Selasa, Februari 11, 2014
3
JAKARTA-(IDB) : Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso menilai Singapura tidak perlu merasa lebih hebat dari Indonesia sehingga memprotes penamaan KRI Usman-Harun.

"Singapura jangan aneh-anehlah, jangan merasa dia lebih hebat dari kita. Kenapa dia ribut? Belanda yang lebih besar saja enggak ribut kita gunakan nama-nama musuh mereka dulu. Musuh mereka itu pahlawan kita," kata Sutiyoso di Jakarta, Senin.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, nama Soekarno, Mohammad Hatta, Sudirman atau Diponegoro yang merupakan musuh Belanda di zaman penjajahan saat ini digunakan sebagai nama jalan atau bandar udara.

"Belanda sendiri enggak marah, begitu harusnya kita pakai (nama itu)," ujarnya.

Pria yang kerap disapa Bang Yos itu juga menilai politik luar negeri harus kuat agar bisa meningkatkan kemanan. Sebagai negara besar, Indonesia tidak bisa terus menerus "diledek" negara tetangga.

"Politik luar negeri kita jangan lembek seperti sekarang. Singapura itu negara kecil, berani nantangin kita. Dia kaya karena orang kita sering kesana saja," katanya.

Mantan Wakil Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu juga menambahkan sangat mengapresiasi jasa Usman dan Harun karena telah mempertaruhkan nyawa dalam mengemban tugas negara.

"Saya sangat memberikan apresiasi kepada dua manusia katak marinir itu, mereka mempertaruhkan nyawanya untuk Republik, mengemban amanah negara. Kita patut hargai mereka, jangan mundur karena itu. Kalau perlu, (namanya) ditulis lebih besar lagi di atas kapal," ujarnya.

Sebelumnya pemerintah Singapura menyatakan keprihatinannya atas penamaan kapal perang baru milik TNI Angkatan Laut dengan nama KRI Usman Harun.

Penamaan kapal itu diambil dari nama dua pahlawan nasional Indonesia yaitu Usman Haji Mohamad Ali dan Harun Said. Kedua pahlawan itu mengebom MacDonald House, Orchard Road, Singapura yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang.

Sementara itu Pemerintah Indonesia menyatakan penamaan KRI itu sudah sesuai tatanan, prosedur, dan penilaian yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, pemerintah menegaskan tidak boleh ada satu negara pun yang mengintervensi Indonesia untuk menentukan seseorang mendapat kehormatan sebagai pahlawan. 

Wakasal : KRI Usman Harun Sudah Final


Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Hari Bowo mengatakan, penamaan Kapal Republik Indonesia (KRI) Usman Harun yang segera memperkuat armada matra kerjanya sudah final, meski mendapat protes dari Singapura.

"Penamaan sudah final. Kami tidak ada masalah," ujarnya di Batam, usai menghadiri peresmian KN Kuda Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Sabtu.

Ia mengatakan, KRI Usman Harun akan digunakan untuk Armada RI Kawasan Timur (Armatim), namun bisa juga dioperasikan untuk pengamanan seluruh wilayah perairan Indonesia.

"Akan ditempatkan di armada wilayah Timur. Namun, bisa beroperasi di seluruh wilayah," katanya.

Bagi TNI AL, dikemukakannya, tidak ada masalah meski Singapura keberatan atas penamaan kapal tersebut.

Pemerintah Singapura beberapa waktu lalu menyatakan keprihatinannya atas penamaan KRI Usman Harun karena dikaitkan dengan konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia tahun 1962-1966.

Akibat konfrontasi tersebut, pada 10 Maret 1965 dua anggota Korps Komando atau KKO (kini Marinir) Indonesia, yakni Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said melakukan pengeboman di MacDonald House, Orchard Road, Singapura, yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya.

Gabungan dua nama Usman dan Harun inilah yang saat ini dipakai sebagai nama kapal Angkatan Laut yang baru.  




Sumber : Antara

3 komentar:

  1. Maklum pak,,, Singapura, Australia dan Papua New Guinea sedang cari perhatian AS ,,, mereka buat ulah agar ada perhatian AS dan Inggris untuk tidak mengobral alutsistanya ke kita ,,, agar jangan dipakai untuk menggebuk mereka ,,, jadi politiknya ya bikin ulah duluan lah!
    Menurut mereka Indonesia sekarang kan lagi lemah ,,, ada masalah dengan australia, ada masalah dengan AS karena larangan ekspor minerba yang memberangus Freeport, ada bencana alam gunung banjir dan lainnya ditambah lagi fakumnya pemerintah dan meningkatnya suhu politik menjelang Pemilu !!!
    Semua itu adalah suatu skenario terpadu,,, sekarang masalahnya rakyat Indonesia jangan terpengaruhlah ,,, malah situasi dengan negara tetangga seharusnya kita pakai untuk memilih Presiden yang militan tapi berbobot seperti Prabowo gitu looh ,,, akakakakakakakakakakakkk

    BalasHapus
  2. Memang sangat bermanfaat jika kita membaca di media seperti ini. Kapanpun setiap saat bisa mengakses dan tidak akan ketinggalan berita. Mari rajin membaca biar tambah pengetahuan kita.

    BalasHapus
  3. Kami masayarakat dan pasukan cadangan Polri siap tempur pak president (sudah gatak ini tangan)

    BalasHapus