Kapal Selam |
KUALA LUMPUR-(IDB): Biaya pemeliharaan dua kapal selam, KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak, oleh Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) diperkirakan mencapai RM50 juta setahun.
Wakil Menteri Pertahanan Datuk Dr Abdul Latiff Ahmad mengatakan biaya juga meliputi layanan dukungan dan logistik untuk kapal selam Scorpene dan tidak termasuk biaya suku cadang.
Menjawab pertanyaan dari Datuk Ibrahim Ali (Independen-Pasir Mas) di Dewan Rakyat Rabu, ia menambahkan bahwa kontrak pemeliharaan peralatan strategis nasional diberikan dan dilaksanakan oleh perusahaan joint-venture, Boustead Naval DCNS Corporation Sdn Bhd, melibatkan perusahaan lokal dan pembuat kapal selam Scorpene.
Abdul Latiff mengatakan itu adalah kontrak enam tahun antara pemerintah dan perusahaan perawatan.
Setiap kapal selam sedang dianggarkan biaya RM25 juta per tahun untuk memastikan bahwa dua alat perang dapat digunakan kapan saja.
Jika perawatan tidak memenuhi harapan RMN, Pemerintah Malaysia bisa klaim perusahaan perawatan sesuai dengan perjanjian ditandatangani."
Malaysia telah memerintahkan kapal selam Scorpene biaya RM3.4 miliar di tahun 2002 dan bersama-sama dibangun oleh DCNS Perancis dan Navantia, sebuah perusahaan kapal selam-bangunan dari Spanyol.
KD Tunku Abdul Rahman tiba di perairan Malaysia pada September 2009 dari Perancis, dan KD Tun Razak di pangkalan RMN di Teluk Sepanggar, Sabah pada bulan Juli 2010.
Untuk pertanyaan lain dari Ibrahim, Abdul Latiff mengatakan kesalahan teknis yang melibatkan KD Tunku Abdul Rahman seperti yang dilaporkan (oleh media) telah diatasi, dari uji perendaman dilakukan pada 22 Feb 2010.
Dilaporkan bahwa masalah mekanik terdeteksi pada 17 Jan, tahun lalu selama pekerjaan perawatan yang dilakukan di dasar Teluk Sepanggar.
Abdul Latiff mengingatkan semua penjuru tidak untuk mengekspos kelemahan atau kekurangan aset pertahanan nasional untuk unsur luar, seperti apa yang sering dilakukan oleh oposisi.
Masalah-masalah teknis yang dihadapi oleh kapal selam adalah masalah biasa yang juga bisa dialami oleh kapal selam Negara lain. Saya merasa bahwa dalam pertahanan nasional dan masalah keamanan, kita harus menjaga rahasia," katanya.
Wakil Menteri Pertahanan Datuk Dr Abdul Latiff Ahmad mengatakan biaya juga meliputi layanan dukungan dan logistik untuk kapal selam Scorpene dan tidak termasuk biaya suku cadang.
Menjawab pertanyaan dari Datuk Ibrahim Ali (Independen-Pasir Mas) di Dewan Rakyat Rabu, ia menambahkan bahwa kontrak pemeliharaan peralatan strategis nasional diberikan dan dilaksanakan oleh perusahaan joint-venture, Boustead Naval DCNS Corporation Sdn Bhd, melibatkan perusahaan lokal dan pembuat kapal selam Scorpene.
Abdul Latiff mengatakan itu adalah kontrak enam tahun antara pemerintah dan perusahaan perawatan.
Setiap kapal selam sedang dianggarkan biaya RM25 juta per tahun untuk memastikan bahwa dua alat perang dapat digunakan kapan saja.
Jika perawatan tidak memenuhi harapan RMN, Pemerintah Malaysia bisa klaim perusahaan perawatan sesuai dengan perjanjian ditandatangani."
Malaysia telah memerintahkan kapal selam Scorpene biaya RM3.4 miliar di tahun 2002 dan bersama-sama dibangun oleh DCNS Perancis dan Navantia, sebuah perusahaan kapal selam-bangunan dari Spanyol.
KD Tunku Abdul Rahman tiba di perairan Malaysia pada September 2009 dari Perancis, dan KD Tun Razak di pangkalan RMN di Teluk Sepanggar, Sabah pada bulan Juli 2010.
Untuk pertanyaan lain dari Ibrahim, Abdul Latiff mengatakan kesalahan teknis yang melibatkan KD Tunku Abdul Rahman seperti yang dilaporkan (oleh media) telah diatasi, dari uji perendaman dilakukan pada 22 Feb 2010.
Dilaporkan bahwa masalah mekanik terdeteksi pada 17 Jan, tahun lalu selama pekerjaan perawatan yang dilakukan di dasar Teluk Sepanggar.
Abdul Latiff mengingatkan semua penjuru tidak untuk mengekspos kelemahan atau kekurangan aset pertahanan nasional untuk unsur luar, seperti apa yang sering dilakukan oleh oposisi.
Masalah-masalah teknis yang dihadapi oleh kapal selam adalah masalah biasa yang juga bisa dialami oleh kapal selam Negara lain. Saya merasa bahwa dalam pertahanan nasional dan masalah keamanan, kita harus menjaga rahasia," katanya.
Abdul Latiff bangga bahwa KD Tunku Rahman berhasil meluncurkan rudal 39 Juli lalu dari kedalaman 55 meter dan mencapai target 40 km.
Ini bersemangat roh para awak kapal selam, meskipun oposisi mengklaim bahwa kedua kapal selam itu bermasalah," katanya.
Ini bersemangat roh para awak kapal selam, meskipun oposisi mengklaim bahwa kedua kapal selam itu bermasalah," katanya.
Sumber: Bernama
0 komentar:
Posting Komentar