Kecelakaan helikopter M-17 milik TNI AD boleh jadi merupakan sinyal tentang
lemahnya perawatan alutsista yang dibeli dari Rusia. Anggota Komisi I
DPR yang juga pensiunan tentara mengungkapkan kekurangan alutsista
Rusia.
JAKARTA-(IDB) : Jatuhnya helikopter M-17 milik TNI AD di
Kalimantan Utara menimbulkan pilu tersendiri karena kejadian itu
menewaskan belasan tentara. Namun, di luar itu ada sebuah pertanyaan:
benarkah heli itu jatuh karena human error?
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengungkapkan, helikopter
itu berjenis serbaguna. Selain bisa menyerbu, helikopter itu dapat
mengangkut kebutuhan mobilitas dan alutsista. Dibeli dari Rusia pada
2011, helikopter itu terbilang baru.
Ia meminta Kementerian Pertahanan untuk mengevaluasi semua alutsista
baru yang digunakan semua matra TNI. "Selama ini kita mampu membeli
alutsista modern sampai ratusan triliun rupiah. Tapi apakah kita juga
membeli suku cadang yang cukup? Bagaimana dengan pemeliharaan dan
transfer teknologinya?" kata politisi PDIP ini, Minggu (10/11).
Pensiunan tentara ini mengingatkan, helikopter MI-17V adalah
kendaraan udara yang bagus dan andal. Amerika Serikat juga membelinya
untuk mendukung pasukan yang turun di Afghanistan.
Hanya, perlu diingat bahwa jam terbang mesin Rusia biasanya pendek.
Agak rewel. Perawatan periodek harus dilakukan secara ketat setiap 100
jam terbang. Kemudian, setiap 500 jam terbang harus di-overhaul. Umur
mesin hanya sampai maksimum 1.500 jam terbang. Lebih dari itu, harus
diganti mesin baru.
"Filosofi perawatan pesawat Rusia sangat berbeda dengan pasawat
Eropa/NATO atau Amerika. Perlu dilakukan audit dan evaluasi menyeluruh
atas sistem perawatan dan implementasi kontrak pembelian," ujarnya.
DPR : Pembelian Heli Dari Rusia Sebaiknya Dievaluasi
DPR minta pabrikan helikopter milik TNI AD yang jatuh dilibatkan dalam investigasi. Selanjutnya, TNI AD perlu mengevaluasi pembelian helikopter buatan Rusia tersebut.
Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq meminta
pihak pembuat helikopter MI-17 dilibatkan dalam investigasi dan
penyelidikan jatuhnya helikopter tersebut. Seperti diketahui,
helikopter multifungsi MI-17 milik TNI AD jatuh di Kabupaten Malinau,
Kalimantan Utara yang dekat perbatasan dengan Malaysia.
Dengan melibatkan produsen maka kelemahan helikopter dan penyebab
jatuhnya segera diketahui. Dengan demikian, TNI AD dapat mengevalusi
efektivitas helikopter tersebut, terutama untuk medan di Indonesia.
"Bagus jika TNI melibatkan pabrikan MI-17 sehingga bisa dideteksi
adakah kelemahan pada pesawat yang bisa pengaruhi operasional pesawat
heli MI-17 lainnya," kata Mahfudz, Selasa (12/11).
Menurut politisi PKS ini, Komisi I akan segera memanggil Panglima TNI
dan Kepala Staff TNI AD untuk membahas insiden jatuhnya helikopter
MI-17 tersebut. Pemanggilan itu dilakukan begitu masa reses DPR
berakhir.
Dalam rapat itu, Komisi I akan meminta dilakukan evaluasi secara
serius atas peristiwa kecelakaan tersebut. Hasil evaluasi itulah yang
dijadikan dasar keputusan penggunaan helikopter buatan Rusia itu. "Jika
kelemahan di pesawat, akan dievaluasi ulang pengadaan helikopter dari
Rusia," ujarnya.
KSAD Jenderal TNI Budiman berjanji akan mengirim utusan ke pabrik
heli, yakni Rosoboronexport untuk proses investigasi. Yang pasti,
"Pembangunan pos tetap harus dilanjutkan," kata Budiman di Semarang,
Senin (11/11).
Hasil investigasi sementara atas jatuhnya helikopter tersebut, beban
angkut seberat 2,1 ton, jauh di bawah kapasitas maksimal yaitu 3 ton.
