BATAM-(IDB) : Kasus bentrokan antara anggota Yonif 134
TNI dan Brimobda Kepri masih dalam penyelidikan. Belum diketahui secara
pasti apa yang menyebabkan keempat anggota TNI itu ditembak oleh anggota
Brimobda Kepri.
Yang jelas, menurut keterangan resmi dari TNI AD, keempat anggotanya
tersebut tidak membawa senjata. Sehingga, dalam kondisi normal,
keberadaan mereka tidak membahayakan jiwa.
“Mereka tidak bersenjata dan tidak mengancam jiwa. Mengapa terjadi
penembakan, itu yang sedang kami telusuri,” kata Kadispenad, Brigjen
Andika Prakasa di Mabes TNI AD, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin
(22/9/2014).
Brigjen Andika tak menyanggah jika kemungkinan anggota Brimob mengira
Pratu Ari dan Prada Hari membekingi penyelundupan BBM. Sebab keduanya
melintas tak lama setelah mobil sedan merah yang diduga menyelundupkan
BBM tersebut kabur. Apalagi saat itu keduanya tak mengenakan pakaian
dinas TNI.
“Tapi yang 2 lainnya kenapa ditembak juga,” tanya Andika.
Untuk memperjelas duduk perkara ini, TNI dan Polri akan membentuk tim
investigasi gabungan. Semua saksi yang dibutuhkan akan diperiksa oleh
tim tersebut sehingga dapat diketahui secara pasti apa yang sebetulnya
terjadi.
Perbedaan pendapat saat penyelidikan berlangsung, sangat mungkin
terjadi. Oleh karenanya, menurut Andika, disitulah peran investigasi
gabungan tersebut.
“Justru akan lebih kecil perbedaan jika investigasi dilakukan bersama. Kita lihat saja perkembangannya,” tutupnya.
Penjelasan Kapolda Kepulauan Riau
Kapolda Kepulauan Riau Brigjen Arman Depari membeberkan peristiwa
bentrokan antara anggota Brimob Batam dengan TNI di depan Markan Brimob
Batam, dini hari tadi. Bentrokan tersebut dipicu atas upaya polisi dalam
menggerebek tempat penimbunan BBM di Sagulung, Batam yang berlokasi
sekitar 500 meter dari Markas Brimob.
“Jadi sebenarnya saat itu ada Direktorat Reserse Kriminal Khusus yang
melakukan penggerebekan tempat penimbunan BBM bersubsidi illegal milik
saudari ND di Sagulung, Kota Batam. Lokasinya ini kurang lebih 500 meter
di dekat markas Brimob. Anggota reserse kemudian meminta bantuan Brimob
untuk memback-up dalam penggerebekan tersebut,” jelas Arman kepada
detikcom, Senin (22/9/2014).
Awalnya, penggeledahan di lokasi berjalan aman. Setelah selesai
menggerebek, anggota polisi kemudian melakukan pemasangan police line di
TKP. Saat keluar itu anggota yang berjumlah 10 orang rupanya sudah
dikepung oleh orang tidak dikenal.
“Anggota sendiri tidak tahu berapa jumlahnya karena banyak sekali,
ada sekitar puluhan. Saat itu, anggota Polda Kepri dan Brimob hanya
berjumlah 10 orang (5 Brimob dan 5 reserse). Mereka dikepung oleh
puluhan orang yang berpakaian preman,” ungkapnya.
Saat hendak keluar dari TKP, terjadi percekcokan yang berujung pada
perkelahian. Saat itu, salah satu anggota Brimob mengalami luka akibat
pukulan helm di kepalanya. Tidak hanya itu, massa juga merusak satu unit
mobil anggota di TKP penimbunan BBM tersebut.
“Dalam keadaan terjepit anggota lari sambil buang tembakan 1 kali (masih di TKP penggerebekan),” imbuhnya.
