SEOUL-(IDB) : Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI), satu-satunya produsen pesawat
Korea Selatan, pada 16 September menyatakan bahwa mereka telah
menandatangani kesepakatan untuk pembangunan pusat pengembangan pesawat
guna bersiap membangun pesawat tempur KF-X.
Fasilitas desain dan pengujian ini akan dibangun oleh POSCO Engineering Co. di lini produksi KAI di Sacheon, 437 kilometer sebelah tenggara ibukota Seoul. Berupa gedung tujuh lantai dengan luas bangunan 24.496 meter persegi pada lahan 4.231 meter persegi. Fasilitas ini akan diperuntukkan untuk pengembangan pesawat sayap tetap dan sayap putar. Pembangunannya akan rampung pada bulan November 2015 dan akan isi oleh 2.000 peneliti dan personel pengembang.
Pusat pengembangan ini merupakan upaya berkelanjutan KAI untuk mempekerjakan lebih banyak insinyur dan perakit. Setelah sebelumnya pada bulan Juli lalu mereka menjadi mitra utama untuk mengembangkan light civilian helicopter (LCH) dan light armed helicopter
(LAH).
Pada Agustus lalu, KAI mengumumkan bahwa mereka akan menambah 1.000 pekerja baru demi memuluskan program pembangunan LCH dan LAH, serta untuk program KF-X.
Nantinya, KF-X akan bermesin ganda dan kemampuannya melebihi pesawat tempur KF-16 Angkatan Udara Korea Selatan saat ini, namun masih dibawah pesawat tempur siluman F-35 - yang rencananya juga akan dibeli Korea dari Amerika Serikat. Jika pembangunan KF-X berlangsung sesuai rencana, pesawat pertama kemungkinan akan dikirimkan pada pertengahan dekade depan (2025-2026).
"KAI, dengan banyak pengalaman melalui pengembangan dan produksi pesawat KT-1, T-50, FA-50 dan KUH-1 Surion medium choppers, yakin mampu mengembangkan KF-X," ujar perusahaan. KAI juga mengatakan bahwa kedua mitra mereka yaitu Indonesia dan Lockheed Martin optimis dengan kemitraan ini.
Selain bersiap-siap mengembangkan hardware, KAI juga melakukan pembicaran dengan pemerintah Korea untuk merampungkan negoisasi transfer teknologi yang nantinya akan diperlukan KF-X. Dikatakan, hasil pembicaraan ini akan disimpulkan dalam waktu dekat.
Lockheed Martin telah membantu pengembangan T-50, 13 persen diantaranya adalah hasil pekerjaan mereka. Dan Indonesia, yang telah membeli KT-1 dan T-50, KAI mengatakan bahwa mereka memiliki 'hubungan khusus' dengan Indonesia.
Fasilitas desain dan pengujian ini akan dibangun oleh POSCO Engineering Co. di lini produksi KAI di Sacheon, 437 kilometer sebelah tenggara ibukota Seoul. Berupa gedung tujuh lantai dengan luas bangunan 24.496 meter persegi pada lahan 4.231 meter persegi. Fasilitas ini akan diperuntukkan untuk pengembangan pesawat sayap tetap dan sayap putar. Pembangunannya akan rampung pada bulan November 2015 dan akan isi oleh 2.000 peneliti dan personel pengembang.
Pusat pengembangan ini merupakan upaya berkelanjutan KAI untuk mempekerjakan lebih banyak insinyur dan perakit. Setelah sebelumnya pada bulan Juli lalu mereka menjadi mitra utama untuk mengembangkan light civilian helicopter (LCH) dan light armed helicopter
(LAH).
Pada Agustus lalu, KAI mengumumkan bahwa mereka akan menambah 1.000 pekerja baru demi memuluskan program pembangunan LCH dan LAH, serta untuk program KF-X.
Nantinya, KF-X akan bermesin ganda dan kemampuannya melebihi pesawat tempur KF-16 Angkatan Udara Korea Selatan saat ini, namun masih dibawah pesawat tempur siluman F-35 - yang rencananya juga akan dibeli Korea dari Amerika Serikat. Jika pembangunan KF-X berlangsung sesuai rencana, pesawat pertama kemungkinan akan dikirimkan pada pertengahan dekade depan (2025-2026).
"KAI, dengan banyak pengalaman melalui pengembangan dan produksi pesawat KT-1, T-50, FA-50 dan KUH-1 Surion medium choppers, yakin mampu mengembangkan KF-X," ujar perusahaan. KAI juga mengatakan bahwa kedua mitra mereka yaitu Indonesia dan Lockheed Martin optimis dengan kemitraan ini.
Selain bersiap-siap mengembangkan hardware, KAI juga melakukan pembicaran dengan pemerintah Korea untuk merampungkan negoisasi transfer teknologi yang nantinya akan diperlukan KF-X. Dikatakan, hasil pembicaraan ini akan disimpulkan dalam waktu dekat.
Lockheed Martin telah membantu pengembangan T-50, 13 persen diantaranya adalah hasil pekerjaan mereka. Dan Indonesia, yang telah membeli KT-1 dan T-50, KAI mengatakan bahwa mereka memiliki 'hubungan khusus' dengan Indonesia.
Sumber : Artileri
0 komentar:
Posting Komentar