BANDUNG-(IDB) : Pabrikan pesawat dunia seperti Boeing dan Airbus pada 2013 mampu
memproduksi dan mengirimkan ratusan pesawat ke berbagai penjuru dunia.
Bagaimana dengan pabrik pesawat dan helikopter asal Indonesia, yaitu PT
Dirgantara Indonesia (PTDI)?
PTDI merupakan BUMN yang bermarkas di Bandung Jawa Barat, mampu menyelesaikan perakitan dan pengiriman hingga 5 unit pesawat terbang dan 19 helikopter pesanan Kementerian Pertahanan (TNI AD, TNI AL, TNI AU), Kepolisian hingga Basarnas.
"Pesawat CN 295 sebanyak 3 unit, CN 235 sebanyak 2 unit, helikopter SAR AS365 N3+ Dauphin sebanyak 2 unit, helikopter Bell 412 EP sebanyak 17 unit," kata Manajer Komunikasi PTDI Sonny Saleh Ibrahim, Selasa (14/1/2014).
PTDI juga meraih kontrak baru pada 2013 sebesar Rp 4,4 triliun dan penjualan sebesar Rp 3,3 triliun. Untuk tahun 2014 hingga 2015, PTDI menargetkan bisa menyelesaikan dan mengirimkan berbagai pesanan pesawat dan helikopter ke dalam dan luar negeri.
Pesanan pesawat dan helikopter yang harus diselesaikan antara lain: CN 235 Patroli Maritim sebanyak 2 unit ke TNI AL, CN 235 MPA sebanyak 1 unit ke TNI AU, NC 212-200 sebanyak 1 unit ke TNI AU, CN 295 sebanyak 6 unit ke TNI AU, NC 212-400 sebanyak 2 unit ke Militer Filipina, NC 212-400 sebanyak 1 unit ke Thailand, helikopter NAS Super Puma sebanyak 2 unit ke TNI AU, helikopter EC725 Super Cougar sebanyak 6 unit ke TNI AU, helikopter Bell 412 EP sebanyak 16 unit ke TNI AD, helikopter SAR AS365 N3+ Dauphin sebanyak 2 unit ke Basarnas, helikopter AS 550 Fennec sebanyak 12 unit ke TNI AD, helikopter AS-565 Panther sebanyak 11 unit ke TNI AL..
PTDI merupakan BUMN yang bermarkas di Bandung Jawa Barat, mampu menyelesaikan perakitan dan pengiriman hingga 5 unit pesawat terbang dan 19 helikopter pesanan Kementerian Pertahanan (TNI AD, TNI AL, TNI AU), Kepolisian hingga Basarnas.
"Pesawat CN 295 sebanyak 3 unit, CN 235 sebanyak 2 unit, helikopter SAR AS365 N3+ Dauphin sebanyak 2 unit, helikopter Bell 412 EP sebanyak 17 unit," kata Manajer Komunikasi PTDI Sonny Saleh Ibrahim, Selasa (14/1/2014).
PTDI juga meraih kontrak baru pada 2013 sebesar Rp 4,4 triliun dan penjualan sebesar Rp 3,3 triliun. Untuk tahun 2014 hingga 2015, PTDI menargetkan bisa menyelesaikan dan mengirimkan berbagai pesanan pesawat dan helikopter ke dalam dan luar negeri.
Pesanan pesawat dan helikopter yang harus diselesaikan antara lain: CN 235 Patroli Maritim sebanyak 2 unit ke TNI AL, CN 235 MPA sebanyak 1 unit ke TNI AU, NC 212-200 sebanyak 1 unit ke TNI AU, CN 295 sebanyak 6 unit ke TNI AU, NC 212-400 sebanyak 2 unit ke Militer Filipina, NC 212-400 sebanyak 1 unit ke Thailand, helikopter NAS Super Puma sebanyak 2 unit ke TNI AU, helikopter EC725 Super Cougar sebanyak 6 unit ke TNI AU, helikopter Bell 412 EP sebanyak 16 unit ke TNI AD, helikopter SAR AS365 N3+ Dauphin sebanyak 2 unit ke Basarnas, helikopter AS 550 Fennec sebanyak 12 unit ke TNI AD, helikopter AS-565 Panther sebanyak 11 unit ke TNI AL..
Sumber : Detik
Banyak untung kok engga ada inovasi produk samasekali
BalasHapusDari dulu mereka berinovasi kok. Nggak usah tunggu untung. N250, N2130 itu inovasi mereka. Masalah pesawatnya jadi produksi masal ato nggak itu salah pemerintah yang kasih duit. Soalnya jaman orba kan duit IPTN dari subsidi pemerintah semua.
HapusInovasi terbaru PTDI sekarang adalah N219. Duitnya? Ya dari hasil jualan pesawat2x yang diberitakan diatas itu.
Omzet boleh di koar-koarkan, yg penting mampu g dari omzet yg segede gajah itu membuat sejahtera karyawan dan penambahan asset baru.
HapusJangan sampai nanti "mewek" lagi minta di suapin glontoran modal dari pemerintah.
Kalau mau fair, buat annual report keuangan publikasikan ke umum, agar masyarakat dapat ikut memantau sebenarnya masih layak atau tidak industri pesawat terbang ini.
Senengnya ngumbar berita se-olah2x PT DI sdh "mampu" bangget.
Itu mah pencitraan.!!!!!
Tanggal 14 Januari 2014, AU Filipina menangkan CN295 dalam proses tender. Sebanyak 3 unit CN295 pesanan AU Filipina akan dirakit PTDI
BalasHapusYang untung besar ya Airbus Military, PT DI dapat upah ngrakit doang, kasian.........
HapusHarusnya cn - 235 yg di genjot pemasarannya.
btl , PT DI hanya rakit doang .. untung dikit .abis lagi untuk ini dan itu .. kalau emang untung gd bisa ngga karyawan nya sejahtera ..
HapusIni salah satu strategy PT Dirgantara Indonesia untuk tetap exsis di dunia penerbangan dengan merangkul Airbus Military (pendek kata menjadi tukang jahit lagipun tidak apa apa, sambil jalan PT DI mengumpulkan modal untuk bangkit lagi) ini sebenarnya tidak lepas dari anjuran IMF di tahun 1998,yang belakangan baru ketahuan kalau IMF itu mendapat pesanan dari Konsorsium Eropa supaya menggagalkan proyek N2130 karena kalau proyek itu terus jalan bukan tidak mungkin akan menjadi saingan pesawat pesawat buatan Airbus.
Hapussebentar lagi PT Dirgantara Indonesia akan mulai memproduksi pesawat rancangan sendiri yaitu pesawat N219,dari situlah titik awal kebangkitan lagi PT Dirgantara Indonesia,maju terus PT Dirgantara Indonesia.
Tunjukkan prestasi baru koar2x.
Hapusmaju terus PT DI...
BalasHapusWaaah... banyak yang ex IPTN status PHK bikin komen2x disini yah. Biasanya sih yang di PHK itu justru yang nggak punya prestasi. :d
BalasHapusMembuat N219 itu suatu kemunduran... Kenapa tidak buat pesawat jet sekelas N2130?
BalasHapus