Nah saat di TKP ini, anggota membawa satu orang yang mengaku penjaga
gudang ke Polresta. Setelah lolos dari kepungan, anggota reserse kembali
ke Polresta sedangkan anggota Brimob kembali ke Markas Brimob.
Saat itu, anggota yang baru selesai melakukan apel, mencoba membantu
temannya yang dipukuli oknum TNI malah justru diserang. Perkelahian pun
pecah. Melihat kondisi markas yang sudah diserbu oleh ratusan massa, dua
orang anggota kemudian melepaskan tembakan.
“Ya namanya di situ markas brimob, ada 100 orang yang datang terjadi
perkelahian dan akhirnya anggota mengeluarkan tembakan karena massa
melakukan pembakaran terhadap satu bangunan di Markas Brimob, sehingga
anggota melakukan pembubaran paksa,” pungkasnya.
Arman mengakui, dalam upaya pembubaran paksa ini ada 4 anggota TNI
yang mengalami luka tembak pada bagian kaki. Keempatnnya kini masih
dalam perawatan di rumah sakit.
“Itu tembakan rekoset, tidak sengaja diarahkan. Anggota melepaskan
tembakannya ke bawah sehingga terkena bagian kakinya,” pungkasnya.
Ia menambahkan, saat itu anggotanya juga tidak tahu bahwa massa yang
menyerang adalah anggota TNI. Pasalnya, tidak ada atribut atau pun
seragam yang dikenakan oleh anggota TNI saat menyerang markas Brimob.
Tim Investigasi Gabungan TNI – Polri
Kepolisian Republik Indonesia menyatakan pihaknya telah
membentuk tim gabungan atas insiden tertembaknya 4 Anggota TNI di Batam,
Kepulauan Riau. Tim yang terdiri dari Polda Kepri dan TNI AD Batalyon
Infantri 134 Tuah Sakti, Kepri diberi tugas untuk menginvestigasi
peristiwa bentrok tersebut.
“Saat ini oleh Pak Kapolda Kepri bersama Bapak Danrem tengah
dilakukan investigasi, jadi Sudah ada tim gabungan yang berjalan,
Kapolda dan Danrem, untuk memeriksa, memastikan bagaimana kronologinya
sampai terjadinya tertembaknya anggota TNI itu,” kata Juru bicara Polri,
Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya, Senin (22/9/2014).
Di internal Polri, lanjut boy, Dit Propam Polda Kepri juga sedang
melakukan pemeriksaan terhadap proses yang berjalan. Artinya, para pihak
akan melihat apakah proses penegakan hukum terhadap penggerebekan BBM
dengan langkah-langkah yang diambil, seperti dengan adanya penembakan,
apakah telah sesuai dengan tahapan-tahapan dan prosedurnya.
“Tentu kondisi ini sesuatu hal yang tak diinginkan, tetapi Internal
Polri akan lakukan langkah-langkan pengecekan kebenaran langkah-langkah
hukumnya, akuntabilitas dalam proses penegakan hukum itu nanti dilihat
Termasuk penggunaan senjata api yang mengakibatkan tertembaknya orang
lain yang belakangan diketahui adalah rekan-rekan dari Batalyon,”
ujarnya.
Boy menyebutkan, proses investigasi masih berjalan. Pihaknya ingin
melihat terlebih dahulu bagaimana kronologi yang terjadi sehingga 4
anggota TNI itu tertembak.?
“Proses ini masih berjalan.? Tekad Polri ingin melihat real
(realitas) yang ada, Polri ingin melihat bagaimana urutan
tindakan-tindakan itu, sudah dilakukan secara baik atau tidak, ini
sangat penting untuk kami menyimpulkan apakah penggunaan senjata api
yang telah dilakukan sudah sesuai dengan mekanisme dan aturan yang ada,”
tuturnya.
“Kami belum bisa berbicara tentang dinamika yang berkembang antara komunikasi yang berjalan di lapangan,” tambahnya.
Sumber : Berbagai Sumber
0 komentar:
Posting Komentar