JAKARTA-(IDB) : Putra-putri Indonesia ternyata mampu menghasilkan berbagai peralatan
canggih. Mulai bidang telekomunikasi, pertahanan hingga kedirgantaraan.
Pada perayaan Hari Kebangkitan Teknoligi Nasional (Harteknas) ke-18, ditampilkan peralatan canggih buatan Indonesia seperti Panser Komodo, Roket Rx-450, Pesawat Udara Nir Awal (PUNA) hingga satelit.
Pada perayaan Hari Kebangkitan Teknoligi Nasional (Harteknas) ke-18, ditampilkan peralatan canggih buatan Indonesia seperti Panser Komodo, Roket Rx-450, Pesawat Udara Nir Awal (PUNA) hingga satelit.
1. PUNA Karya BPPT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil merancang dan
meluncurkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) berbagai varian seperti Sriti,
Alap-Alap dan Wulung. Salah satunya varian wulung. BPPT menggadeng PT
Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT LEN Industri (Persero) siap
memproduksi massal PUNA Wulung untuk memenuhi pesanan Kementerian
Pertahanan. Dengan bobot 120 Kg, PUNA Wulung mampu terbang selama 4 jam
dengan radius maksimal 130 km dari pusat peluncuran.
Pesawat tanpa awak ini mempunyai fungsi untuk pemantauan atau surveillance bahkan bisa dipakai untuk pengawasan daerah perbatasan atau daerah berbahaya.
Pesawat tanpa awak ini mempunyai fungsi untuk pemantauan atau surveillance bahkan bisa dipakai untuk pengawasan daerah perbatasan atau daerah berbahaya.
2. UAV Karya LAPAN
Serupa dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berhasil mengembangkan
pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) bernama LSU 02.
LAPAN berhasil melahirkan dan mengujicobakan pesawat tanpa awak dengan
bahan bakar Pertamax Plus (RON 95).
Bahkan pesawat pesawat tanpa awak ini, bisa terbang maksimal hingga 5 jam. UAV ini mampu mendarat dan lepas landas, pada landasan pacu hanya 20 meter seperti di Kapal Perang milik TNI AL. LAPAN juga secara berkelanjutan akan mengembangkan varian UAV.
Bahkan pesawat pesawat tanpa awak ini, bisa terbang maksimal hingga 5 jam. UAV ini mampu mendarat dan lepas landas, pada landasan pacu hanya 20 meter seperti di Kapal Perang milik TNI AL. LAPAN juga secara berkelanjutan akan mengembangkan varian UAV.
3. Satelit Karya LAPAN
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan meluncurkan
satelit berkuran kecil atau mikro satelit varian kedua (A2). Varian
satelit A2 akan diluncurkan pada awal 2014. Satelit ini nantinya
digunakan untuk misi surveillance (pengawasan), sensor maritim,
komunikasi data orari.
Dengan berat sekitar 70 kg, satelit ini bisa memotret dengan radius jangkauan 3,5x3,5 km. Satelit ini, diklaim murni rancangan LAPAN meskipun ada beberapa komponen yang harus diimpor karena tidak diproduksi di dalam negeri.
Dengan berat sekitar 70 kg, satelit ini bisa memotret dengan radius jangkauan 3,5x3,5 km. Satelit ini, diklaim murni rancangan LAPAN meskipun ada beberapa komponen yang harus diimpor karena tidak diproduksi di dalam negeri.
4. Roket Karya LAPAN
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sedang merancang
varian roket untuk keperluan penelitian dan angkutan satelit. Salah satu
roketnya adalah RX-550. Roket dengan payload 150 kg ini, mampu
menjangkau 260 km dari permukaan bumi.
Bahkan dengan dengan 4 stage atau tingkat roket RX-550, roket ini bisa menjangkau hingga 300 KM. Selain versi RX550, LAPAN juga tengah mengembangkan roket RX450.
Roket ini memiliki daya jangkau lebih rendah yakni hanya mencapai 150 km dari permukaan bumi. Roket ini bisa difungsikan untuk membawa alat pemantau radiasi atau keperluan penelitian.
Bahkan dengan dengan 4 stage atau tingkat roket RX-550, roket ini bisa menjangkau hingga 300 KM. Selain versi RX550, LAPAN juga tengah mengembangkan roket RX450.
Roket ini memiliki daya jangkau lebih rendah yakni hanya mencapai 150 km dari permukaan bumi. Roket ini bisa difungsikan untuk membawa alat pemantau radiasi atau keperluan penelitian.
5. Hexarotor Karya ITB
Pesawat tanpa awak buatan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini terdiri
dari tiga tipe. Tipe kecil berbentuk persegi dengan ukuran 15 cm x 15
cm, dilengkapi dengan 4 baling-baling kecil.
