JAKARTA-(IDB) : Pemerintah dan DPR baru saja menyetujui
pembiayaan pembangunan dok (infrastruktur) untuk membangun kapal selam
dilakukan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar USD250 juta.
Pembiayaan tersebut akan dilakukan secra bertahap mengingat proyek tersebut tergolong proyek multiyears yang berlangsung dalam beberapa tahun. Untuk tahun 2014 penganggaran pembiayaan proyek tersebut akan dimasukan dalam APBN-P 2014.
"Kalau lewat PMN kami akan support apalagi ini merupakan konsen pemerintah. Namun memang penganggarannya pasti akan masuk APBN-P 2014," tutur Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin (17/2/2014).
Bambang menjelaskan, untuk tahap pertama, tahun 2014, proyek tersebut akan membutuhkan anggaran sebesar USD180 juta. Namun, lanjutnya, karena termasuk dalam APBN-P, pembiayaan tersebut masih harus menunggu pembahasan APBN-P pemerintah dengan DPR nantinya.
"Kita harus menunggu pembahasan APBN-P. Kita gak bisa tentukan kapan, karena seperti diketahui April nanti kan ada pemilu. PMN harus lewat APBN-P 2014," jelasnya.
Meskipun demikian, pihaknya akan berupaya membuat usulan resmi pada April 2014 mendatang sehingga segera di bahas dengan DPR. "Kita akan berupaya pada bulan April pemerintah sudah bisa membuat usulan resmi, agar nanti dibahas dengan DPR," tukasnya.
Adapun rincian penggunaan anggaran tersebut antara lain, untuk biaya konsultan sebesar USD30 juta, Sumber Daya Manusia USD70 juta dan peralatan USD150 juta. Proyek tersebut akan direalisasikan dalam kerja sama dengan Korea Selatan.
Pembiayaan tersebut akan dilakukan secra bertahap mengingat proyek tersebut tergolong proyek multiyears yang berlangsung dalam beberapa tahun. Untuk tahun 2014 penganggaran pembiayaan proyek tersebut akan dimasukan dalam APBN-P 2014.
"Kalau lewat PMN kami akan support apalagi ini merupakan konsen pemerintah. Namun memang penganggarannya pasti akan masuk APBN-P 2014," tutur Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin (17/2/2014).
Bambang menjelaskan, untuk tahap pertama, tahun 2014, proyek tersebut akan membutuhkan anggaran sebesar USD180 juta. Namun, lanjutnya, karena termasuk dalam APBN-P, pembiayaan tersebut masih harus menunggu pembahasan APBN-P pemerintah dengan DPR nantinya.
"Kita harus menunggu pembahasan APBN-P. Kita gak bisa tentukan kapan, karena seperti diketahui April nanti kan ada pemilu. PMN harus lewat APBN-P 2014," jelasnya.
Meskipun demikian, pihaknya akan berupaya membuat usulan resmi pada April 2014 mendatang sehingga segera di bahas dengan DPR. "Kita akan berupaya pada bulan April pemerintah sudah bisa membuat usulan resmi, agar nanti dibahas dengan DPR," tukasnya.
Adapun rincian penggunaan anggaran tersebut antara lain, untuk biaya konsultan sebesar USD30 juta, Sumber Daya Manusia USD70 juta dan peralatan USD150 juta. Proyek tersebut akan direalisasikan dalam kerja sama dengan Korea Selatan.
DPR Dan Pemerintah Sepakat Anggaran Rp. 2.18 T Bangun Kapal Selam
Pemerintah, siang ini, datang menemui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
komisi I untuk membicarakan pembangunan kapal selam oleh PT PAL.
Pemerintah diwakili oleh Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro,
Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
"Pembangunan infrastruktur kapal selam akan dilakukan di PT PAL
dengan skema TOT (transfer of technology). Kami komisi I sudah melakukan
kunjungan ke PT PAL," ujar wakil komisi I DPR, TB Hasanudin, saat
membuka rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/2).
Menurutnya, selama ini infrastruktur dermaga khusus kapal selam PT
PAL tidak mendukung. Bahkan, anggaran untuk pembangunan 6 blok dermaga
tidak jelas.
"Limit waktu sesuai perjanjian dengan Korsel sangat singkat.
