Sebuah studi baru-baru ini melaporkan bahwa penghasilan seorang pembajak di perairan Somalia mencapai 79.000 dolar atau sekitar Rp680 juta (kurs 8.600) setahun.

Dengan pendapatan sebesar itu berarti 150 kali pendapatan per kapita rata-rata penduduk Somalia, menurut penelitian perusahaan konsultan intelijen politik dan ekonomi Geopolicity yang dipublikasikan media Afrika.

Dalam studi Geopolicity juga disebutkan bahwa total ongkos akibat pembajakan di Samudara Hindia pada 2010, hampir semua oleh pembajak Somalia, diperkirakan mencapai sekitar 7 miliar dolar hingga 12 miliar dolar.

Studi juga mengungkapkan wilayah rawan pembajakan semakin luas yaitu sekitar 2,5 juta mil persegi dari lepas pantai Somalia, naik satu juta mil laut dibanding dua tahun lalu.

Penelitian lain oleh organisasi antipembajakan, Oceans Beyond Piracy, memperkirakan biaya akibat pembajakan dalam empat tahun kedepan mencapai 15 miliar dolar.

Samudera Hindia dilalui setengah dari lalu lintas kontainer dunia, dan 70 persen dari total lalu lintas minyak dunia melewati perairan itu.

Teluk Aden dan Oman adalah diantara jalur utama pelayaran dunia: sekitar 21.000 kapal, dan 11 persen lalu lintas minyak mentah dunia, menyeberangi Teluk Aden setiap tahunnya.

Pelabuhan Mombasa dan Dar es Salaam menangani 25 juta ton kargo dalam 2008--tidak hanya untuk Kenya dan Tanzania, tetapi juga untuk Uganda, Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Rwanda, dan Burundi.

Seluruhnya, pelabuhan Afrika Timur, dilalui sekitar seperlima dari lalu lintas kontainer Afrika sub-Sahara, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 6 persen sejak 1995.

Di Samudara Hindia juga terdapat fasilitas komunikasi penting, dimana 17.000 km kabel serat optik bawah laut menghubungkan Afrika Selatan, Tanzania, Kenya, Uganda, dan Mozambik dengan Eropa dan Asia.

Insiden pembajakan telah meningkat dari 276 pada 2005 menjadi 445 kasus pada 2010. Menurut Biro Maritim Internasional, ada 142 serangan antara Januari-Maret 2011--97 diantaranya di lepas pantai Somalia--naik dari 35 pada periode sama tahun sebelumnya.

Pembajak berhasil menyita 18 kapal di seluruh dunia, menahan lebih dari 340 sandera dalam penyerangan, dimana tujuh kru kapal tewas dan 34 lainnya luka-luka.

Dalam lima tahun terakhir tuntutan tebusan pembajak Somalia meningkat mengejutkan, 36 kali lipat, dari rata-rata 150.000 dolar pada 2005 menjadi 5,4 juta dolar pada 2010.

Pembayaran uang tebusan terbesar hingga saat ini adalah untuk kapal tanker Korea Selatan Samho Dream yang mencapai 9,5 juta dolar yang dibayarkan pada November tahun lalu.

Pendapatan total bajak laut Somalia pada 2010 sekitar 238 juta dolar (sekitar Rp2 triliun). Oceans Beyond Piracy memperkirakan total biaya asuransi akibat pembajakan oleh perompak Somalia antara 460 juta dolar hingga 3,2 miliar dolar per tahun.

Biaya persidangan pembajakan dan penjara dalam 2010 sekitar 31 juta dolar, dan biaya tambahan akibat pengalihan rute kapal untuk menghindari pembajakan antara 2,4 juta dolar hingga 3 miliar dolar setahun.

Itu belum termasuk biaya pengerangan pasukan angkatan laut untuk perlindungan yang mencapai 7 miliar hingga 12 miliar dolar.

Studi itu melaporkan bahwa jumlah pembajak akan terus bertambah, sekarang diperkirakan sedikitnya 1.500 orang, naik lebih 400 orang setiap tahunnya.