Kamis, April 03, 2014
3
JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menilai, untuk membangun kekuatan minimum, TNI AL membutuhkan minimal 12 kapal selam. Saat ini TNI AL telah memesan 3 kapal selam Changbogo, termasuk kerja sama Transfer of Technology (ToT) bersama Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) dengan PT PAL Indonesia.

Dalam kerja sama tersebut, 2 kapal selam dengan model DSME 209 itu akan dikerjakan di Korea Selatan dan yang terakhir dikerjakan di Indonesia. Kemenhan yakin tim yang diberangkatkan untuk berlajar di Korea Selatan akan berhasil menerapkannya di Tanah Air.

Kepala Badan Sarana dan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemhan) Laksamana Muda Rachmad Lubis berharap perekonomian di Indonesia semakin membaik. Diharapkan tahun 2029, kebutuhan minimum kekuatan bisa terpenuhi.

"Tahap pertama kita coba adakan 3 unit sekitar US$ 1,08 miliar, waktunya tak kurang ketiganya butuh 7 tahun. Kita harapkan di akhir 2024-2029 kalau ekonomi terus membaik. Diharapkan 12 kapal selam dipenuhi," ucap Rachmad usai mengikuti rapat Rencana Induk Pemenuhan Alpalhankam di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (02/04/2014).

Selain itu, tambah Rachmad, melihat wilayah laut Indonesia yang 50 persen mempunyai kedalam rata-rata di bawah 100 meter, Indonesia juga memerlukan kapal selam kecil (midget). Untuk memenuhi kapal selam kecil, tim dari BPPT dan Dislitbang TNI AL telah mengembangkannya sejak 2007 silam.

"Midget itu kapal selam mini memang perlu. Tapi perairan kita konturnya macam-macam. Kalau laut dalam butuh besar, sedang ya sedang, kalau dangkal ya butuh midget," imbuh jenderal bintang dua ini.

Ada dua tipe yang dikembangkan yaitu midget dengan panjang berbobot 133 ton dengan panjang 22 meter dan panjang 15 meter. Pengembangan masih dilakukan di Laboratorium Hidrodinamik di Surabaya, Jawa Timur, melalui program riset insentif nasional (Insinas).

"Itu tetap kita jaga pengembangan desain tapi belum masuk produksi (massal), baru desain," kata Rachmad.




Sumber : SCTV

3 komentar:

  1. ini baru kapal yg bener2 silent, sprt kapal selam cebol korut yg numbangin kapal perang korsel

    BalasHapus
  2. Anggaran penelitian dan pengembangan sungguh sangat minim yg membuat alutaista dalam negeri melambat dan boleh dikata tersingkirkan

    BalasHapus
  3. Setelah mampu membuat kapal selam kelas Chang Bogo,Ayo buatlah Kilo Type 877EKM versi Indonesia seperti yang telah dilakukan IRAN....,"MAJULAH INDONESIA RAYA"

    BalasHapus