JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo
Yusgiantoro bersama Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan jajaran
pejabat tinggi TNI lainnya, menggelar sidang kabinet terbatas bersama
Presiden SBY. Sidang itu membahas soal perkembangan pembangunan kekuatan
TNI termasuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Secara khusus tadi kita melihat peta perkembangan sejak beberapa waktu lalu. Dinamika perkembangan global, dinamika regional, dinamika nasional, dan bagaimana kita harus menyikapi nanti ke depan dalam rangka untuk pembangunan kekuatan TNI," ujar Purnomo usai sidang kabinet di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta (15/5/2013).
Purnomo menjelaskan, saat ini pemerintah belum akan melakukan perubahan di tubuh TNI. Menurutnya, pemerintah masih melihat berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan di dalam pembangunan kekuatan pertahanan ke depan.
"Panglima TNI juga menyikapi sebaiknya ada langkah-langkah yang dilakukan, tapi tetep berpegang kepada konsep kebijakan zero growth policy, kita tidak menambah lagi kekuatan baru personel terutama, karena personel kita cukup besar. Personel kita itu kalau TNI nya sekitar 460 ribu, sipilnya yang ada di kementerian kita itu 60 ribu lebih, cukup besar," kata Purnomo.
Ia menambahkan, dalam pertemuannya dengan Presiden dibahas empat agenda seperti Alutsista, Sarana-Prasarana, Sumber Daya Manusia dan Kelembagaanya. Saat disinggung soal pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan), Purnomo mengatakan hal itu masih dalam proses.
"Jadi pertemuan bulan depan itu barangkali akan kita tindak lanjuti untuk nanti menyikapi apa yang akan kita lakukan akan kita sikapi. Jadi ini belum tuntas,'pungkasnya.
"Secara khusus tadi kita melihat peta perkembangan sejak beberapa waktu lalu. Dinamika perkembangan global, dinamika regional, dinamika nasional, dan bagaimana kita harus menyikapi nanti ke depan dalam rangka untuk pembangunan kekuatan TNI," ujar Purnomo usai sidang kabinet di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta (15/5/2013).
Purnomo menjelaskan, saat ini pemerintah belum akan melakukan perubahan di tubuh TNI. Menurutnya, pemerintah masih melihat berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan di dalam pembangunan kekuatan pertahanan ke depan.
"Panglima TNI juga menyikapi sebaiknya ada langkah-langkah yang dilakukan, tapi tetep berpegang kepada konsep kebijakan zero growth policy, kita tidak menambah lagi kekuatan baru personel terutama, karena personel kita cukup besar. Personel kita itu kalau TNI nya sekitar 460 ribu, sipilnya yang ada di kementerian kita itu 60 ribu lebih, cukup besar," kata Purnomo.
Ia menambahkan, dalam pertemuannya dengan Presiden dibahas empat agenda seperti Alutsista, Sarana-Prasarana, Sumber Daya Manusia dan Kelembagaanya. Saat disinggung soal pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan), Purnomo mengatakan hal itu masih dalam proses.
"Jadi pertemuan bulan depan itu barangkali akan kita tindak lanjuti untuk nanti menyikapi apa yang akan kita lakukan akan kita sikapi. Jadi ini belum tuntas,'pungkasnya.
Sumber : Detik
Sdh ada kptsn politik untuk mengambil 2 KS dari Ruskie dg fasilitas State Credit????
BalasHapusJAYALAH INDONESIAKU',,,
BalasHapusSetuju kang Bole,kita semua masih berharap kasel KILO tetap bisa hadir dan bersanding dengan kasel U-BOAT,buat saya pribadi kasel buatan 2negara tsb sdh terbukti bagus dan tangguh(rusia-jerman),karena TNI-AL sdh pernah ngerasain kasel2 buatan 2 negara tsb.
BalasHapusNggak demen KS Kilo dah Kuno, sesuai dengan keinginan TNI pilih KS Amur class yang 6 kali lebih killer dibanding Kilo...
BalasHapusMantapp hidup Amur Class
Ingat pembangunan alutsista kita hanya untuk meregenerasi alutsista yang sudah tua TIDAK untuk mengINVASI negara lain ..
BalasHapusJadi saya simpulkan KS Amur class tidak akan di akuisisi *dalam waktu dekat ..
Sekian dan Terima Kasih
kebanyakan rapat....gak ada aksi...mending jadi ibu2 arisan rumpi
BalasHapussama aja kan? RUMPI= Rapat Umum Pimpinan
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusRapat terusss??? Ada duitnya kagak?
BalasHapusujung2nya ngitung komisi
BalasHapus