Penyebab jatuhnya helikopter diduga karena terhempas angin yang cukup
kuat sehingga mengalami downdraft, tidak terkendali. Kemudian
baling-baling terkena pohon sehingga terpelintir masuk ke jurang. Avtur
sebanyak 300 liter yang dibawa sebagai cadangan pun terbakar dalam
peristiwa itu.
Sumber : Jurnamen
Setelah dievaluasi,hasilnya dijelaskan ke Masyarakat luas karena bagaimanapun juga Helikopter tsb dibeli dari uang rakyat yang ditarik negara lewat pajak (APBN kita sekarang 80 % diperoleh dari sektor pajak).
BalasHapussudah seharusnya transparan,ke depannya Pemerintah membeli saja Helikopter buatan dalam negeri yang selevel dengan MI 17,misalnya EC 725 Cougar itu juga bagus,jadi gak usah beli jauh jauh ke Rusia cukup ke Bandung saja (PT Dirgantara Indonesia).
anggaran perawatan nya sih sudah besar cuma tidak turun ke bawah di korup sama komandan nya masuk ke perut nya sehingga sidak aneh para komanadan di TNI itu punya mobil dan rumah mewah di sana sini dan parah nya alagi tidak ada pengawasan anggaran di tubuh tni yg ngawasin nya tni sendiri bukan nya KPK jadi maling teriak maling damai saja....sehingga yg selalu jadi korban prajurit nya yg tidak bisa mengadu sana-sini hanya bisa pasaraaaaaaaahhhhh. ;(
BalasHapusAda alasan nih buat beli Chinook....
BalasHapusga semua alutsista russia kale... yg model jadul aja kale...
BalasHapusbesok2 kalo ada f16 jatuh at herkules mogok semua alutsista dari barat dievaluasi at digronded skalian, gantian...
BalasHapusBiasa boss, antek2 barat lagi dapat angin buat belokin arah pembelian alusista, jangan2 malah akibat spionanase, selalu ada kemungkinan
HapusS7 bos
HapusKoq bacanya miris ya... endingnya kayaknya bisa ditebak. Komisi 1 stlah koar2 dukung penguatan & peningkatan anggaran alutsista....sekarang dapat celah buat minta jatah setoran kickback & nyodorin makelar buat penunjukan langsung produsen alutsista. Aahh...mudah2an anggota dpr skrg udah gak doyan setoran..
BalasHapusAkal2an DPR...dimodalin US....intinya ada "angin" berusaha mengeser kiblat kembali ke arah barat....
BalasHapusitu paling sabotase aja agar pak jendral berputar arah ,,kita kan lagi dipersim pangan rencana kan mau belok ketimur ada rintangan belok kebarat aduh bahaya ini ,,waspadalah jangan2 ulah CAI ATAU BISA JUGA
BalasHapusitu paling sabotase aja agar pak jendral berputar arah ,,kita kan lagi dipersim pangan rencana kan mau belok ketimur ada rintangan belok kebarat aduh bahaya ini ,,waspadalah jangan2 ulah CAI ATAU BISA JUGA
BalasHapus:-?
heheheh ano-ano udah pada pintar baca angin yaaa? ... mantab,,, deh ,,,
BalasHapusPantes aja berita sebelah ada yg mau beli helikopter chinook oleh panglima tni setelah brapa hari heli MI-17 ini jatuh apa karena modelnya jadul alias jelek atau kurang seneng barang rusia gitu...
BalasHapusHelikopter chinook ramai di kalangan media sosial..
Sepertinya akan ada indikasi Yg sengaja dimainkan atas mesranya dgn rusia selama ini.
BalasHapusMUDAH2 AN JENDERAL KITA ADALAH JENDERAL SEJATI SEPERTI PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN.
BalasHapusIya benar itu gan....coba kita lihat alutsista kita yg dari rusia...pasti smua gahar2....rusia selalu dgn tulus membantu indonesia tanpa imbalan sesuatu...dan tdk pernah mengembargo indonesia.....kita harus belajar dari sejarah...blm jera2 ya di tipu paman sam...di embargo habis2an oleh pakcik sam...amerika itu baik pasti ada mau nya...kyk nya ada yg ingin melemahkan pertahanan RI...memang sih klau barat itu tdk tanggung2 utk kucurkn dana buat propaganda dimana2..melemahkn pertahanan demi kpentibgan negara nya....dan selalu ikut campur urusan negara lain...teriak Ham pdhl negara ny pling byk plangaran ham...
BalasHapus