Rabu, Maret 05, 2014
28
JAKARTA-(IDB) : Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) siap mengembangkan pesawat perintis jenis terbaru yaitu N245. LAPAN akan mengeluarkan anggaran hingga Rp 600 miliar untuk membuat dan mengembangkan pesawat ini.
 
Pesawat dengan tingkat jelajah jauh lebih besar dari N219 ini, nantinya dapat mengangkut jumlah penumpang hingga 45 orang. Sebelumnya Mantan Menristek BJ Habibie sempat membuat beberapa prototipe pesawat N250 dengan kapasitas 50 orang penumpang.
 
"Anggarannya besaran kita perkirakan nggak terlalu beda dari pesawat N219. Barangkali harga mesin saja yang beda. Kalau sekarang dengan proyek N219 sebesar Rp 400 miliar dapat 2 pesawat mungkin N245 ini kalau kita coba bikin sekitar 1,5 lebih tinggi atau sekitar Rp 500 hingga Rp 600 miliar," kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN Gunawan S Prabowo kepada detikFinance, Senin (3/3/2014).
 
Menurutnya pesawat N245 adalah proses pengembangan dari pesawat sebelumnya yang sudah ada yaitu CN235. Hanya saja tim ahli LAPAN dibantu PT Dirgantara Indonesia (PT DI) nantinya akan memodifikasi di bagian ekor pesawat. Dengan adanya modifikasi tersebut jumlah penumpang bisa bertambah sebanyak 10 orang menjadi 45 orang. Pesawat CN235 hanya dapat menampung 35 penumpang.
 
"Sebetulnya pesawat jenis ini hanya pengembangan N-235. Hanya di belakang sayap itu pakai pintu belakang ternyata kalau dikonversi bisa menambah tempat duduk sebanyak 10 orang," imbuhnya.
 
Ditargetkan pesawat N245 mulai dilakukan pengembangan pada awal tahun 2017 dan rampung di tahun 2020. Spesifikasi pesawat sepenuhnya dibuat di dalam negeri hanya mesin pesawat masih diimpor dari negara lain. Mesin yang akan digunakan pesawat N245 mempunyai daya jelajah lebih tinggi dan cepat dibandingkan N219 dan CN235. 
 
Sehingga diharapkan dengan adanya pesawat N245 pihak maskapai penerbangan nasional dapat membeli produk pesawat buatan anak bangsa ini. Apalagi di era sekarang bisnis penerbangan perintis sedang naik daun.
 
"Pasar penerbangan perintis semakin besar lalu membangkitkan kembali industri pesawat lokal. N245 dengan jelajah lebih tinggi nantinya diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan Airlines kita," jelasnya.
 
Saat ini PT DI dan LAPAN sedang mengerjakan proyek N219 yang targetnya bisa mengudara dan mulai dikembangkan secara massal di 2016.




Sumber : Detik

28 komentar:

  1. pernah sukses nerbangkan N250, malah ngembangin N245? heran sama pola fikirnya, takut banget maju, mental tempe....

    BalasHapus
  2. lapan bikin mercon aja gak beres, mau bikin pesawat sekarang, =))

    BalasHapus
    Balasan
    1. HAHAHAaA..... loe baru bisa pake emoticon aja bangga. Pamer2x !! Dasar melarat.

      Hapus
  3. Tau apa ano2 diatas?
    Pesawat baru ini teknologinya jauh diatas N250...hemat bahan bakar,jangkauan lebih jauh n memang ada pasarnya kalo dijual...
    Mereka ahli pesawat,mereka tau apa yg mereka kerjakan...jadi komentar ente2 gak pantas...gak punya ilmu tp sok mengerti

    BalasHapus
    Balasan
    1. mantap gan setuujuu

      Hapus
    2. Memang kita ini bukan ahli bikin pesawat, tapi boleh dong menanyakan perihal kegiatan LAPAN atau menurut anda kita yg goblok ini nggak usah nanya2, gituh!

      Hapus
    3. ya boleh,tp jgn juga anggap pemerintah bodoh...kita boleh kritis,tp yg gak boleh itu menghina n mrendahkan bangsa kita sendiri,sepertinya pesawat baling2 ini kuno n gak layak..
      Kritislah secara santun...juga beri masukan yg baik,agar kita jadi maju n besar...

      Hapus
  4. Konsep sudah jelas, sudah terencana, anggaran juga sudah ada, bahan baku logam smelter akan dapat diproduksi tahun 2018, industri otomotif sudah ada, industri smartphone juga sedang rencana migrasi ke ibu pertiwi, industri pesawat sudah ada, industri kapal sudah ada, membangun kapal selam sedang proses, membangun pesawat tempur IFX sedang proses... tinggal berusaha yang tekun, saling rukun, saling toleransi... hanya tinggal waktu saja dan semoga pada 2020 semua teknologi telah dapat dimiliki untuk kesejahteraan dan kemandirian bangsa... Maju Indonesiaku...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Logam smelter? Logam apaan ntuh??? He....he.....he...... Ampiuuun dech ....wkwkwkwk.

