awak kapal selam, Pasukan Katak, juru selam, dan pasukan Intai Amfibi Marinir.

Seleksi yang dijadwalkan berlangsung selama satu minggu itu, dipusatkan di Gedung Moeljadi, Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), Bumimoro, Surabaya, mulai Senin (7/10).

Adapun tahapan seleksi yang harus dijalani calon siswa pasukan elit itu, meliputi tes kesegaran jasmani, kesehatan lengkap, psikologi tertulis dan wawancara, mental ideologi, dan kesehatan jiwa.

Direktur Personel Kobangdikal Kolonel Laut (E) Catur Budi Susanto selaku Ketua Panitia Penerimaan, menjelaskan dari 189 prajurit tersebut, sebanyak 62 orang mengikuti seleksi calon siswa Pendidikan Pasukan Katak, Pendidikan Juru Selam (44 orang), Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (22 orang), dan 61 orang sisanya di Pendidikan Intai Amfibi Marinir.

"Seluruh rangkaian seleksi penerimaan calon siswa pendidikan pasukan elit TNI AL akan menguras tenaga dan pikiran dari prajurit. Mereka yang lolos seleksi akan diketahui saat sidang penentuan akhir pada 18 Oktober mendatang," katanya.

Ia menjelaskan dalam kalender pendidikan tahun 2013, TNI AL sudah menetapkan kuota kursi untuk calon siswa dari masing-masing pendidikan pasukan elit tersebut.

Pendidikan Pasukan Katak dan Intai Amfibi Marinir masing-masing mendapatkan kuota sebanyak 30 orang siswa, kemudian Pendidikan Juru Selam 20 orang, dan Pendidikan Awak Kapal Selam 15 orang.

"Lokasi pendidikan bagi siswa prajurit yang dinyatakan lulus seleksi akan disebar di sejumlah tempat," tambah Catur Budi.

Siswa calon awak kapal selam menjalani pendidikan di Sekolah Kapal Selam (Sekasel), kemudian siswa Pasukan Katak di Sekolah Pasukan Katak (Sepaska) dan siswa Juru Selam di Sekolah Penyelam (Seselam), yang ketiganya di bawah komando Pusat Pendidikan Khusus Kodikopsla.

Sedangkan siswa Intai Amfibi menjalani pendidikan di Sekolah Khusus Pusat Pendidikan Infanteri yang berada di bawah Komando Pendidikan Marinir, Kobangdikal.




Sumber : Republika

7 komentar:

  1. saya banga melihat pasukan Indo, tapi sayang kalau didalam kota betantang betenteng,kaya jagoan, coba diperbasan dgn negara lain,berhadapan tentara dgn tentara baru yahok...

    BalasHapus
    Balasan
    1. lo nya aja yg iri dan sirik.. kalo tni lage di perbatasan justru malah tentara luar yg gak berani..

      Hapus
    2. Nah...ketahuan loe pengen jadi tentara tapi enggak kesampeyan. Coba kalo loe yg jadi tentara.....PASTI LOE YG PETENTANG - PETENTENG...DASAR SIRIK DAN DENGKI

      Hapus
  2. bacot aja loe digede'in,,, coba liat sendiri perjuangan tni di perbatasan,,,,!!! baru loe bisa komentar!!!!! jgn modal dengkul kalo berbicara

    BalasHapus
  3. Mempersiapkan awak apal selam menyambut....???..10 ks kilo???...???...???

    BalasHapus
  4. lihat tu kopasus di aceh banyak di jadi mayat,,,,bro cuma berani nyerang lapas sipil coba lawan tu habisi OPM,klu di perbatasan yaa biniss dulu yang penting.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi mayat.....siapapun juga CALON MAYAT. Mati itu resiko jadi tentara, kalo enggak mau mending jadi HANSIP. OPM kalo dihabisin pasti habis, tapi mereka adalah saudara kita sendiri harus kita sadarkan dengan berbagai pendekatan.

      Hapus