Kamis, Oktober 10, 2013
1
SURABAYA-(IDB) : Kapal Latih TNI Angkatan Laut jenis Barquentine (kapal layar tiang tinggi) yaitu KRI Dewaruci dari jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) tiba di pangkalan Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (7/10). 

KRI Dewaruci merapat di dermaga Koarmatim setelah usai melaksanakan pelayaran muhibah ke Australia dalam rangka pelayaran astronomi Kartika Jala Krida (KJK) 98 orang Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat-III angkatan ke-60. 

Kedatangan KRI Derwaruci disambut oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Hari Bowo, M.Sc dengan didampingi Gubernur AAL Laksamana Muda TNI IGN Ary Atmaja, Komandan Kobangdikal Laksamana Muda TNI Widodo, Kasarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji serta pejabat Mabesal dan Koarmatim serta keluarga prajurit KRI Dewaruci.
Pelayaran KRI Dewaruci ke benua Kangguru ini berlangsung lebih kurang selama 60 hari yaitu mulai tanggal 13 Agustus sampai dengan 7 Oktober 2013, dan menempuh rute:  Surabaya,  Bali, Geraldton, Perth, Broome, Darwin, Kupang dan kembali ke Surabaya.

Dalam pelayaran kali ini, KRI Dewaruci diawaki 82 prajurit ditambah 6 personel pendukung dari intelijen, penerangan, kesehatan dan Pasukan Katak dari Satkopaska Koarmatim, serta 10 personel pendamping Kadet AAL. Selama singgah di kota-kota Australia tersebut, seluruh pajurit dan Kadet AAL akan melaksanakan kunjungan kehormatan ke pejabat setempat serta sekaligus mengadakan promosi wisata dan budaya nasional Indonesia terhadap masyarakat setempat. Kehadiran KRI Dewaruci yang telah berusia 60 tahun dan telah bergabung dalam jajaran kapal TNI Angkatan Laut sejak 1 Oktober 1953, sangat ditunggu-tunggu karena kapal latih ini sangat populer di luar negeri, bahkan di sejumlah negara Eropa, KRI Dewaruci memiliki banyak penggemar setia yang selalu mengunjunginya setiap bersandar.

Misi pelayaran ini dimaksudkan pula untuk membentuk karakter prajurit matra laut dan mental kejuangan para Kadet AAL sebagai calon perwira TNI Angkatan Laut yang bermoral, disiplin, profesional dan bertanggung jawab, serta untuk mempraktekkan semua pelajaran yang telah didapatkan di kampus AAL Bumi Moro dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan yakni di laut sebagai medan juang prajurit  matra  laut, sekaligus mampu menjadi duta negara dalam menjalankan peran diplomasi guna menambah wawasan tentang pergaulan internasional, serta kondisi sosial masyarakat tempat yang disinggahi.

Satgas KJK ini dipimpin oleh Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Anung Sutanto, merupakan alumni AAL angkatan ke-41 lulusan tahun 1995. Letkol Laut (P) Anung Sutanto merupakan pejabat ke-34 yang menduduki jabatan Komandan KRI Dewaruci. Sedangkan Satgas pengasuh Kadet AAL angkatan ke-60 dipimpin oleh Mayor Laut (P) Agus Praptopo,S.T. yang akan melaksanakan tugasnya melakukan pengasuhan, pembelajaran, pelatihan  dan bimbingan.

Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai

Untuk  kesekian kalinya, KRI Dewaruci menghadang tingginya ombak. Sesuai semboyannya para pelaut ulung nusantara “Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai”. Begitulah yang dihadapi KRI Dewaruci saat berlayar kearah timur menuju benua Australia. 

Cuaca tak bersahabat sudah terasa begitu keluar dari Selat Bali. Hujan dan ombak setinggi 4 meter langsung menghadang kapal latih tersebut. Namun  dengan naluri tempur dan semangat juang serta pengalaman sebagai pelaut ulung, para prajurit matra laut tersebut maju dan terus berlayar  sampai tujuan. 

Saat berlayar melintasi di titik 60 mil laut dari Pantai Shark Bay,tepatnya tanggal 13 Agustus 2013, KRI Dewaruci dihantam ombak besar. Cocor dan patung Dewaruci di haluan patah dan hilang ditelan ganasnya ombak samudera. Saking kerasnya hantaman ombak, tiang layar depan, tengah dan buritan juga patah dibagian atas.

Dengan kondisi seperti itu, diputuskan oleh komandan kapal untuk segera melakukan sandar darurat. Maka pada tanggal 22 Agustus 2013, KRI Dewaruci  merapat dan sandar di Dermaga Geraldton Australia. Hantaman ombak yang begitu besar, tidak mengurangi semangat prajurit. Dengan semangat tinggi itulah, yang membuat tetap waspada dan tegar walaupun rintangan datang menghadang. Buktinya, sampai kapal sandar di Dermaga Geraldton, para prajurit ini tidak ada yang mengalami cidera sedikitpun.

Begitu kapal sandar di Dermaga Geraldton Australia, para prajurit kerja keras bahu membahu melepas tiang yang patah. Perbaikan tersebut, diperkirakan memakan waktu sekitar tiga hari. Dalam singgahnya selama tiga hari di Dermaga Geraldton, KRI Dewaruci mendapat kunjungan dari Atase Angkatan Laut Kolonel Laut (P) Heri dan pejabat setempat, yaitu CEO Geraldtion City Council Rence Ellis dan dua staf dari Konsul Konjen Bob Hall Councill dan Nusiaga Putri. Setelah sandar darurat dan perbaikan di Geraldton, KRI Dewaruci melanjutkan pelayaran menuju kota tujuan berikutnya yaitu kota Fremantle, Perth, Australia. 





Sumber : Koarmatim

1 komentar:

  1. boleh kapal layar tradisional.. masalahnya negara lain muhibah pakai real fregat & destroyer plus kapal induk. Indonesia kapan ? malu dong dengan moyang yg sdh sampai madagaskar, hawaii, polynesia dll. kapal mereka itu dulu kelas utama..

    BalasHapus