Selasa, Februari 11, 2014
12
PAPUA-(IDB) : Sikap tentara Papua New Guinea terhadap nelayan Indonesia di perairan Torasi, Merauke dikecam DPRD Papua. Tindakan membakar perahu lalu merampas isinya sampai para nelayan harus berenang berkilo-kilo meter, dianggap arogan dan tidak manusiawi.

Itu dituturkan Ketua DPRD Papua, Deerd Tabuni, Senin, 10 Februari 2014. “Tindakan Tentara PNG merupakan kejahatan besar dan tidak manusiawi, bahkan masuk dalam kategori pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM),” tegasnya.

Ia juga menyebut, tentara PNG sebagai bandit bersenjata. Apalagi, mereka melakukannya terhadap nelayan Indonesia yang memiliki dokumen untuk memasuki PNG. Menurut Deerd, para nelayan sudah kerap berdagang ke daerah itu.

Kalaupun nelayan Indonesia memang salah, tetap tak layak diperlakukan demikian. “Kan bisa diproses sesuai hukum yang berlaku dengan cara manusiawi. Nanti pemerintah kita tinggal menggunakan jalur diplomatik,” imbuh politisi Partai Golkar itu.

Deerd pun meminta, otoritas Indonesia segera menyelidiki insiden itu. Mengingat, masih ada lima nelayan yang hilang terkait kejadian itu. Ia berharap, pihak berwenang bertindak cepat sembari melakukan pencarian terhadap mereka.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua I DPRD Papua, Yunus Wonda. Sejak lama, sudah ada hubungan tradisional antara masyarakat Indonesia di perbatasan dengan masyarakat PNG. Karenanya, Yunus berharap pemerintah segera melayangkan nota protes.

“Pemerintah harus bersikap tegas, memprotes aksi itu secara resmi ke Pemerintah PNG,” ujarnya.

Masih Mencari

 
Sementara itu, upaya pencarian terhadap lima nelayan yang hilang masih berlanjut hingga kini. Pasukan marinir yang bertugas di Pos Torasi Merauke masih mencari di sekitar perairan Perbatasan RI-PNG.

Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen (Mar) Buyung Lalana saat dihubungi via telepon seluler mengatakan, ada sekitar 50 personel yang diterjunkan mencari. Mereka juga melibatkan lima nelayan yang selamat.

TNI AL sengaja tidak berkoordinasi dengan Tentara PNG. “Kami tak melibatkan Tentara PNG, sebab mereka penyebab hilangnya lima nelayan itu. Mereka membakar perahunya dan menyuruh berenang,” kata Buyung.

Akibat kejadian itu, nelayan mengalami kerugian berupa uang sebesar 160 Kina atau setara Rp480 juta, rokok, dan bahan bakar.



Sumber : Vivanews

12 komentar:

  1. lawan tetangga2 nakal !!
    sialan !

    BalasHapus
  2. Singapura dan PNG sama mau ngejilat Australia sepupu Inggris ,,, Hai Mister Abbot we support you ,,, me Sing a Porn and Papa New Vagina support you ,,,,

    Kata SBY,,,, 'mang gue pikirin"

    akakakakakakakakakakakkkk

    BalasHapus
  3. Pemerintah skali2 harus menunjukan ketegasannya. Kita ini bangsa besar jangan mudah dipermalukan bangsa2 kecil trsbt. Pak presiden segera perintahkan agar Papua nugini segera di rudal sj tanpa peringatan.

    BalasHapus
  4. Siakan Yakhon ak BY,,,,,,,,,

    BalasHapus
  5. anjir, ni kroco brani bener sama indonesia
    ada yang mback-up(Asutralia, us) apa?

    BalasHapus
  6. kita pancing tentara PNG masuk wilayah indonesia, begitu masuk perangkap hajar.

    BalasHapus
  7. mereka ga punya corvet kan? hajar aja.

    BalasHapus
  8. kita bisa saja kasar ma singapur dg menghentikan kerja sama ekonomi walau imbasnya fiskal negara defisit dan ma PNG kita pun bisa tegas dg mengusir semua penduduk PNG yg nyerobot tanah dipapua tapi semua tindakan itu ada resikonya berani tidak kita semua menanggungnya

    BalasHapus
  9. daftarkan gugatan ke pengadilan international, itu bukan perlaku tentanra tapi perampok dipersenjatai, ngawur sekali !!!

    BalasHapus
  10. Kirim Kopasus, culik tentara PNG yg ada di lokasi kejadian, bawa ke Surabaya... suruh pulang ke PNG dgn cara berenang dari Surabaya sambil telanjang!

    BalasHapus