JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara menyatakan menolak tawaran hibah pesawat
tempur F-5 Tiger dari Korea Selatan lantaran tidak sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan.
"Kami menolak tawaran hibah karena spesifikasi pesawat F-5 milik Korea Selatan berbeda dengan yang dimiliki Indonesia," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, usai menghadiri penutupan Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pesawat F-5 milik Indonesia sudah banyak dimodifikasi, baik persenjataan atau avioniknya. Sedangkan, pesawat yang ditawarkan Korea Selatan minim modifikasi. "Perbedaan spesifikasi ini justru menjadi beban di biaya perawatannya. Kalau bisa kami diberi pesawat yang sama dengan yang kami punya," katanya.
KSAU mengaku, pihaknya telah menyampaikan kajian itu kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengaku masih mempertimbangkan tawaran hibah pesawat F-5 dari pemerintah Korea Selatan karena harus meminta keputusan dari TNI AU selaku pengguna pesawat tempur.
"Kami menolak tawaran hibah karena spesifikasi pesawat F-5 milik Korea Selatan berbeda dengan yang dimiliki Indonesia," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, usai menghadiri penutupan Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pesawat F-5 milik Indonesia sudah banyak dimodifikasi, baik persenjataan atau avioniknya. Sedangkan, pesawat yang ditawarkan Korea Selatan minim modifikasi. "Perbedaan spesifikasi ini justru menjadi beban di biaya perawatannya. Kalau bisa kami diberi pesawat yang sama dengan yang kami punya," katanya.
KSAU mengaku, pihaknya telah menyampaikan kajian itu kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengaku masih mempertimbangkan tawaran hibah pesawat F-5 dari pemerintah Korea Selatan karena harus meminta keputusan dari TNI AU selaku pengguna pesawat tempur.
DPR Dukung TNI AU Tolak F-5 Korea Selatan
Anggota Komisi Pertahanan DPR, Mayor Jenderal Purnawirawan Yahya Sacawiria, mendukung penolakan TNI AU terhadap hibah pesawat F5 Korea Selatan. "Sebab, yang tahu detil spesifikasi pesawat itu kan TNI AU," ujarnya, Kamis, 16 Mei 2013.
Menurut dia, TNI AU memang memiliki hak untuk menerima atau menolak tawaran pesawat dari Kementerian Pertahanan. Sebab, "TNI AU yang bakal mengoperasikan pesawat itu," katanya.
Ia meminta pemerintah tidak memaksa TNI AU untuk menerima hibah pesawat tersebut. Jika dipaksakan justru bisa merugikan. "Sebab, bakal jadi beban buat TNI AU yang sebelumnya menyatakan keberatan merawat pesawat itu," kata politikus Partai Demokrat itu.
Karena itu, katanya, Komisi I DPR RI mendukung sikap TNI AU. "Keputusan KSAU ini kami (Komisi I) dukung."
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan menerima tawaran hibah pesawat F5 langsung dari pemerintah Korea Selatan. Purnomo mengaku sedang mempertimbangkan tawaran ini. Salah satu pertimbangan itu, yakni meminta keputusan dari TNI AU selaku pengguna pesawat tempur. Namun, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia menolak tawaran tersebut. Dia beralasan ada perbedaan spesifikasi pesawat F5 milik Korea Selatan dengan Indonesia. Perbedaan itu berpotensi jadi beban dalam biaya pembiayaan.
Sumber : Republika
bagus..masak untuk pertahanan dibantu alutsista pihak luar..malu dong..welcome su 30 mk2..next su 35 bm..next su t50 semoga..bravo rusky..
BalasHapusya.., the candidat su-35 bm... Bukan yg lain...
BalasHapusbilaa petinggi negara bertingkah laku anehh i..tu contoh nya kfx ,changbogo sudah ketinggalan saman ,duwit kita amblass ,bisa nya geluhh dan cuci tangan dan gak pantas di tiru penerus bangsa ,tni butuh pesawat tempur pemburu berclass bukan barang bekas ,sukhoi 35 bm ba bertaraf suluman ,
BalasHapusuang ada di bilang gak ada ,saya rasa cukup 2 skudron su 35 bm ,seumpama penguasa teliti ,tagih ke INF $5 milyar dolar
Tukar dengan F16 rokaf,yg dihibahkan. Lumayan kan?!?!
BalasHapusWoy Pak Korsel, lo pikir negara gwa negara apa'an dikasih pesawat low spec, sekarang lo denger thu F5 Tiger kami setingkat lebih maju dibandingkan punya ente... Lo ambil aja thu mainan sampah nggak bermutu...
BalasHapusBener thu, mendingan kita keluarin duitnya untuk beli Super Flanker SU35BM... 2 Skuadron sudah lumayan tuk GANYANG NEGERI SEBERANG
ini pesan smart dari Indonesia buat Korsel, "kalau TOT submarine yang dijanjikan elo batalin seenaknya, Indonesia-lah sebenarnya yg jadi tuan dala hal ini". bravooo...
BalasHapusTOLAK F 5 BEKAS KORSEL,EMANG NKRI TEMPAT BUANG SAMPAH..LAGIAN BUAT APA PESAWAT JADUL,INGAT HARGA DIRI LEBIH PENTING DARIPADA F5 BEKAS...SAYA RASA ADA SKENARIO BESAR UNTUK TETAP MELEMAHKAN TNI MEREKA ADALAH NEGARA2 BARAT DAN SEKUTUNYA
BalasHapusBegitu juga dari aussie and amrik...tolak juga..dunk..hibahnya nyusahin..
BalasHapusngehibahin itu mbok ya yang masih bagus dan up to date macem f16 block 60
BalasHapuskita akan terima dengan mulut yang tertawa terbahak-bahak
Klo hibah tanpa syarat why not? yg jd masalah/RUWET KAYAK BENANG KUSUT khan biasanya malah syarat" atao ijin kek dari amrik selaku produsen.. sekali lagi kalo tanpa syarat pastinya lumayan apes-apesnya bisa buat stock spare part..ingat lho pak Kasau, F5 kita pernah ga bisa terbang gara" apa? masa lupa? ingat lho Indonesia jangan sombong..bijaksanalah sekali lagi BIJAKSANALAH
BalasHapus