      Hapus
  5. Lapan sudah di kendalikan orang gila gak tahu aturan demi fulus .
    Lapan fokus di bidang antariksa yg sampek sekarang jln di tempat
    "Untuk pemerintahan baru harus di investegasi semua proyek peninggalan resim sekarang aku dengar tinggal hitungan bln .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda kira ahli2 yg ada dinegara anda dari mana malon ? .. dari indonesia yg mengharapkan gaji 45 juta dr negara anda.. krn disini digaji 10 juta.. dan mereka kebanyakan dari lapan juga.. wakakakakak... malon itu bisa apa ????.. ngurus kebon sawit aja nggak bisa.. harus nyari TKI.. jng cita2 tinggi deh.. semua karya yg malon buat itu tot atau kerjasama dng ngara lain.. mana ada yg buat sendiri seperti ss2 dll.. hikssss kacian

      Hapus
  6. Untuk membuat mesin pesawat.. kita serahkan saja kepada GMF (garuda mainyenanve facilities).. logika sederhana.. org yg bisa memelihara/perbaikin mesin.. pasti tahu 90% membuatnya... modalin aja pembelian barang pembuatannya.. tenaga ahlinya udah di gaji GMF ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk saat ini masih mustahil orang GMF bisa buat mesin pesawat tanpa riset,
      bahkan sekalas Habibie pun belum bisa buat mesin pesawat, dan habibie sendiri akui itu

      Hapus
  7. Menyimak artikel diatas, sebenarnya bukan membuat design baru pesawat tapi hanya vermak pesawat dimana pintu belakang mungkin akan di tutup dan dengan demikian dapat drubah menjadi tempat duduk untuk 10 orang ( sisi kanan kiri 5 orang).
    Mana ada membuat design pesawat baru cukup dengan 600 milyar?
    Dan sebenarnya yg di kerjakan oleh LAPAN hanya fasilitas laboratorium terowong angin saja.
    Perihal lainnya, tentu pihak PT DI yg mengerjakan karena SDM aeronautika tempatnya disitu.
    Yang nulis artikel saja kurang paham seluk beluk dan proses engineering pembuatan pesawat terbang alias wartawan "bodrex".
    Jadi bukan sesuatu yg luar biasa isi artikel diatas, kecuali kalau merubah struktur airframe pesawat seperti CN - 235 menjadi C - 295 nah itu perlu riset, uji coba dan sertifikasi baru, dan karena sepenuhnya di lakukan oleh pihak Airbus Military Industries maka kita jangan menempelkan huruf CN - 295 tapi seharusnya NC - 295 kalau kita di beri opsi untuk assembling.
    Sekali lagi para penulis artikel jangan nulis sesuatu yg "bombastis" atau muluk-muluk, teliti dulu yg cermat, kaum awam yg nasionalisme bergelora kadang juga nggak rational.
    Emang mudah membuat pabrik smelter, listriknya dari mana, prasarana dan sarana pendukungnya sdh ada belum, pelabuhan bongkar muatnya dimana, investornya siapa, memang pabrik smelter dikira seperti mau bikin pabrik krupuk.
    Ada lagi yg nulis bikin pabrik mesin pesawat terbang di serahkan saja ke "GMF" ( Garuda Maintenance Facility) di Cengkareng dengan alasan sudah bisa memperbaiki mesin pesawat berarti pasti mampu membuat mesin pesawat nanti.
    Jangankan bikin mesin pesawat yg rumit dan bertechnology tinggi segalanya, untuk sekedar nyervis mesin pesawat saja ada tingkatnya dan tidak semua jenis mesin pesawat dapat di tangani "GMF".
    Membuat blok mesin, gardan movil saja kita belum mampu, kita mampunya baru membuat "knalpot"
    jadi jangan asal komenta, kasihan kok kayak gini ya pengetahuan umum mereka.

    BalasHapus
  8. buset deh ini ano ano yg komen, yg paling pertama komen tuh di atas. lha org niat mau bikin pesawat malah dibilang mental tempe...trus maunya piye?..saya ga tau bedanya apa antara N250 ama N245..tapi mbok ya niat baik mau bikin peswat itu dihargai, kok malah dihina-hina. Buat yg komen komen, mbok ya komen yang cerdas, ga usah menghina-hina, kritik tidak sama dengan menghina. udah pada bayar pajak belom? nah..itu yg paling simpel kalo mau berkontribusi (kalo anda bukan ahli peswat dan teknologi bla bla bla bla)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah di bilang itu tulisan wartawan "Bodrex" yg nggak pas. Mau "vermak" pesawat di tulis buat pesawat baru.
      Sdh gitu kalau anda nggak ngerti ya sdh "legowo" mbaca saja nggak usah komen nggak mutu dan kasihanilah yang mbaca tulisanmu.
      Preeettttt.!!!

