Jumat, Februari 28, 2014
18
JAKARTA-(IDB) : Indonesia punya potensi untuk memperkokoh pengaruhnya di arena internasional. Sayangnya, potensi itu masih belum segera diwujudkan lantaran Indonesia belum memiliki instrumen-instrumen yang cukup memadai, seperti masih kecilnya anggaran untuk pembangunan internasional dan pertahanan. 

Pengaruh Indonesia dalam hubungan internasional sebenarnya terus berkembang. Namun, negara ini belum akan menjadi kekuatan besar dalam jangka pendek dan menengah.

Demikian analisis pengamat Indonesia dari Lowy Institute for International Policy, Dave McRae. Dia menguraikan pengamatannya soal perkembangan dan pengaruh Indonesia dalam hubungan internasional melalui laporan berjudul “More Talk than Walk: Indonesia as a Foreign Policy Actor,” yang dikirim ke VIVAnews hari ini.

Menurut dia, berdasarkan jumlah populasi, lokasi geografi, dan potensi ekonomi, di masa depan Indonesia akan memainkan peran lebih besar dalam hubungan internasional ketimbang saat ini. "Namun, sebenarnya, Indonesia kecil kemungkinan untuk langsung tampil sebagai aktor yang lebih berpengaruh secara signifikan dalam lima tahun ke depan untuk bisa naik dari kelompok negara-negara kelas menengah," tulis McRae.

"Bila Indonesia ingin mencapai status sebagai kekuatan besar, seperti yang diperkirakan beberapa pengamat, maka baru akan tercapai dalam jangka waktu yang sangat panjang," lanjut dia.

Dalam analisis setebal 17 halaman itu, McRae menguraikan beberapa elemen yang menjadi potensi dan tantangan Indonesia dalam memperluas pengaruhnya di gelanggang internasional. Selain jumlah penduduk yang besar dan lokasi yang strategis, meningkatnya profil Indonesia di panggung dunia juga berkat kinerja ekonominya yang relatif stabil, rata-rata tumbuh 5,7 persen per tahun dalam satu dekade terakhir.

"Pada 2012 Indonesia tumubuh menjadi ekonomi nomor 16 dunia, naik dari peringkat 27 pada tahun 2000. Pertumbuhan itulah yang membuat Indonesia kini masuk dalam kelompok elit G20," tulis McRae. 

Anggaran Kecil
 

Namun, raihan itu masih dipandang belum cukup bagi Indonesia untuk melesak jadi kekuatan besar dalam beberapa tahun mendatang. Pengaruhnya masih kecil. Salah satu faktor pertimbangan, Indonesia masih sedikit menyisihkan anggarannya untuk membantu pembangunan di luar negeri.

Menurut perhitungan kelompok negara OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan), Indonesia pada 2010 baru mengeluarkan sekitar US$10 juta untuk membantu pembangunan negara-negara tetangga yang masih miskin. Pada tahun yang sama, China menyisihkan sekitar US$2 miliar, Brazil US$500 juta, India US$640 juta dan Afrika Selatan US$118 juta.  

Selain itu, menurut McRae, Indonesia belum didukung dukungan militer yang memadai untuk menjadi negara kuat. Meski sudah bertekad membiayai anggaran pertahanan sebesar 1,5 persen dari total Produk Domestik Bruto (GDP), belanja militer Indonesia masih di bawah 1 persen dari GDP.

Anggaran tahunan belanja pertahanan RI pun masih sepertiganya dari Australia dan belum sebanyak Singapura, tulis McRae dengan mengutip angka dari Stockholm Institute for International Peace Research dalam laporan "SIPRI Yearbook 2013: Armaments, Disarmament and International Security." 

Dia juga mengutarakan bahwa kebijakan luar negeri RI akan ditentukan oleh empat faktor. Pertama, Indonesia memproyeksikan citranya sebagai kekuatan besar meski kemampuannya masih tergolong kekuatan menengah. Kedua, Indonesia akan tetap non-blok namun cenderung mendekat ke AS.

Ketiga, ASEAN masih tetap menjadi platform utama bagi Indonesia dalam menyampaikan aspirasi di tingkat kawasan dan internasional. Faktor keempat, lanjut McRae, Indonesia akan lebih aktif dalam menyuarakan isu-isu yang menyangkut umat Muslim ketimbang mendorong kebijakan luar negeri yang Islami.    
 
