Sabtu, Februari 22, 2014
3
JAKARTA-(IDB) : Indonesia merupakan negara dengan batas wilayah perairan laut yang sangat luas dan strategis. Oleh sebab itu, Indonesia rawan terhadap gangguan keamanan di sejumlah batas kelautannya.

Hal tersebut diakui oleh, Laksamana (Purn) TNI Sumarjono. Menurutnya, Indonesia memiliki lima Choke Point strategis yang menjadi penentu perdagangan di seluruh dunia, melalui jalur laut dari sembilan Choke Point yang ada di seluruh dunia.

"Indonesia memiliki lima Choke Point dari sembilan Choke Point di seluruh dunia. Artinya, Indonesia sangat strategis di bidang perdagangan," ucap Sumarjono, di Jakarta, Rabu (19/2/2014).

Karena hal tersebut, wilayah batas perairan laut Indonesia harus memiliki pertahanan yang kuat, agar tidak diambil oleh negara lain. Menurut Sumarjono, untuk memperkuat pertahanan batas perairan laut Indonesia, harus dengan memperkuat alutsista.

"Untuk itu tentunya kita memerlukan suatu alutsista untuk melaksanakan pengamanan wilayah tersebut," tukas Sumarjono. 




Sumber : Okezone

3 komentar:

  1. Aduh pa baru nyadar sekarang pa...kemaren" kemana aja pa...alutsista bukan nya untuk melindungi tapi untuk kick back juga pa....kalo mindsheet nya menjaga kita sekarang aja udh menjaga pa....tapi bapak tahu situasi sekarang kaya gimana....biar beli 1 unit yang penting gahar pa....jgn beli sista sekelas cabe cabe an dong....jangka panjang nya gitu lo....kita kan yg jadi penerus pa....masa bapak" nanti ga ada kita kebagian biji cabe nya.....

    BalasHapus
  2. Iya itu. Kita negara besar dg alutsista yang terlalu kecil. tolong dech APBN untuk jatah alutsista ditingkatkan menjadi 1%. selama ini kan cuma dikisaran 0,7 saja. Tanggung negara besar alutsista mini. Apa gak malu itu? terliat kalo kurang begitu minat jaga negara. Emang saya akui proyek MEF sekarang ini sudah sangat banyak membantu alutsista kita. tapi tolong deh perencanaan berikutnya untuk tidak tanggung beli senjata. dan harus beli senjata yang dahsyat selalu. ingat itu duit rakyat bung

    BalasHapus
  3. Jangan cuma ALKI atau choke point aja pak yang di analisa !!!
    Itu kegiatan kapal labuh jangkar di pulau NIPA dan KARIMUN harus ditinjau ulang,,, bisa dibayangkan nggak kalau intelijen musuh meledakkan atau membocorkan kapal tanker ukuran 300 000 ton di perairan NIPA pencemaran dan kebakaran yang terjadi di wilayah laut kita di selat singapura yang dilewati ribuan kapal ,,, pasti Indonesia yang disalahkan oleh dunia Internasional ,,, lalu tercapailah keinginan singapura untuk mendapatkan mandat dari PBB sebagai negara tunggal mengelola selat singapura karena indonesia dianggap tidak mampu !!
    Kejadian seperti pulau yang dicuri Malaysia dengan bantuan mahkamah internasional terulang kembali !
    Hati-hati pak,,, semua perusahaan singapura yang terlibat dikegiatan STS itu antek BARAT yang berkedudukan di singapura !!! hati-hati tangan-tangan mereka sudah mencengkeram kuat di Kepri !!! jangan lupa siapa pemodal dan penggerak bajak-bajak laut selat malaka ! mereka menjelekkan nama indonesia sekaligus mengontrol fluktuasi harga BBM !!!

    ayo bangsaku jadilah cerdas !!!

    BalasHapus