      Hapus
  9. ano 08.15, jgn marah2...sudah bayar pajak belom?..pulang lah dari warnet cari kerja...itu lebih bagus mengharagai orang yg bisa bikin peswat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa yg marah? Saya hanya ngasih tau kalau mau, kalau nggak juga gpp, dan kalau komen yg agak mutu jangan asal njeplaakk kayak mulut buaya.
      Preeettt.!!!!!

      Hapus
  10. Mau manjangin pesawat CN 235 menjadi CN 245 dan seterusnya itu mudah,serahkan saja ke mak erot....wani piro....

    BalasHapus
  11. ano 08.37..tampaknya anda masih marah, sejujurnya komen saya buat ano yg paling atas. yg bilang mental tempe itu loh, bukan buat anda. tapi anda nyambar aja kayak bensin hehehhe

    -penyuka informasi militer, tapi anti militerisme-

    BalasHapus
  12. Si penulis artikel di atas jellas zekali angota pegembira penguasa.bisanya nikung di migas , haduh.....satu bellom beres ...keluar gqmbar pesawat buat pencitraan . Satu di tangkap muncul kasus besar ke permukaan aneh nya kok gak punya maluu...yaah....malqh bangga di jadi pesakitan kpk ? ....hehe...

    BalasHapus
  13. Terlalu banyak orang yang ber teori di negeri ini alias omdo,tetapi prakteknya kurang....tak de gune.

    BalasHapus
  14. Sudah saatnya mengakuisisi teknologi SU-35 atau F-35....

    BalasHapus
  15. Kita ini jengkel, masih tetap jengkel. bukannya dulu Habibie itu pernah merancang N2130 pesawat jet yang rencananya bisa angkut 100 penumpang ? Emang ya gimanapun juga tetep aja kemunduran jaman to yo. dengan alasan apapun la yaw. tapi harapan kita klo sudah punya rencana ya diwujudkan. jangan terus stop ditengah jalan. Misal: Itu N250 yang dulu itu prototypenya dimana.? kenapa tidak dikembangkan aja N250 yang dulu itu. Eman lho. JAngan suka buang2 duit rakyat terus mandeg ditengah jalan. hayo itu N250 kemana sekarang? Aku dulu bangga sampai haru melihat Kita bisa terbangin N250. apa takut dengan gertak sambal Amrik? Takut dengan Gertakan FAA? aku sing rakyat biasa ora dong, sukane pemerintah buang duit rakyat. Kalau udah punya keinginan cuma mandeg tengah jalan. hayo tanggung jawab! teruskaannn!!!!

    BalasHapus
  16. pliss ,,, pake jet engine ... udah bosen liat alasan turboprop yang katanya hemat avtur :v

    BalasHapus
  17. Tenang ano2.. Smelter allumunium alloy asalnya dari PT. Inalum. Bulan ini udh jdi bumn. Bagi para indo haters, kekalahan kalian sudah dijadwalkan. Merdeka...!

    BalasHapus
  18. ano 04.41, anda salah posting, di sini indo lovers semua. posting di forum jiran aja, jgn lupa pake bahasa inggris ya postingnya. Merdeka.

    -penyuka informasi kemiliteran, tapi anti militerisme-

    BalasHapus
  19. ini pesawat dikhususkan tuk bandaranyanya mempunyai landasan pendek. makanya n-219 dan n-245 sangat cocok untuk bandara seperti ini yg terdapat di indonesia.
    bila bandara berlandasan pendek dipaksakan pesawat sekelas airbus ataupun boeing, maka dijamin pesawat seperti itu akan mendarat diluar jalur landasan. ini akan membahayakan penumpang. kecuali pilotnya lulusan dari RSJ yg memaksakan pesawat sekelas airbus atau boeing mendarat dibandara landasan pendek dan menyebabkan korban bagi penumpangnya dikarenakan pesawat menjadi rusak.
    jadi keputusan PT. DI membuat pesawat n-219 dan n-245 merupakan keputusan yang tepat untuk saat ini dan pasar yang dijangkau oleh PT. DI sangat terbuka lebar untuk kawasan asia-pasifik, afrika dan amerika tengah dan selatan yang bandaranya mempunyai landasan pendek.

    BalasHapus