TIMOR LESTE-(IDB) : Parlemen Nasional Timor Leste mendesak pemerintah untuk segera
menuntaskan proses investigasi atas pembelian 77 pucuk senjata api laras
panjang tipe MP1-V2 dari Indonesia. Sudah setahun berlalu, investigasi
dilakukan oleh komisi independen, namun belum ada hasilnya.
“Sekretaris Negara Urusan Keamanan Fransisco Guterres segera tuntaskan investigasi. Proses pembelian senjata api tidak melalui prosedur. Harganya juga masih simpang siur,” kata Cesar Valente, anggota Komisi Urusan Luar Negeri, Pertahanan, dan Keamanan Nasional di Parlemen Nasional Timor Leste, Selasa, 30 Juli 2013.
“Sekretaris Negara Urusan Keamanan Fransisco Guterres segera tuntaskan investigasi. Proses pembelian senjata api tidak melalui prosedur. Harganya juga masih simpang siur,” kata Cesar Valente, anggota Komisi Urusan Luar Negeri, Pertahanan, dan Keamanan Nasional di Parlemen Nasional Timor Leste, Selasa, 30 Juli 2013.
Parlemen, kata Cesar, tidak mengetahui proses pembelian senjata yang
dilakukan oleh Komandan Polisi Nasional Timor Leste Longuinhos Monteiro.
Ketidakjelasan proses pembelian senjata api itu diduga dipicu oleh
buntunya komunikasi dan koordinasi antara Fransisco Guterres dan
Longuinhos Monteiro. “Kemungkinan ada konflik di antara keduanya,”
ujarnya.
Cesar menduga senjata api itu sudah ada di tangan anggota kepolisian khusus di perbatasan Timor Leste-Indonesia.
Cesar menduga senjata api itu sudah ada di tangan anggota kepolisian khusus di perbatasan Timor Leste-Indonesia.
Fransisco Guterres menjelaskan, parlemen sebenarnya sudah mengesahkan
anggaran untuk pembelian senjata dari Indonesia. Namun proses
pembeliannya tanpa sepengetahuan dan seizin Dewan Menteri yang saat itu
dipimpin Xanana Gusmao. Tiba-tiba senjata itu sudah masuk ke Timor Leste
melalui bea cukai pelabuhan Dili.
Untuk mengungkap ketidakbecusan pembelian senjata dari PT Pindad Indonesia itu, Fransisco Guterres membentuk komisi independen pada tahun 2012. “Proses investigasi masih berlangsung,“ kata Fransisco Guterres di Dili, Selasa, 30 Juli 2013. Ia pun memastikan seluruh senjata itu masih ditahan sambil menunggu investigasi rampung.
Untuk mengungkap ketidakbecusan pembelian senjata dari PT Pindad Indonesia itu, Fransisco Guterres membentuk komisi independen pada tahun 2012. “Proses investigasi masih berlangsung,“ kata Fransisco Guterres di Dili, Selasa, 30 Juli 2013. Ia pun memastikan seluruh senjata itu masih ditahan sambil menunggu investigasi rampung.
Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat Urusan Keamanan Timor-Leste (Fundasaun Mahein) Nelson Belo mencurigai pengiriman senjata lewat bea cukai di pelabuhan Dili tanpa melalui pemeriksaan isi kontainer, sehingga lolos masuk ke Timor Leste. Untuk itu, Nelson mendesak penuntasan segera investigasi karena akan berdampak negatif terhadap keamanan nasional.
Sumber :Tempo
Hehe didikan dari Indonesia, kebanyakan makelaaaaaaaaaaarrrrrr b-(
BalasHapusNgatur negara itu susah ya sodara timles??? Dengan satu tujuan dan semangat nasionalis saja pasti masih banyak penyelewengan tanpa ada pimpinan yg memiliki karakter kuat!!!! Waktu kita masih bersama, suharto bermimpi setelah 30 tahun di pimpinnya tercapai tahap tinggal landas alias negara sejahtera adil dan makmur hampir tercapai tapi krismon menghancurkan semuanya!! Timles bermimpi setelah 20thn lepas dari RI mencapai tahap seperti singapura dgn mengandalkan kekayaan alam dan sdm yg ada!!! Sekarang gimana kabarmu sodara timles???
BalasHapuspengen tau kabar nya timor leste 2013 sekarang buka aja you tube mas bro... ngenes malah ketinggalan... lambat banget perubahan dan kemajuan nya.... sama kota kupang NTT tetangganya ajah... masih mendingan kupang... yg enak ya si xanana gusmau dan antek2 nya itu... sedangkan rakyat nya ya tetep aja kere... [-(
BalasHapusYa itulah bgtulah bro kena bujuk rayu barat.
BalasHapusPadahal mereka cuma di jadikan negara boneka.
yang jelas menang........menang...iisss.... :((
BalasHapusTNI KEBO (pandawa lima) https://www.facebook.com/profile.php?id=100002461449881&sk=photos&collection_token=100002461449881%3A2305272732%3A6
BalasHapusbodo amat gak ngaruh...
Hapusdari keluar tahun 1999 - 2013 (14 thn) kemajuan pembangunan nya cuman kantor presiden nya aja yg bagus itupun renovasi ex jaman indonesia... lah perumahan rakyat nya ampe sekarang tetep aja parah2 tertinggal.. padahal waktu14 thn itu kalo di ibaratkan kuliah mah udah mau 4 kali sarjana...
BalasHapusBiarin z lah daerah miskin ini miskin sumber daya alamnya lagian klo masih menyatu cuma BEBAN NKRI doank bro :d
BalasHapusBegitulah bro akibat mudah terkena bujuk rayu negara barat apalagi australia, australia bilang klo timles mau merdeka nnti dibantu sm australia, begitu tw klo timles SDA nya sgt sedikit, baru dah mampus ditinggal australia.. Poor timpr leste :(
BalasHapushehehehhe .... diberi angin surga oleh assui .... stelah itu ditinggalkan heheheheh ..... mmg bejat otak assui itu maklum banyak keturunan perampok dan penjahat waktu zaman inggris .... lihat saja rakyat timles .... sebotol minyak tanah saja sudah 20rb .... hehehehhe mampusssss ....
BalasHapus