Fasilitas pembangunan harus siap. Apabila dibutuhkan anggaran
infrastruktur bulan April-Mei keputusan anggaran sudah diserahkan,"
jelasnya.
Penggunaan anggaran yang dibutuhkan dalam pembangunan kapal selam,
menurutnya, ialah USD 120 juta atau setara Rp 1,39 triliun, dan kesiapan
personel dibutuhkan USD 68 juta atau setara Rp 790,6 miliar. "Jadi
total USD 188 juta (setara Rp 2,18 triliun)," jelasnya.
Mengingat saat ini sudah bulan Februari dan mendekati April maka
komisi I memerlukan penjelasan dari pemerintah untuk membuat keputusan.
"Komisi I minta penjelasan dari kemenkeu,"tegasnya.
Sumber : Okezone
Cie Anggota DPR keliatan kerjanya kalo dah mau abis masa kerjanya haha :d
BalasHapusYa jadilah bro, dari pada g sama sekali..
BalasHapusLumayan dari pada lu manyun
BalasHapusSbentar lg nyusul pt.di tdk mau kalah minta uang 5 trilyun mo bikin pes.pur. gen.4++ ma korsel.
BalasHapusDikasih gak ya?
Apa nggak uav wulung skeluarga aja yg dicantelin roket2 LAPAN ?
Dermaga dan dok baru PT. PAL jangan di surabaya terusss,,, harus dibuat didaerah,,, seperti di Kalimantan Timur,,, jangan juga di Batam,,, terlalu dekat dengan konsentrasi intelijen singapura dan malaysia !
BalasHapusAyolah jangan semuanya ditumpuk di Jawa ! satu bom nuklir habisalah sudah kekuatan kita !
disebar diseluruh tanah air ! biar orang daerah juga punya rasa memiliki republik ini !
Betul betul betul. Jagan semua dijawa. Sebab apa pulau jawa rawan bencana alam., jawa timur aja ada 12 gunung api aktip.blm jawa tengah. Jawa brat.rawan gempa.. Dan juga dkt pangkalan amrik di pulau crismas,sangat bhaya kontra intelejen..lbh di sebar, di kalimantan. Sulawesi..apalg di teluk palu paling strategis, selain ada pangkalan tni, jg trlindung.. Kalau menurut ane industri pertahanan lbh baik di sulawesi,apa di sul sel. Atau di sul tenggara,krna posisinya di tengah indonesia..
Hapussetuju sama ano 01.43 disebar di luar jawa biar kalo ada perang daerah yg lain yg ada fasilitas militer kebagian juga kena bom he2he2
HapusKalau dok dan dermaga kapal perang di Surabaya - Ujung,,,, kalau mau disabotage saat mulai perang,,, kapal barang ukuran 20,000 ton ditenggelamkan di Karang Jamuang atau didepan Gresik diujung utara alur selat antara Madura dan Surabaya,,, udah deh ,,, Armada Timur gak bisa keluar dari Surabaya ! mau lewat Kenjeran keselatan airnya dangkal ga bakalan bisa !!!
HapusSudah saatnya Pangkalan TNI AL dipindah dari Surabaya ke Morotai atau Ternate ,,, Tentara kok senangnya dekat kota besar ??? wah wah wah ,,,
Di lampung galang pembuatan kapal juga besar kiata liat kapal besar di bagun di sana termasuk kapal angkut tank leipart .
BalasHapusLAMPUNG BHAYA SELAIN DKT GUNUNG KRAKATAU, JG ALKI DRI LCS SANGAT BHAYA BUAT INDUSTRI PERTAHANAN. SAYA SETUJU MA ANO 5.21. SULAWESI PALING TEPAT. ANATARA MAKASSAR ATAU KENDARI. KENAPA DI MAKASSAR JG ADA GALANGAN KAPAL. KEDUA POSISI MAKASAR ATAU KENDARI DI TENGAH INDONESIA. JARANG BENCANA ALAM.GK ADA GUNUNG BERAPI.. KALAU JAWA DKT AUSI MA PANGKALAN USA.. KALIMANTAN ADA MALAYSIA,
Hapus(h)
BalasHapusSeharusnya yang di kota palu juga di aktifkan untuk pembuatan ks modifikasi antara yang bego dengan yang kiloan tapi kagak bego ya.
BalasHapusburuan cepet terealisasinya...karena Indonesia darurat kapal selam...
BalasHapus