Jumat, Mei 03, 2013
6
Komisi I DPR meminta pemerintah untuk memperbaiki sistem pengadaan alutsista TNI. Selama ini pengadaan alutsista terkesan dilakukan untuk memenuhi kepentingan vendor dan makelar.
JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman mengapresiasi Presiden SBY yang menyaksikan langsung latihan gabungan TNI dengan sandi Wibawa Yudha II di atas KRI Makassar 590 yang berlayar menuju Situbondo, Jawa Timur, Kamis (2/5).

Sudah selayaknya Presiden SBY mengecek langsung kesiapan TNI melaksanakan fungsi pertahanan negara. Dari kegiatan itu Presiden dapat memastikan bahwa modernisasi alutsista tiga matra TNI sudah terwujud sesuai peta jalan yang disetujui Komisi I DPR.

Komisi I sendiri, kata Hayono, memandang modernisasi alutsista TNI sudah sesuai alur. Hanya, pengadaannya perlu diperbaiki karena masih bergantung pada rekanan atau pihak ketiga. Komisi I meminta pemerintah agar mulai tahun ini pengadaan alutsista dilakukan secara langsung dengan negara produsen. Cara ini untuk menekan pembengkakan biaya akibat praktik makelar.

"Saya merasa bahwa dalam pengadaan alutsista seolah kepentingan vendor yang diutamakan. Padahal seringkali perantara menyebabkan penyimpangan dan penggelembungan dalam pembelian alutsista," kata Hayono Isman kepada JurnalParlemen, Jumat (3/5).

Hayono mengungkapkan, pembahasan program modernisasi alutsista TNI di Komisi I berjalan dinamis. Terkait pembelian tank Leopard misalnya, suara fraksi terbelah antara setuju dan tidak setuju. Mereka yang menolak beralasan bahwa spesifikasi kendaraan lapis baja produksi Jerman itu tidak sesuai kontur dan geografis Indonesia.

Perbedaan pendapat di antara fraksi-fraksi di DPR seperti itu adalah hal biasa. Namun, secara umum bermuara pada tujuan yang sama, meningkatkan kualitas tentara dan kesejahteraan prajurit. "Toh, akhirnya tank Leopard resmi dibeli," kata Hayono.






Sumber : Jurnamen

6 komentar:

  1. Maaf bapak2 semoga ini bukan su'udzon tp kenyataan....bahwa pihak ke-3 itu tumbuh subur krn dibutuhkan oleh negara/perusahaan produsen atau penjual krn tidak mau ribet ngurusi pejabat RI yg "banyak maunya", contoh pernyataan Menhan bahwa pihak ke-3 atau makelar dlm pengadaan sukhoi (PT. Titik titik)atas penunujukan perusahaan produsen sukhoi sendiri bukam pemerintah RI...HAHAHA. Jelaskan pejabat RI banyak maunya sampe negara/perusahaan produsen males jualan langsung krn ribet banyak maunya mending pake makelar utk ngatur...yg penting produsen terima harga bersih tanpa biaya tetek bengek. Mental KORUP dimana2.....makanya pd males urusan dg RI, kapan majunya bangsa ini!!!!!

    BalasHapus
  2. Lha baru tahu atau pu ra2 tdk tahu kalo pe adaan alutsista di koordinir agen n ven dor ya? Bullshit kalo peadaan scr G to G. Kalau benar bagus itu tapi dg catatan g dpt komisi. Sdhlah jgn muna.

    BalasHapus
  3. Bacottt Lhooo... Kapan negara bisa seperti Vietnam Or Singaporev dalam pengadaan alutsista???

    BalasHapus
  4. sama saja DPR ada sebagian juga yg berharap harus pakai uang pelicinnya kalau beli alutsista..garong teriak garong rakyat sudah jenuh dibodohin lebih baik kalau milih pemimpin benar*bertanggung jawab kepada rakyatnya bukanya omdo...

    BalasHapus
  5. Paling gak suka kalo ada anggota hewan yang koar" kayak gini.
    Mreka tuh gaya tutup mata, gayanya gak tau kalo pake makelar.
    Bulshit banget,..
    Padahal mreka selalu di garis depan kalo ada masalh beli" barang.
    Biar dapet komisi besar

    BalasHapus
  6. Iya, benar juga. Siapa sih yang gk mau duit?
    Mental orang Indonesia emang miskin. didikannya
    Belanda sih. Makanya Alat perang di Indonesia
    belinya mahal drpd di negara laen. udah terbiasa
    make komisi. Kalo mau jadi negara maju harus dimajukan dulu pikiran orang2 kita. Hadeh biyung

    BalasHapus