Rabu, Juni 26, 2013
11
JAKARTA-(IDB) : Sebagai wilayah yang memiliki belasan ribu pulau dan terpencar di seluruh Indonesia, maka negara ini membutuhkan pertahanan yang sangat kuat untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro mengatakan, salah satu cara untuk tetap menjaga keutuhan NKRI, yaitu dengan cara menjaga setiap tapal batas negara.

"Untuk itu kita bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), TNI AL, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Penerbangan dan Antariksa Nasional)," kata Purnomo di acara Launching Harteknas 18 dengan tema 'Inovasi Untuk Kemajuan Bangsa' di BPPT, di MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2013)

"Selain itu, bekerja sama juga dengan beberapa Perguruan Tinggi (PT), serta industri strategis PT DI (Dirgantara Indonesia), Krakatau Steel, Len Industri, PT Pindad dan PT Dahana, untuk menciptakan roket RHAN 1210," imbuh Purnomo.

 
Purnomo menjelaskan, roket RHAN 1210 memiliki kaliber 122 mm ini memiliki jangkauan 14 sampai 15 kilometer dengan kecepatan 1,8 Mach. "Untuk menembak sasaran dengan jangkauan 14-15 kilometer, roket RHAN 1210 hanya butuh waktu sekira 63 detik," tandas Purnomo.

Roket RHAN merupakan roket balistik tanpa kendali yang digunakan dengan cara dilepaskan dari kendaraan peluncur yang memiliki berat lima ton. 

Roket ini memiliki panjang tabung motor 1290 mm. Saat ini roket RHAN 122 milimeter telah dioperasikan oleh Arteri Medan AD dan Arteri Medan Marinir AL.






Sumber : Sindo

11 komentar:

  1. RM 70 Grad berdaya jangkauan 20 KM, panjang roket 3,7m, harga kisaran 75-95juta perunit
    RHan 1210 berdaya jangkau 15 KM, panjang roket 2,9m, harga kisaran 40-60juta perunit.

    Mana yang lebih menguntung ya? Monggo jawabannya Bung Boler

    BalasHapus
  2. kl mau dukung alutsista produk indonesia nanti lmbt laun jg akan lbh baik daya ledak plus daya jangkaunya. Tp kl mau dpt komisi silahkan import

    BalasHapus
  3. katanya dah dikembangin lg sampai daya jangkau 35KM, bener ngak seeh beritanya..??
    mohon penceraahanyaa...

    BalasHapus
  4. beneran ini...????..gak bohong bohongan..?????....ntar kaya' Apache..?????....NAFSU KUDA TENAGA AYAM....ngomongnya gede...akhirnya kagak jadi beli...dengan alasan harga BBM naek.....ga ada hubungannya....emang helicopter sama kaya' sembako...
    klo ngomong yang konsisten....jangan mencla mencle...esok dele sore tempe....akhirya gigit jari.....

    BalasHapus
  5. Sebagai pemandu sorak pemerintah kami acungkan 2 jempol di tunggu roket ciptaan BOLER dengan propelan ciptaannya sendiri tentu lebih ekonomis, efisien dan daya jangkau lebih jauh!!!

    BalasHapus
  6. Sapa yg ngomong? Jago pembual ToT ya? Perhatikan n simak ba ik2 : " tinggal bgm mendptkan bahan pendukung agar dpt di produksi massal " jadi kalo pamer sih boleh2 saja, yg penting mass produk kena kendala nggak? Bikin fuse bomb saja blm mampu, bro.!!! Apalagi propelan. Ayo buktikan di ajang pa meran tanyakan pro pelannya buatan mana?

    BalasHapus
  7. Anonim BUDAK INGGRIS, Jangan ikut Campur Urusan NKRI, NEGARA(MALINGSIAL) KAU TIDAK MAMPU PRODUKSI ALUTSISTA SENDIRI,JANGAN SIRIK YA..!!!!

    BalasHapus
  8. waktu latgab kemaren belum dipake sepertinya, roket artileri medan, antara ya dan tidak, kalo udah masuk latgab baru I percaya

    BalasHapus
  9. beli saja wes,kalo buat sendiri pada kurus nanti anggota Hewan...eh Dewan maksud'nya....

    BalasHapus
  10. Mau beli prototype?

    BalasHapus
  11. buat sendiri masih banyak kekurangan nya, tapi itu yang terbaik bisa meningkatkan pengalaman jam kerja rekayasa teknik bagi sdm indonesia, dan sambil di usahakan meningkatkan jangkauan roket agar bisa mencapai jarak jangkau 200km~500km dan dapat dikendalikan dengan satelit pasti bisa, ayo belajar dan belajar rebut teknologi nya karena itu tidak akan datang sendiri lihat china, india korea mereka belajar keras dan mau belajar rancang bangun dan coba trial and error (dan mencuri) teknologi atau dengan ToT dengan Rusia dan German, Prancis ayo indonesia bisa.

    BalasHapus