SINGAPURA-(IDB) : Dibanding penyelenggaraan sebelumnya, Pameran Kedirgantaraan
Singapura 2014 tampak lebih sepi. Tak sedikit hadirin yang mengaku
kecewa dengan menurunkan jumlah pesawat yang unjuk kebolehan di udara.
Tim aerobatik Jupiter dari Indonesia hanya unjuk kebolehan di hari pertama, sementara pada hari berikutnya slot diisi bergiliran The Black Eagles dari Korea dan The Black Knights dari Singapura. Atraksi dibalut beberapa solo flight.
Angkasa yang meliput sejak trade day hari pertama (11 Februari) masih berharap ada keajaiban berupa penambahan atraksi yang mungkin saja terjadi pada public day 15-16
Februari. Begitu pun, Ketua Penyelenggara Jimmy Lau menepis anggapan
bahwa pameran dua tahunan ini telah kehilangan daya tariknya. Pihaknya
meyakini, meski jumlah pesawat yang unjuk kebolehan di udara menurun,
kesepakatan bisnis yang dicapai lebih besar dari yang terjadi pada 2012.
“Kesepakatan bisnis pada 2012 mencapai 31 miliar dollar AS atau
tiga kali lipat dibanding yang tercatat pada 2010, kali ini rekor itu
pasti akan pecah lagi. Saya meyakini karena pameran kedirgantaraan di
Singapura masih menjadi pintu bagi para pengambil keputusan bebagai
perusahaan penerbangan, baik lokal maupun global,” ungkap Jimmy Lau.
Dalam pameran yang masih akan berlangsung antar 11 hingga 16
Februari ini, panitia memperkirakan lebih dari 900 eksibitor, ratusan
delegasi dan tak kurang dari 45.000 pebisnis hadir memenuhi ruang
pameran seluas 40.000 meter persegi. Perusahaan besar seperti Boeing,
Airbus, Bell, Sikorsky, Rolls Royce, Lockheed Martin, Sukhoi, bagaimana
pun masih berharap banyak pada pameran terbesar di wiayah Asia Pasifik
ini.
Jika kesepakatan bisnis padqa pameran sebelumnya lebih banyak
pada pembelian pesawat badan lebar, kali ini – menarik untuk disimak –
cenderung bergeser pada pembelian pesawat komersial regional, perawatan
pesawat dan fasilitas pendukung operasional penerbangan. Kalau pun ada
pembelian dalam jumlah yang fantastis, seperti dikatakan Editor Asian
Airlines & Airports, Jeremy Torr, hal ini terjadi karena di wilayah
Asia marak bermunculan perusahaan penerbangan berbiaya rendah.
Sumber : Angkasa
Makanya singaporn jgn belagu pake ngebatalin undangan ke indonesia, singaporn tnpa indonesia negara miskin. Emangnya siapa yg teken kontrak paling besar di singaporn airshow yg lalu. Lion air dan perushaan-perusahaan indonesia lain nya. Jadi sepikan singaporn ga ada indonesia.
BalasHapusSudah waktunya kita memberi pelajaran kepada Singapura dengan memboikot kunjungan ke Singapura dan membeli barang2 dari Singapura. Boikot ini terbukti sangat efektif, terlihat dari beberapa perusahaan Malaysia yang nggak laku di Indonesia (Petronas, Roti Boy yang kini berganti merek menjadi roti O, dsb). Sebab kalau dihitung berapa juta saja orang Indonesia yang berkunjung ke Singapura per tahun, dan berapa uang yang dibelanjakan di sana per orangnya. Sudah waktunya kita belanja di Batam atau tempat2 lain di Indonesia.
Hapus