Sementara tipe sedang berbentuk persegi dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan dilengkapi dengan 6 baling-baling kecil. Sedangkan Hexarotor besar berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m serta dilengkapi 8 baling-baling kecil.
Setiap Hexarotor dilengkapi dengan kamera. Pesawat yang bisa dikendalikan lewat remote kontrol ini, bisa digunakan sebagai surveyor atau bisa juga untuk memantau banir dan kemacetan. Hexarotor juga bisa digunakan untuk memantau kemacetan dan kebanjiran di kota.
Sementara tipe sedang berbentuk persegi dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan dilengkapi dengan 6 baling-baling kecil. Sedangkan Hexarotor besar berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m serta dilengkapi 8 baling-baling kecil.
Setiap Hexarotor dilengkapi dengan kamera. Pesawat yang bisa dikendalikan lewat remote kontrol ini, bisa digunakan sebagai surveyor atau bisa juga untuk memantau banir dan kemacetan. Hexarotor juga bisa digunakan untuk memantau kemacetan dan kebanjiran di kota.
6. Komodo Karya Pindad
PT Pindad (Persero) ikut menampilkan produk-produknya dalam acara
Harteknas. Salah satunya produknya adalah Komodo. Kendaraan taktis
Komodo 4X4 ini, secara desain hampir mirip dengan Humvee buatan Amerika
Serikat.
Komodo secara resmi mulai diperkenalkan ke publik sejak tahun 2012. Varian Komodo 4X4 antara lain: APC, Command, Recon, Ambulance, Battering Ram, Cannon Towing dan Rocket Launcher.
Komodo secara resmi mulai diperkenalkan ke publik sejak tahun 2012. Varian Komodo 4X4 antara lain: APC, Command, Recon, Ambulance, Battering Ram, Cannon Towing dan Rocket Launcher.
7. Bom F16 dan Sukhoi karya Dahana
BUMN bahan peledak, PT Dahana (Persero) memiliki kemampuan membuat bahan
peledak untuk keperluan militer dan sipil. Salah satu produk terbarunya
untuk versi militer adalah bom bom untuk kebutuhan pesawat tempur F16
dan Sukhoi milik TNI AU.
Menggandeng perusahaan swasta lokal yakni Sari Bahari, Dahana siap memasok kebutuhan bom berdaya ledak rendah hingga tinggi. Produksi bom ini, nantinya dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Menggandeng perusahaan swasta lokal yakni Sari Bahari, Dahana siap memasok kebutuhan bom berdaya ledak rendah hingga tinggi. Produksi bom ini, nantinya dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
8. Otak Kapal Perang Karya LEN
PT LEN Industri (Persero) memiliki kemampuan menghasilkan produk
elektronik canggih untuk keperluan sipil dan militer. Salah satu varian
militer super canggihnya adalah Combat Management System (CMS). CMS
sendiri merupakan otak atau pengedali dari sebuah kapal perang.
CMS bisa digunakan untuk mengontrol meriam, rudal, hingga memantau musuh. Alat canggih buatan BUMN teknologi ini, akan dipasang di beberapa Kapal Perang (KRI) milik TNI AL mulai tahun ini.
CMS bisa digunakan untuk mengontrol meriam, rudal, hingga memantau musuh. Alat canggih buatan BUMN teknologi ini, akan dipasang di beberapa Kapal Perang (KRI) milik TNI AL mulai tahun ini.
Sumber : Detik
Teknologi sampah dipamerkan by: adrian kalibata city herbras 02/CU
BalasHapusHallo adrian kalibata city... Mau nyepong lagi gak punyaku? Biar tambah garang lagi mulut ma otak mu!
HapusBroo...broo...
HapusKnp bro...?
Adrian suka makan sampah ya...?
Ditempt ku banyak bro..
Mau broo...?
Bro... Adrian bisanya cuma makan sampah. Dasar otak udang mikirnya cuma lumut dan ssmpah. Bikin layang2 aja kagak becus
HapusKebanyakan baru taraf prototype. Yg penting kpn mass pro duk khusus rudalnya yg mampu menjangka u 150 km spt dikatakn p.yosgik jg jago tot.
BalasHapusano 23.01 / adrian, tu mulut masih suka "buang sampah sembarangan" (primitif).. jgn bacot, mulutmu bau jaman flinstone.. wong goblok ga bisa ngaca..
BalasHapusitu bomb "Fuse"nya masih ngimport , Bro.
BalasHapusBomb kalau nggak ada "fuse"nya nggak bakal meledak kecuali kalau di tonjokan ke kepala ano2. blaaarrrrr
emang mulut adrian kalibata kayak tempat pembuangan sampah manusia
BalasHapus