Kamis, Oktober 10, 2013
13
JAKARTA-(IDB) : Pemerintah dalam pengadaan alat utama sistem senjata atau Alutsista menjalin kerja sama dengan beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Perancis, dan Korea Selatan. Masing-masing negara produsen tersebut mempunyai keunggulan teknologi tersendiri.

Dari kerja sama itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Sisriadi mengungkapkan ada strategi tersendiri dari pemerintah Indonesia.

Sisriadi menegaskan pemerintah tidak terikat pada negara tertentu karena Indonesia punya pengalaman embargo tahun 1990-an hingga 2000-an oleh Amerika. Indonesia punya pesawat tapi tidak dapat terbang karena suku cadangnya tak bisa dibelikan.

"Karena pengalaman itu makanya kita jadi beli di mana-mana, jadi diembargo di sini kita masih bisa beli di sana,” ujar dia kepada detikcom, kemarin. Selain itu, pemerintah juga tak mau membeli alutsista dari satu sumber karena alasan teknologi. “Amerika itu pelit enggak mau kalau sekalian sama teknologinya,” kata Sisriadi.

Persoalan transfer teknologi memang jadi perhatian tersendiri. Untuk mengoperasikan alat-alat super canggih itu diperlukan keterampilan sumber daya manusia yang tinggi.

Sesuai Undang-Undang Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, dalam setiap pembelian sistem senjata dari luar negeri wajib ada konten lokal. Bentuknya antara lain pelatihan, kerja sama pembuatan, dan kerja sama operasi.

Sisriadi berujar, kerja sama PT Dirgantara Indonesia dengan Kanada adalah salah satu bentuk kerja sama dan transfer teknologi tersebut. Sementara dari produsen lain, pembelian senjata juga umumnya sepaket dengan training.

"Setiap kontrak ada klausul bahwa operator akan dilatih di negara itu. Dan yang kita kirim adalah tenaga-tenaga intinya, jadi nanti dia pulang akan menyebarkan ilmu,” jelasnya. Dia optimistis kemampuan prajurit Tanah Air bisa mengimbangi kecanggihan teknologi alutsista yang baru.

Anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati atau Nuning mengatakan sudah seharusnya industri pertahanan dalam negeri diberi kesempatan besar untuk pembuatan alutsista TNI.

"Ini untuk menyesuaikan kebutuhan teritorial wilayah negara dan sistem kemandirian dalam kemampuan yang bisa terus berkembang," ujar politikus Partai Hanura ini kepada detikcom, kemarin.





Sumber : Detik

13 komentar:

  1. udah tau pelit masi jg beli dari sono ,,,dasar aneh,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. UDAH PASTI KALAU BELI BEKAS PEJABAT INDONESIA DAPAT FEE,, RAKYAT DIPERAS LAGI DENGAN PAJAK DAN ATURAN, DASAR PEJABAT MENTAL BURUK,

      Hapus
  2. Aduh atasan kita pola pikirnya gmn yaaaaaa !!! dah tau pelit masih aja mau di sodorin tuh namanya barang bekas barang baru. sekarang liat China Iran and India aja deh. mereka ngeluarin miliaran dolar jd ad artinya ketika mereka menjadi produsen senjata yang bermutu karena mereka percaya sm namanya Om BERUANG MERAH yang menjadi guru mereka. Liat nyatanya aja dah.....

    BalasHapus
  3. paling pelit juga paling arogan + songong..
    kasus jepang contohnya..
    secara tekno, jepang bisa membuat apa yg oleh amerika buat.

    BalasHapus
  4. Sudah beli baru ngomong apa ƍäª salah tuh kalo pelit Ƴɑ̤̥̈̊ɑ̤̥̈̊ɑ̤̥̈̊ jg di beli

    BalasHapus
  5. Kadang bukan niatan beli tapi dipaksa "beli" dengan imbalan tentunyaaaa..... Uang Pensiooonnnn..... Gitu aaja koq repoot....... :))

    BalasHapus
  6. lol ga ada alasan liat india, dia ga mau nurut pesyaratan orang amrik, dan buktinya masih boleh beli senjata dari amrik. liat aja india baru beli 22 apache, 10 P8i poseidon, dan C-17 globemaster dari amrik. intinya negosiasi bung, india aja bisa napa kita ngga....

    BalasHapus
  7. AS gak pelit TOT, tapi pemerintahnya beli apache dikit-dikit sih jadi gak di kasih tot ke indo..
    Payah ini belinya cuma 8 biji doang....
    Makanya beli heli apache sebanyak 20 atau 35 unit itu baru di kasih TOT gitu.
    Ngapain pada sewot teknologi, urus aja tuh gandiwa kapan selesainya...

    BalasHapus
  8. Itu artinya mereka menghargai peneliti dan hasil penelitiannya.Lha kita boro boro dihargai peneliti kita anggaran untuk penelitian saja cekak .Ngak salah para peneliti kita lebih senang kerja di luar dari pada di dalam.Coba kasih gaji dan penghargaan yang layak dan dana penelitian tak terbatas saya yakin orang indonesia cerdas cerdas .Bila dikasih dana yang layak saya yakin akan banyak sumbangan untuk bangsa dan akan lahir Habibie Habibie muda.

    BalasHapus
  9. as emang negara paling pelit tot.jaman orba alutsista bli smua dri as.tpi embargo yg as brikan sma qt s't qt ign mptahankn keutuhn nkri.
    lht jepang u/ pespur n jerman u/ ks skrg sbnarny bsa bwt ap yg dbwt as.tpi krna ad tekann dri as stlh perang dunia ke2 mkany mrka tdk bsa ngembangin tekhnologi ny.
    yg bnr2 cs it RUSIA tpi rsa skit hati rusia sma bangsa in wktu ad kudeta/konspirasi tbaik ddunia u/ mjatuhkn bung karno it yg mbwt rusia bpikir 1000* u/ tot.tmsk tot ks kilo bru yg bbrpa thn llu mau dbeli ina.

    BalasHapus
  10. semua karena uang....uang....uang....korupsi....korupsi.....korupsi......mental jelek.....mental jelek.....mental jelek

    BalasHapus
  11. kalo gtu jangan dibeli produk uncle sam...gtu aja repot

    BalasHapus
  12. ya amrik memang pelit,,tp klw kita berani telanjangin aja tuh apache..apa sih yang ngga bs dipelajari di dunia ini klw punya niat..hilangin deh pola pikir pesimis dan pola pikir yg di dasari nafsu

    BalasHapus