TEHERAN-(IDB) : Seorang komandan senior Iran mengatakan, tekanan Washington terhadap Republik Islam Iran telah mengubah negara ini menjadi sebuah model yang menginspirasi gerakan rakyat melawan rezim dukungan Amerika Serikat di Timur Tengah.
Tekanan Washington terhadap program nuklir damai Iran dan kegagalan sanksi dukungan AS, menunjukkan kekuatan luar biasa sistem Islam dalam mempengaruhi bangsa-bangsa Timur Tengah, tegas Brigjend. Mohammad Reza Naqdi pada konferensi pers di ibukota Iran, Tehran pada hari Ahad (17/4).
Seraya menguraikan reaksi Barat atas gelombang kebangkitan Islam di kawasan, Naqdi mengatakan, pada tahap pertama, arogansi global berupaya menumpas gerakan rakyat melalui tindakan keras dan perang psikologis.
"Barat kemudian mencoba tahap kedua yaitu, perang Arab-Iran dan konflik Sunni-Syiah untuk menyimpangkan alur gerakan. Namun, kebangkitan Islam telah menyatukan kekuatan," tambahnya.
"Amerika sekarang mencoba untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang aspek gerakan bangsa-bangsa regional guna memperlambat kemenangan rakyat," jelasnya.
Lebih lanjut, Naqdi mengingatkan bahwa pada saat yang sama, Amerika berusaha untuk menyusupkan tentara bayaran dan mantan agen rezim, yang berpura-pura membelot, ke dalam barisan revolusioner. Langkah ini bertujuan membajak gerakan bangsa-bangsa.
Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang revolusi dan protes anti-pemerintah telah melanda dunia Arab. Pada bulan Januari, sebuah revolusi di Tunisia mengakhiri kekuasaan 23 tahun mantan Presiden Zine El Abidine Ben Ali.
Pada bulan Februari, revolusi lain di dunia Arab berhasil menumbangkan mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, setelah tiga dekade menjalankan pemerintahan otoriter.
Revolusi lainnya juga meletus di Libya, Yaman dan Bahrain. Kini, gerakan anti-pemerintah bahkan melanda Arab Saudi, Yordania, Oman, Kuwait dan Aljazair.
Sumber: Irib
0 komentar:
Posting Komentar