JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan bahwa sistem pertahanan negara yang ada perlu diselaraskan dengan perkembangan sistem pola pertahanan masa kini.

"Presiden selaku Panglima Tertinggi mengarahkan kita semua (TNI) untuk menyelaraskan doktrin TNI dengan perkembangan saat ini," kata Agus usai upacara penutupan latihan Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Forces/SAF) dalam penanggulangan bencana alam dan pemberian bantuan kemanusiaan "ASEAN Humanitarian Assistance Disaster Relief Exercise" 2011 di Markas Komando Divisi Infanteri-1/Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Kamis.

Menurut dia, kebijakan strategi pertahanan dan kebijakan umum pertahanan di setiap angkatan, baik Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut perlu diselaraskan karena strategi dan sistem pertahanan perlu mengikuti perkembangan di masa kini.

"Sistem pertahanan yang ada sudah berubah, sehingga yang lama perlu direvisi," kata Agus menanggapi arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar TNI menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pola pertahanan yang ada saat ini.

Presiden SBY sebelumnya mengajak jajaran TNI untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pola pertahanan sehingga selalu siap menghadapi ancaman terhadap kedaulatan RI.

Hal tersebut disampaikan Presiden dalam pembekalan kepada perwira tinggi TNI dan perwira menengah setingkat kolonel di Gedung Abdul Haris Nasution, Kompleks Akademi Militer Magelang, Rabu (13/7).

"Doktrin TNI dan pelaksanaan di jajaran Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat meski terus dikembangkan, namun dengan perkembangan di masa kini, keseluruhan perangkat doktrin perlu dimutakhirkan, agar bisa ikuti perkembangan jaman, sehingga TNI siap jawab dan hadapi ancaman," tegas Presiden.

Kepala Negara yang didampingi oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan perlunya pembahasan bersama tentang doktrin pertahanan termasuk juga implementasinya di lapangan seperti pemahaman anggota TNI, pola latihan dan juga alutsista yang tersedia.

"Mutakhirkan dan rumuskan kembali doktrin dari sisi "how to defend" dan "how to fight". Implementasi harus kita pikirkan bersma-sama," katanya.

Ia menambahkan,"jadikan rujukan dalam pengembangan organisasi, gelar kekuatan, modernisasi alutsista, pendidikan dan pelatihan serta kesiagaan."

Kepala Negara menilai pentingnya doktrin karena kaitannya dengan strategi militer khususnya dalam mempertahankan dan mengamankan kedaulatan negara.

"Doktrin TNI dan angkatan semua penting karena masih menjadi rujukan dalam "military campaign" dan "military operation"," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden menambahkan,"apa yang saya lihat, rasakan, ketahui, hampir tujuh tahun menjalankan program pemerintahan, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista yang kita lakukan sering tidak terkoordinasi dengan baik dan kurang mengalir dari strategi pertahanan dan doktrin yang dianut, ini yang saya harapkan kita bisa perbaiki bersama."