JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat serah
terima mengatakan, kekuatan TNI Angkatan Udara berangsur-angsur terus
meningkat seiring bertambahnya alat utama sistem senjata (alutsista) TNI
AU pada 2014 ini.
"Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pada tahun ini, sejumlah pesawat tempur yang telah dipesan akan berdatangan dan makin memperkuat TNI AU" kata Purnomo.
Menhan menambahkan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan Amerika Serikat sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skuadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.
Disamping itu, juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.
Menhan juga mengungkapkan, untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerja sama produksi antara PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skuadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.
Dalam rangka mendukung kegiatan airlif dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang sudah mulai tiba secara bertahap.
TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skuadron.
Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang direncananya akan menjadi 24 unit.
Menhan menambahkan, untuk "rotary wing", telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helly Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helly Full Combat SAR EC-725 Caugar dari Euro Copter sebanyak 6 unit.
"Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pada tahun ini, sejumlah pesawat tempur yang telah dipesan akan berdatangan dan makin memperkuat TNI AU" kata Purnomo.
Menhan menambahkan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan Amerika Serikat sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skuadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.
Disamping itu, juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.
Menhan juga mengungkapkan, untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerja sama produksi antara PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skuadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.
Dalam rangka mendukung kegiatan airlif dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang sudah mulai tiba secara bertahap.
TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skuadron.
Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang direncananya akan menjadi 24 unit.
Menhan menambahkan, untuk "rotary wing", telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helly Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helly Full Combat SAR EC-725 Caugar dari Euro Copter sebanyak 6 unit.
Sedangkan
untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU
(Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 batere/6 firing unit buatan
Rainmetall Air Defence Switserland untuk satuan-satuan di Korps Paskhas
TNI AU 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa
lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai.
KASAU : Di Luar 100 KM, Pesawat Indonesia Masih Efektif Kejar Ancaman
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia
mengatakan, untuk jarak hingga lebih dari 100 kilometer (km),
pesawat-pesawat AU masih sanggup melakukan pengejaran terhadap sumber
ancaman.
Sistem pertahahan AU Indonesia, kata dia, mendesain tiga sasaran dari
titik pusat. Diharapkan, ancaman yang datang ke wilayah Indonesia bisa
dijangkau atau dikejar dengan jarak yang makin jauh pada waktu-waktu
yang akan datang.
"Apabila sasarannya di luar 100 kilometer, maka pesawat masih efektif
mengejar," demikian disampaikan KASAU di kawasan Halim Perdanakusuma,
Jakarta, Kamis (13/2).
Hal tersebut disampaikan KASAU dalam rangka serah terima 16 unit
pesawat tempur Indonesia yang baru T50i Golden Eagle yang diimpor dari
Korea Selatan.
"Untuk pertahanan itu TNI AU sangat siap dengan pesawat tempur dengan
rudalnya. Titik poin akan ada serangan udaranya masing-masing," kata
Ida Bagus Putu Dunia lagi.
Sumber : BeritaSatu
"Di Luar 100 KM, Pesawat Indonesia Masih Efektif Kejar Ancaman"
BalasHapusDan itu belum termasuk daya jelajah rudal yang ditembak dari pesawat itu lho!
Kalau pesawat latih Jet tempurnya saja 16 unit,,, dan pesawat latih tempur baling-baling 16 unit itu artinya skwadron pesawat tempur utamanya udah pasti lebih dari 10 X 16 unit,,, akakakakakakakk
BalasHapusgitu dong pak menhan,alutsista udara dan laut yang harus diperbaharui dan diperbanyak,,,,jangan darat....pak,,,minimal para tetangga bergidik bulu kuduknya,,,,,kedaulatan jangan setengah hat i......
BalasHapus