Selasa, Februari 19, 2013
11

JAKARTA-(IDB)Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendukung rencana PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk meluncurkan pesawat berbadan kecil, N219. Pesawat ini diperlukan untuk mengangkut penumpang dan logistik ke daerah-daerah terpencil, seperti Papua, Maluku dan Nusa Tengara Timur (NTT).

"Kalau mau mengembangkan untuk di Papua, NTT, dan Maluku, memang tepat pakai N 219," ujar Dahlan di Pacenongan, Jakarta Pusat, Senin (18/2). Mantan Dirut PLN ini bahkan setuju terhadap penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pengembangan pesawat yang berpenumpang 19 orang ini.

"Kalau ada PMN untuk itu, saya setuju. Nanti ada, misi khusus di Papua karena bandara banyak. Produksi 219 dikaitan membangun Indonesia Timur seperti Papua, NTT dan Maluku," paparnya.

Pesawat tersebut, menurut Dahlan akan menjadi awal dari kebangkitan PT DI dalam industri kedirgantaraan pasca krisis ekonomi 1998. Selain itu, kesulitan desain dan pembuatan N 219 ini jauh lebih mudah dibanding pesawat N 250 karya BJ Habibie. "Ini tidak sesulit dari N 250," pungkas pria yang kerap mengenakan sepatu kets ini.

Merpati Nusantara Airlines bahkan telah siap mengoperasikan N 219 di Papua dan kawasan Indonesia Timur. Untuk mengembangkan N 219, setidaknya PT DI membutuhkan dana minimal Rp 960 miliar atau USD 1 miliar.





Sumber : JPNN

11 komentar:

  1. Kang Nademin. Sepertinya ada yg salah deh tulisannya. Kok Rp.960 milyar atau US$ 1 Milyar. Bukannya Rp.9,6 T.

    BalasHapus
  2. Ya, yg betul 1 M $ buan 9,6 T, kebanyakan nanti pada tergelincir. itu diperlukan untk membuat 3 (tiga) prototype sekitar Rp.400 M sisanya untuk persiapan on line produk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. apa bdanya $1M dngn 9,6T pak???
      1M x 9600 = 9600M or 9,6T

      Hapus
  3. hiihihihi kemunduran. dulu zamannya pak habib malah mo bikin pesawat penumpang jet N2130(tolong direvisi kalo namanya salah) yang muat 130 orang kayak boeing ama airbus. kenapa sih negara kita itu suka dg kemunduran ya? cuman puas dg rencana aja. gak pernah kesampaian. trus malah puas dg kemunduran. hihihih

    BalasHapus
    Balasan
    1. jelas2 beda pasar, n2130 itu pasar pesawat jet angkut sedang, kalau n219 mah pasar pesawat perintis, mau apapun kalo ngasilin duit knp gk? lagian pa di bisa bersaing dgn airbus atau boeing dgn nama yg skrg ini? ambil pasar yg bisa di handle dulu lah

      Hapus
  4. PT DI membutuhkan dana minimal Rp960 miliar atau USD 1 miliar.

    1M itu untuk antisipasi klo ada kekurang dari suku cadang pesawat. Klo tidak ada yah di kembalikan, gitu loh maksud pak dahlan.
    #saveKPK #saveRI

    BalasHapus
  5. kabarnya pesawat karya p.habibie akan diteruskn ank sulungnya tanpa pt.DI. apapun pesawatnya semoga jaya industri penerbangan indo

    BalasHapus
  6. Ikut berdoa aja lah moga moga sukses

    BalasHapus
  7. Kembangkan juga versi kayak hercules atau A400M,dari model dasar N250,kan bs jg bt transport dan militer,brpun pake enjin turboprop bkn jet,pasti laku jga.

    BalasHapus
  8. Helicopterya jg mas bro... Pakai dasar pengembangan NAS 332 super puma/EC 725 cougar,atau BELL 412,buat versi sipil n militernya sekalian.

    BalasHapus
  9. SAYA BEGITU BANGGA DENGAN INDONESIA ....DAN SENANG AKAN BANGKITNYA PT DI

    BalasHapus