China merapat ke Iran dan juga ke Arab Saudi. Sementara Arab Saudi dan
Iran, bisa disebut bermusuhan. Hubungan yang rumit. Tapi semua, ujung
ujungnya “come to where the money flow”.
TEHRAN-(IDB) : Dua kapal perang Tiongkok telah merapat di pelabuhan utama Angkatan
Laut Iran untuk kali pertama dalam sejarah, kata seorang laksamana Iran
kepada televisi pemerintah, Minggu (21/9/2014), seraya menambahkan,
kedua negara akan melakukan latihan perang bersama selama empat hari.
Pada hari yang sama, kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, melaporkan
bahwa pada Sabtu, sejumlah kapal angkatan laut Tiongkok yang terlibat
melindungi pelayaran di Teluk Aden berhenti di pelabuhan Iran untuk
sebuah “kunjungan persahabatan”. Salah satu kapal itu adalah Changchun,
sebuah kapal perusak yang dilengkapi rudal.
Kantor berita tersebut mengunggah sejumlah foto dari salah satu kapal
perusak yang sedang merapat di pelabuhan Bandar Abbas, tempat kapal itu
mendapat sambutan militer.
Angkatan Laut Iran dan Tiongkok dijadwalkan untuk melakukan latihan
bersama, mulai Senin ini. Latihan berfokus pada misi penyelamatan,
seperti dilaporkan media Iran. Tiongkok telah memperluas daerah operasi
angkatan lautnya. Baru-baru ini, Angkatan Laut Tiongkok bergabung dalam
upaya memerangi pembajakan di Teluk Aden dan lepas pantai Somalia.
Kunjungan ke pelabuhan Bandar Abbas itu merupakan sebuah contoh dari
hubungan yang meningkat antara Tiongkok dan Iran. Tiongkok telah menjadi
pembeli utama minyak Iran, dan Iran banyak menggunakan keuntungan dari
penjualan itu untuk membeli produk-produk Tiongkok.
Situs resmi Angkatan Laut Tiongkok melaporkan bahwa ini merupakan
kunjungan pertama kapal-kapal Angkatan Laut Tiongkok ke Iran. Laporan
itu tidak menyebutkan tentang latihan perang bersama.
Namun, seorang komandan armada Tiongkok, Laksamana Huang Xinjian,
mengatakan bahwa kunjungan tersebut dimaksudkan untuk “memperdalam
saling pengertian, dan untuk meningkatkan pertukaran di antara angkatan
laut negara kami”.
“Saya yakin bahwa kunjungan ini akan mendorong kemajuan yang konstan
dari kerja sama persahabatan di antara angkatan laut negara kami,”
tambah Laksamana Huang.
Para mitranya dari Iran mengatakan, akan ada latihan yang difokuskan
pada bidang keselamatan di laut dan memerangi pembajakan. “Membahas
serta mempelajari operasi bantuan dan penyelamatan, latihan angkatan
laut kedua negara, menghadapi serangkaian insiden dan kecelakaan di
laut, serta memperoleh kesiapan teknis yang diperlukan merupakan salah
satu latihan yang harus dipraktikkan dengan pasukan Angkatan Laut
Tiongkok,” kata Laksama Muda Amir Hossein Azad, salah seorang komandan
Angkatan Laut Iran.
Kepentingan Ekonomi
Iran dan Tiongkok telah meningkatkan perdagangan dan hubungan ekonomi
pada beberapa tahun terakhir. Tiongkok telah menjadi mitra dagang
terbesar bagi Iran.
Perdagangan antara mereka tahun ini diperkirakan akan melebihi 45
miliar dolar AS meskipun terdapat sanksi ekonomi dan perbankan terhadap
Iran karena program nuklirnya yang kontroversial.
Tiongkok adalah salah satu bagian dari kelompok yang disebut P5+1
(yang terdiri anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Amerika Serikat, Rusia,
Tiongkok, Prancis, Inggris ditambah Jerman) melakukan
perundingan-perundingan dengan Teheran dengan harapan mengakhiri krisis
lebih dari satu dekade berkaitan dengan isu nuklir itu.
Di saat yang hampir bersamaan, militer Arab Saudi juga menerima rudal balistik Dong Feng DF-21 dari China.
“Militer Saudi memang menerima DF-21 rudal dari China dan integrasi
rudal, termasuk cek pemeliharaan menyeluruh dan fasilitas upgrade,
seluruhnya komplit”, ujar Eshqi dalam surat kabar yang dikelola negara
Okaz. Selain untuk membela dua kota suci Islam, Mekah dan Madinah, rudal
DF-21 juga akan digunakan untuk membentuk payung pelindung membela
sekutu Arab Arbia di wilayah Teluk Persia. Ia menambahkan, rudal
tersebut tidak untuk serangan ofensif.
Rudal Dong Feng DF 21 memiliki jangkauan 2500 km dan dan bisa membawa
hulu ledak nuklir 500kg terbang dengan kecepatan tertinggi hingga 5
Mach. Saudi Arbia menandatangani kontrak dengan China untuk membeli
DF-21s pada tahun 2007, namun tidak ada pihak mengaku kesepakatan itu,
menurut laporan Newsweek yang berbasis di AS. Arab Saudi telah
membelinya dan mengumumkan pembelian itu sebagai pesan untuk mencegah
Iran.
Amerika Serikat menyetujui penjualan DF-21s ke Arab Saudi selama
tidak varian berkemampuan nuklir, tulis laporan Newsweek. Eshqi mengaku
rudal DF-21s yang dibeli negara bagaimanapun, dapat dilengkapi dengan
hulu ledak nuklir. Keputusan yang dibuat oleh pemerintah Arab Saudi
untuk membeli rudal Cina dan bukan sistem rudal Amerika menunjukkan,
Riyadh sedang didorong lebih jauh dari Washington oleh kebijakan
internasional akibat isu Iran dan Suriah.
Sumber : JKGR
0 komentar:
Posting Komentar