Jumat, Juni 13, 2014
2
MOSCOW-(IDB) : Militer Rusia akhirnya memulai latihan perang besar-besaran di Kaliningrad, kawasan Baltik. Latihan perang besar-besaran militer Rusia itu sengaja bersamaan dengan latihan perang serupa yang digelar NATO yang tidak jauh dari kawasan Baltik.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, 200 pasukan tempur dikerahkan bersama 30 kendaraan militer di wilayah barat Kaliningrad.

”Pesawat Il-76 menerbangkan sekitar 200 pasukan terjun payung. Pesawat itu juga membawa kendaraan tempur infanteri BMD-2, kendaraan tempur lapis baja BTR-2, Kamaz dan mobil Ural,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Voice of Russia, Kamis (12/6/2014).

Menurut kementerian itu, sebuah kapal pengintai Angkatan Laut Jerman, Alster, terlihat memata-matai latihan perang besar-besaran yang dilakukan Rusia. Dalam latihan perang kali ini, Rusia juga mengandalkan 24 kapal perang dari Armada Baltik.

Kekuatan Sebanding

Departemen Pertahanan Rusia sebelumnya mengatakan, bahwa jumlah pasukan tempur yang dikerahkan Rusia untuk latihan perang besar-besaran ini sebanding dengan kekuatan pasukan tempur NATO.

”Sebuah skuadron kapal perang melaksanakan tugas untuk memastikan perlindungan perbatasan negara Federasi Rusia, melindungi komunikasi laut, menyediakan informasi untuk keselamatan pelayaran, mengorganisir pertahanan udara, mencari dan mendeteksi kapal selam siluman milik musuh,” imbuh Kementerian Pertahanan Rusia.
 

Ketegangan antara Rusia dan NATO sudah terjadi sejak Moskow menganeksasi Crimea dari Ukraina. Sejak itu, NATO mengerahkan banyak pasukan tempur dan kendaraan perang ke berbagai negara sekutu mereka di Eropa Timur. NATO berdalih, tindakan itu untuk memberikan rasa aman bagi sekutu-sekutu mereka yang cemas dengan sepak terjang Rusia dalam krisis Ukraina.

Namun, langkah NATO lebih dari itu. Mereka memperluas pengerahan pasukan tempurnya hingga ke dekat perbatasan Rusia. Hal itu yang membuat Rusia gusar. 


”Kami melakukan latihan militer bersamaan dengan latihan perang internasional (NATO) yang telah dimulai di Eropa, (bernama) Saber Strike-2014 dan BALTOPS-2014,” imbuh pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia. 



Sumber : Sindo

2 komentar:

  1. Kalau sampai terjadi perang mungkin akan seru menontonnya, tapi pada kenyataannya akan dampak / efek domino yang merembet ke kawasan Asteng dan pada gilirannya berimbas pada Indonesia. Efek yang paling tidak diinginkan pastilah yang mengganggu perekonomian nasional. Untuk alasan apapun, saya berharap tidak sampai terjadi perang.

    BalasHapus
  2. Kesempatan Rusia utk memberikan serangan militer ke Ukraina, agar kejutan ini memberikan pelajaran NATO dan negara2 Uni Eropa yg pro Rusia hrs mendukung utk memberikan tambahan prajurit utk menghadapi NATO.

    BalasHapus