Jumat, Desember 21, 2012
2
JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Republik Indonesia dan Malaysia melalui Kementerian Pertahanan dari kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam kegiatan patroli bersama di daerah perbatasan kedua negara. Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perbatasan. Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro saat menggelar Konferensi Pers dengan media massa, Kamis (20/19) usai memimpin Sidang ke-39 General Border Committee Malaysia Indonesia (GBC Malindo) bersama dengan Menhan Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi di Jakarta. 

Lebih lanjut Menhan RI menjelaskan bahwa prinsipnya saat ini kerjasama di wilayah perbatasan itu tidak hanya khusus terkait dengan masalah patroli - patroli militer, tetapi juga mencakup kerjasama lainnya dalam pengembangan lebih lanjut di bidang sosial - ekonomi.

Apalagi, ditambahkan Menhan bahwa di Indonesia sekarang sudah terbentuk Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Jadi, kerjasama ini akan sejalan dengan perjalanan pembangunan nasional yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat di perbatasan, diantaranya selain masalah keamanan juga masalah sosial ekonomi.

Sementara itu, Menhan Malaysia mengatakan bahwa kerjasama antara kedua negara di bidang pertahanan melalui Forum GBC Malinndo telah mencapai kemajuan yang cukup baik, khususnya hubungan kerjasama antara Angkatan Bersenjata dari kedua negara. ”Saat ini, hubungan antarmiliter kedua negara cukup bagus, baik saat melakukan latihan maupun patroli bersama,” ungkapnya.

Lebih lanjut Menhan Malaysia berharap, peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara tidak hanya terbatas dalam hubungan militer dengan militer melalui latihan bersama saja, namun juga diharapkan dapat ditingkatkan lebih luas lagi di bidang – bidang lainnya.

Indonesia Malaysia Punya Peran Penting Terhadap Stabilitas dan Kemajuan Kawasan

Dalam berbagai hal, Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan, serta terdapat pertautan kepentingan (shared interests) baik dalam konteks regional maupun konteks internasional. Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang dalam tataran regional memiliki peran penting yang menentukan stabilitas dan kemajuan kawasan Asia Tenggara.
 
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro saat memimpin Sidang ke-39 General Border Committee Malaysia Indonesia (GBC Malindo) bersama dengan Menhan Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi, Kamis (20/19) di Jakarta. 

Menhan RI mengatakan, implikasi dari posisi geografi Indonesia dan Malaysia yang berada pada cross-roads masyarakat internasional terutama posisi Selat Malaka yang semakin penting, ikut berpengaruh terhadap kompleksitas permasalahan yang akan hadapi dalam berbagai bidang oleh kedua negara di masa mendatang. 
 
Di wilayah perbatasan, masih terdapat permasalahan yang masih belum terselesaikan dan sudah barang tentu memerlukan semangat bersama untuk mencari solusi terbaik. “Disamping itu isu-isu keamanan terutama di wilayah perbatasan masih tetap memerlukan perhatian dan peningkatan usaha kita bersama khususnya dalam mencegah dan mengatasi isu-isu keamanan yang bersifat trans-national”, tambahnya.

Menurut Menhan RI, wilayah perbatasan adalah wilayah terdepan bagi kedua bangsa yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan oleh aktor-aktor yang menjadi pelaku trans-national crimes. Dalam kondisi global dan regional yang semakin tidak menentu (uncertainty), peningkatan usaha dalam bidang security serta memajukan kesejahteraan dan perekonomian semakin diperlukan.

Untuk itu, Menhan RI lebih lanjut berharap melalui forum GBC Malindo ini kedua negara dapat semakin meningkatkan kerjasama melalui agenda-agenda yang lebih konkrit. “Melalui forum GBC Malindo ini, diharapkan dapat mengeksplor bidang-bidang yang dapat dimanfaatkan bersama untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kedua negara”, harap Menhan RI.

Sejauh ini, lebih lanjut Menhan RI mengungkapkan bahwa forum kerjasama Malindo telah mengalami banyak kemajuan dengan hasil-hasil yang konkrit dan dirasakan manfaatnya, baik dalam mengatasi permasalahan keamanan di wilayah perbatasan ke dua negara, maupun dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan, perekonomian dan sosial budaya kedua bangsa. 
 
Kontribusi kerjasama Malindo dapat terlihat dalam peningkatan hubungan pemerintah kedua negara juga hubungan antar bangsa yang semakin erat. Kinerja forum GBC Malindo yang terus meningkat juga ditunjukkan dari jumlah dan jenis aktivitas di berbagai bidang.

Menhan RI berharap, prestasi yang telah dicapai ini akan menjadi modal untuk kedua negara melangkah pada waktu-waktu mendatang dalam meningkatkan hubungan kedua negara. Sidang ke-39 GBC Malindo ini juga merupakan forum yang sangat penting dan strategis dalam memelihara dan meningkatkan hubungan kedua negara.

GBC Malindo menjadi wadah strategis untuk memfasilitasi kepentingan nasional kedua negara. “Seperti kita saksikan dari susunan delegasi GBC Malindo yang mencakup bidang-bidang Operasi dan Non-operasi, serta mencakup aspek security dan prosperity menggambarkan penting dan strategisnya forum ini”ungkap Menhan RI.





Sumber : DMC

2 komentar:

  1. Yg berantakan, nggk terurus, acak kadut itu malah indonesia. Malaysia setahu aku, malah sebaliknya. Bangun kesiangan, bung..

    BalasHapus
  2. Pak Pres diperbatasan di kalimantan dibuat Kodim, shg turunannya kan bersandar dr Kodim(mis,Koramilnya) dan keamanan pasti terjamin serta diikutkan Transmigrasi Purnawirawan/Masyarakat petani. Kesejahteraan perbatasan akan terjamin, penyrobotan tanah pasti tdk terjadi dan kedepannya akan menjadi contoh dunia dlm perbatasan.

    BalasHapus