Jumat, September 28, 2012
10
JAKARTA-(IDB) : PT Batan Teknologi (Persero) berencana membangun pabrik yang memproduksi isotop nuklir di Amerika Serikat (AS). Pengadaan isotop tersebut, nantinya akan digunakan untuk keperluan kesehatan.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan, pendanaan pabrik isotop nuklir yang akan dibangun PT Batan Teknologi dibiayai Eximbank. Dahlan menyebutkan Batantek memperoleh dana sebesar Rp1,7 triliun.

"Iya betul, itu (pembiayaan) dari Eximbank. Betul pendanaannya dari sana," ujar Dahlan Iskan, kala ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu(26/9/2012).

Dahlan menuturkan, meski Batantek memperoleh pendanaan dari Eximbank. Namun pihak AS juga memiliki investasi yang lebih besar. Menurut dia, kepemilikan pabrik isotop nuklir tersebut nantinya mayoritas dipegang oleh pihak AS. "Mereka mayoritas karena mereka investasi lebih besar, investasi kita Rp1,7 triliun," ujar Dahlan.

Hingga saat ini, Dahlan masih menunggu kabar dari Direktur Utama PT Batantek mengenai laporan ke pemegang saham AS. Selain itu, dia juga berkoordinasi dengan pemegang saham pihak Indonesia. "Nah, kalau nanti pemegang saham setuju baru lah direalisasikan," katanya.

Dahlan menjelaskan, produk yang dihasilkan pabrik reaktor nuklir isotop di Amerika akan berbentuk menyerupai cairan. cairan itu nantinya akan mampu mendeteksi penyakit seseorang. Dengan cara menyuntikan cairan radio isotop itu seperti dikatakan Dahlan, akan mampu mendeteksi penyakit seseorang.

"Nanti itu seperti cairan, nanti akan bisa memdeteksi sakit apa dengan cara menyuntikan cairan itu, cairan itu namanya radio isotop, yang bisa mendeteksi penyakit," jelas dia

Cairan itu yang nantinya akan membedakan organ-organ tubuh, sehingga ketika cairan itu masuk maka akan kelihatan penyakitnya apa. "Lebih untuk mendeteksi," tambah dia.

Menurutnya, cairan ini akan menggantikan penggunaan citiscan, namun lebih praktirs karena hanya di suntikan. "Ini sangat aman, enggak berbahaya, ini sangat aman," tegas Dahlan.

Sebelumnya, Dahlan mengatakan bahwa Batan Teknologi punya peluang menjadi produsen radio isotop atau kedokteran nuklir terbesar di dunia. "Batan Teknologi ini peluangnya besar, negara lain enggak ada yang bisa buat kecuali Indonesia," katanya.

Dia menjelaskan, alasan Batan membangun pabriknya di sana, karena jika diproduksi di Indonesia tetap harus dibawa ke AS. Dalam perjalanan tersebut, dikhawatirkan radiasi isotop tersebut akan habis. "Kalau dikirim ke AS itu radiasinya hilang, satu-satunya cara mendirikan perusahaan di AS," jelasnya. 



Sumber : Okezone

10 komentar:

  1. Manfaatnya gak ada buat bangsa indonesia kalau papbriknya di bangun di luar negeri !!!buang 2 duwit percuma gak ada gunanya ,"america tidak bisa di pegang omonganya kadang sihhh yataaa

    BalasHapus
  2. Mungkin juga gan, sbab mayoritas saham sdh di pegang si amrik

    BalasHapus
  3. hey orng yg sok tau di atas
    sama aja nanya gk ada untungnya buat pabrik nike di INA pdhl spatunya gk djual di INA

    batantek membuka pabrik dsna buat kbtuhan medis yg tinggi di AS
    di AS pmgang saham gk blh lbh dari 30% gk kayak INA 99% pun boleh
    keuntungan masuk ke BUMN
    gk sah sok ngrti deh

    salam dari pegawai BATAN

    BalasHapus
  4. sy mau tanya, indonesia sebagai produsen isotop, nah setelah di produksi di USA, maka mereka akan menjadi produsen juga kan?? Nah, lantas, untuk apa hasil isotop di indo bila ternyata nanti banyak negara yang justru beli di indo....? Apa PT.Freeport itu tak bisa dijadikan pelajaran berharga oleh negeri ini..? Pemegang saham terbanyak, bisa berbuat apa saja yang menurut mereka akan lebih menguntungkan perusahaan, bagaimana bila USA melakukan produksi sendiri ketika ia mampu?? Silahkan yang katanya pegawai batan jawab......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada patennya kali.. lagian d buat d sini tapi d ekspor kadaluarsa.. siapa yg mau pakai dan bayar ??

