Minggu, Agustus 17, 2014
1
DEN PASAR-(DB) : Kematian Sheila Von Weise (62) menarik perhatian Pemerintah Amerika Serikat. Negara ini mengirimkan perwakilan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk ikut mengungkap kasus tersebut. Sheila merupakan warga negara Amerika Serikat yang dibunuh anaknya sendiri Heather Lois (19) dengan dibantu sang kekasih, Schefer Tommy (21).


Kapolresta Denpasar, Komisaris Besar Djoko Hari Utomo menuturkan, FBI datang ke Indonesia untuk membantu proses penyidikan. "Dia datang sejak kemarin dan sementara baru satu orang saja," tutur Djoko, Sabtu 16 Agustus 2014.



Menurutnya, bisa saja keterlibatan FBI membantu penyelidikan kasus ini, berkaitan dengan tindak kriminal tertentu yang dilakukan keduanya di negara adidaya tersebut. 



Namun, kata Djoko, jikapun nantinya kasus pembunuhan ini berkaitan dengan suatu peristiwa, pihaknya tidak mau mengaitkan kasus tersebut.



"Kita tidak mau mengkaitkan dengan yang di sana, karena kita tidak tahu kejadian yang di sana. Kita melihat yang terjadi di sini. Ini korbannya warga Amerika dan pelakunya warga Amerika," tutur Djoko.



Sementara itu, proses penyidikan masih mengalami kendala lantaran pelaku selalu meminta pengacara dari negaranya. Tetapi, Djoko bersikeras bahwa Indonesia memiliki ketentuan hukum tersendiri.



"Ini adalah otoritas di negara kita. Kita punya ketentuan hukum sendiri. Kalau ada pengacara dari AS, tentu harus didampingi pengacara dari Indonesia," papar Djoko.



Djoko mengaku tak memperdulikan sikap tak kooperatif kedua pelaku. Menurutnya, ia telah memiliki dua alat bukti cukup untuk menjerat kedua pelaku. 



"Kita tidak akan mengejar pengakuan pelaku. Kalau maling ngaku, hebat itu. Kita sudah punya alat bukti yang cukup kok," katanya. 




Sumber : Vivanews

1 komentar:

  1. hati hati konspirasi amerika ! berapalah harga 1 nyawa jika di bandingkan dengan presiden yang akan memperpanjang kontrak freeport dan menarik gugatan arbitrase newmont bahkan menyerahkan ladang minyak dan gas di natuna. FBI memang tidak secara menyeluruh memiliki hubungan dengan CIA . tapi siapa yang dapat menjamin bahwa tidak ada keterlibatan intelijen disini . imigrasi kita saja masih sangat lemah bahkan''terjajah'' , dengan bebasnya turis asing bebas melintang dengan modal VISA ON ARRIVAL sebaliknya ketika kita yang akan bepergian ke negara mereka kita akan menghadapi banyak sekali urusan keimigrasian dan belum lagi visa kita akan di tolak untuk alasan yang gak penting sekalipun

    BalasHapus