Terkait Indonesia-Australia, McRae melihat hubungan bilateral kedua negara itu tidak akan seerat seperti yang diperkirakan sebelumnya, apalagi saat kedua pemerintah sedang berseteru soal skandal penyadapan dan kontroversi penanganan pencari suaka atau imigran gelap. "Hubungan Indonesia dengan Australia kecil kemungkinan menjadi prioritas kebijakan luar negeri dalam beberapa tahun mendatang," lanjut McRae. 




Sumber : Vivanews

18 komentar:

  1. Bukan berpotensi , bukan mendahului yg di atas . " pasti jadi kekuatan dunia asal dengan sarat : indonesia punya peminpin bukan dari kalangan kruptor .
    Gimana mau maju menghadapi jendral manegert freeport ajaa...pontang panting uu minerba langsung di revisi .
    Indonesia kalau pingin maju di segala matra harus memilih peminpin berani ambil resiko buat ke majuan bangsa .

    BalasHapus
  2. Indonesia berpotensi menjadi kekuatan besar dunia,sayang nya itu masih kata benda belum menjadi kata kerja....

    BalasHapus
  3. Dua anonim diatas baiknya Anda kuliah dulu biar SDM kita yg berkwalitas bertambah banyak!

    BalasHapus
  4. Kuliahnya jgn ke china, ya!
    krn china dah dikendalikan militer Indonesia didikan barat.

    BalasHapus
  5. hitungan secara kontolnya memang paling banyak indon, tapi kwality jauh...haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, emang kontol loe berkwality ?? Gw rasa kaga, yang pasti otak loe berkwality ngeres tapi kontol loe tidak, aamiin

      Hapus
    2. Hadeuhhh..., ini sudah tahun 2014 masih ada gitu koment2 seperti ano 16.32 ini. menyedihkan sekali bro.

      Hapus
    3. hai bangsat anjing ano16.32. celeng tempik kowe!! Banjingan kowe Malon!! dasar orang Malon pemakan kotoran babi !!

      Hapus
    4. halo camana ket malay..?? dah de kwality kah?? jet pejuang pun nak sewa tak de wang nak beli.. cam tu nak cakap malay lebih berkwality? malay dah tak de arti ket kawasan ni... xixixixi

      Hapus
  6. Iya,asal indonesia punya pemimpin yg tdk mental koruptor,lht anak buah lg marak koruptor di diamin saja,sekali kali ngomong kek wacana hukuman berat kek,wong orang bawa narkotik saja di kasih remisi khusus...biar enakan

    BalasHapus
  7. Ada malingsia nyasar dimari... Gimana lon kabar sulu, scorpenis, james shoal.?

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Lo jg!
      malah mulut lo, mo busuk dimakan cacing!
      Hehehehehe...

      Hapus
  9. Pengamat itu ada benarnya, smoga lebih cepat terwujud Indonesia pasti bisa, karena semua potensi ada, kwalitas SDM ada, memang tinggal mental para politikus. Kalau semua politikus Pro Rakyat, Pro NKRI tidak mengutamakan kepentingan pribadi dan partainya. dalam 10 tahun kedepan Indonesia bisa menjadi kekuatan besar Dunia.Masalahnya yang pro rakyat yang proNKRI jumlahnya sedikit. Mudah mudahan pengamat ini dan tulisan rakyat jelata ini dibaca para politikus.

    BalasHapus
  10. Mumpung lagi mau pemilu ayo pilim presiden yang mau menganggarkan sektor pertahanan lebih dari 3 persen GDP.Memiliki rasa aman adalah kebutuhan dasar manusia . Saat ini rasa aman itu tidak dipunyai saudara kita yang jadi nelayan di selat malaka,pesisir kepulauan nusa tenggara berbatasan ausit,Kalimantan timur dan daerah daerah perbatasan lainnya seperti Natuna.Jadi kebutuhan pertahanan harus di perhatikan dengan serius.Pembelian platform senjata harus komplit dengan senjata dan kelengkapannya.Kebiasaan kita beli peralatan perang yang tidak komplit harus dihilangkan.Contoh pesawat patroli maritim kita seperti CN 235 kita tidak sekomplit punya turki maupun korsel padahal yang bikin Pt DI,Kapal sigma kita tidak sekomplit punya Vietnam,kcr 60 kita tidak selengkap punya Mesir yang full weapon.Sukhoi kita tidak segarang punya jiran dan masih banyak lainnya...Kita harus berani mengkritik diri sendiri agar lebih baik.

    BalasHapus
  11. indonesia tak punya pesaing di asia pasifik

    BalasHapus