      Hapus
    2. oky saya jelaskan
      INA sudah membuat di serpong dengan reaktor G.A. siwabessy nah hasilnya itu untuk memenuhi kbutuhan dalam negri dan asia
      anda tau sifat radioaktiv???
      klo gk tau saya jelaskan
      radioaktiv memiliki sifat meluruh karena partikel2 dari bahan itu keluar.. ini menyebabkan massa dari bahan itu berkurang
      untuk kesehatan bahan radioaktiv yg digunakan haruslah memiliki umur paruh yg relativ singkat sebagai contoh yg dihasilkan batabtek yaitu 10jam
      tidak seperti industri yg menggunakan Co-60 waktu paruhnya 3th
      kita klo mengekspor ke cina harus dihitung dlu brp lama perjlanan menggunakan pesawat
      berapa lama bahan itu jadi hingga digunakan
      itung2an klo mau di expor ke cina mesti >30 Ci (1Ci=3,7x10^10 partikel/dtk)

      kembali ke AS
      AS sudah bisa membuat tapi dia fokus ke radioisotop industri
      di AS ada reaktor generasi ke 6 dan hasil reaktor itu ada neutron
      nah neutron inilah kita manfaatkan menjadi bahan radioaktiv dengan bantuan siklotron
      kita membuat di AS untuk menjangkau benua amrik dan eropa
      klo anda pengamat ekonomi pasti mengerti
      dan 1 lagi
      reaktor nuklir bukan hanya untuk menghasilkan listrik
      neutron dari reaktor itu bisa untuk pemanfaatan lain
      kaleng sarden yg anda makan di steril pake radioaktiv, beras yg anda makan hasil litbang BATAN, kondom, sarung tangan oprasi yg anda pake hasil mesin berkas elektron
      makannya klo gk ngerti pemanfaatan nuklir gk sah koar2
      hehe

      GO PLTN

      Hapus
  5. Buka pabrik di AS itu hanya strategi marketing batantek. karena kan konsumen isotop terbanyak bakal ada di AS.

    metode pembuatan isotop yang katanya ditemukan oleh orang batan itu PASTI bisa ditiru oleh AS, Jepang, dan Eropa. ketiga bangsa itu adalah maestro-nya teknologi. jadi kalopun batantek nggak buka pabrik di Amerika, dan hanya ekspor, AS tetep bisa meniru karena mereka memang bangsa hi-tech.

    Kalo AS, Eropa, Jepang punya teknologi, kita harus mengemis untuk dapet transfer of technology. Tapi kalo Indonesia yang punya teknologinya, saya rasa mereka, dengan segudang ahlinya, bisa memecahkan rahasia teknologi kita.

    BalasHapus
  6. Gue heran sm hairus slamet.. gak ngerti kok ngomong.. udah jelas menghindarkan radio isotop itu habis d perjalanan.. jd d bangun d amrik karena pangsa pasarnya d negara2 barat.. kalau d sini perlu ya d buat pabrik lagi.. tolol memang kayak metromini dan tipuan yg suka jelekin pemerintah tanpa dasar !!! Tolol !!!

    BalasHapus
  7. Yang gw sayangkan mereka(us) gampang bgt membujuk suatu negara untuk mendptkan rahasia teknologi baik cara kasar atau lembut mendapatnya ya contoh seperti ini dgn dalih kerja sama, Formula YK kan tidak gampang penemuanya ada rumus2nya.

    BalasHapus
  8. wat koment d atasQ tepat ni aq stuju banget ini baru namanya koment berkualitas...

    cm yg di bahas radiaktif wat ksehatan tp kq akhir2nya PLTN...hehehe

    N denger2 dulu indonesia dh pernah penelitian buat reaktor pembangkit listrik tp d larang AS cz katany takut kalau indonesia punya senjata nuklir kayak alsan yg d gunain d Iran cm bedany Indonesia nurut jha tp low Iran nekad demi kemajuan negaranya...

    BalasHapus